6 HAL TENTANG MENJALIN RELASI DENGAN BAIK
|Fokus Hidup – “Mengapa dan untuk apa seseorang harus menjalin relasi yang baik dengan sesamanya? Apa saja hambatan, prinsip dan cara, dan keuntungan dalam menjalin relasi? Simak artikel yang berjudul, 6 Hal tentang Menjalin Relasi dengan Baik ini.”
Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial, yakni saling membutuhkan satu sama lain, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun seluruh aspek kehidupan. Kita membutuhkan teman hidup, rekan kerja, sahabat, dsb. Kita seharusnya menjalin relasi dengan baik.
Bayangkan saja jika di dunia ini tidak ada orang lain, hanya diri kita sendiri, apa jadinya?
Karena itu, Tuhan menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam dan memberkati serta berfirman, “… beranakcuculah dan penuhilah bumi ….” (Kej 1:28).
Yang menjadi persoalan adalah seringkali hubungan yang baik dengan sesama terkadang sulit terjalin. Tidak jarang menimbulkan pertengkaran, pertentangan, persaingan, kebencian, dendam, dan iri hati. Akibatnya, hubungan yang baik tidak terealisasi.
Oleh karena itu, artikel ini membahas tentang menjalin relasi yang baik terhadap sesama.
Arti Menjalin Relasi
Kata “menjalin” dalam KBBI, artinya mengadakan atau mewujudkan, sedangkan “relasi” ialah hubungan atau pertalian. Dari definisi tersebut, menjalin relasi berarti mengadakan hubungan atau pertalian.
Maksud seseorang menjalin relasi tentu agar terciptanya keharmonisan, kerja sama, dan korelasi yang baik dengan sesama. Agar tujuan tercapai maka kita perlu menjalin relasi dengan sesama. Tentunya, ada upaya atau usaha yang harus dilakukan dalam menjalin relasi.
Baca juga: 7 FAKTA TUHAN YESUS MATI PADA HARI JUMAT
Berikut ini adalah penjelasan historis dosa merusak relasi dan insiatif Tuhan dalam menyelamatkan manusia dengan kasih-Nya, teladan Yesus dalam menjalin relasi dan ajaran Paulus mengenai menjalin relasi dengan sesama.
Selanjutnya dijelaskan hambatan-hambatan seseorang membangun relasi dengan sesama, prinsip dan cara membangun relasi, serta keuntungan dalam menjalin relasi dengan baik.
1. Dosa merusak relasi dengan Tuhan dan sesama
Dalam kisah penciptaan, dijelaskan bahwa Tuhan menciptakan dunia ini dengan kualitas terbaik, “… sungguh amat baik ….” (Kej 1:31), dan diperuntukkan kepada makhluk yang dikasihi-Nya, yakni manusia.
Awalnya di Taman Eden, relasi manusia dengan Tuhan begitu indah. Namun karena kejatuhan manusia di dalam dosa (Kej 3), relasi dengan Tuhan terputus dan manusia kehilangan kemuliaan Allah (Rm 3:23), terbuang dari Taman Eden, bahkan mengalami kematian jasmani.
Dosa telah merusak relasi manusia dengan Tuhan dan sesama. Tetapi, kepedulian dan kasih Tuhan terhadap manusia tidak berakhir, malah menakjubkan, ada inisiatif dari Tuhan untuk merangkul manusia dengan kasih-Nya.
Ia tidak pernah berhenti mengasihi manusia. Meski manusia telah gagal, Ia terus berupaya menjalin relasi dan memberikan sarana pembenaran bagi umat-Nya, yakni hukum Taurat.
Tetapi, hukum Taurat pun tidak mampu menyelamatkan. Tidak sampai di situ, dengan karya Allah yang mulia di dalam Yesus melalui pengorbanan-Nya, Ia kembali memulihkan hubungan yang terputus. Manusia dapat menjalin relasi dengan Tuhan melalui Kristus (Rm 3:23-26).
2. Teladan Yesus dalam menjalin relasi
Pelayanan Kristus di dunia selama tiga setengah tahun memberikan teladan yang baik bagi orang percaya dalam menjalin relasi.
Pertama, Relasi Kristus dengan Bapa di Sorga sangat baik. Terbukti Ia berkata bahwa Ia di utus oleh Bapa, melakukan perintah Bapa, bahkan taat sampai mati (Flp 2:6-8).
Kedua, Relasi Yesus dengan keluarga pun sangat baik. Pasca kematian Yusuf, diperkirakan Tuhan Yesus menjadi tulang punggung keluarga. Menjelang kematian-Nya di Kayu Salib, Kristus menitipkan Ibu-Nya kepada murid-Nya (Yoh 19:26-27). Bahkan, keluarga-Nya melayani Tuhan, salah satunya Yakobus saudara Yesus.
Ketiga, Relasi Yesus dengan murid-muridNya sangat baik. Murid-murid selalu mengikuti dan mendengarkan ajaran-Nya, bahkan mereka pun tetap setia. Hanya Yudas yang tidak setia kepada-Nya.
Keempat, Relasi Kristus dengan sesama. Tuhan Yesus juga memberikan teladan kepada kita bagaimana Ia menjalin relasi dengan sesama dan merangkul mereka dengan kasih, tanpa pandang bulu.
Baca juga: 7 FAKTA SEPUTAR LGBT YANG PERLU ANDA KETAHUI
Tuhan menjalin relasi dengan orang kaya seperti Zakheus, dengan orang miskin, sakit, dan cacat tubuh, Ia memberikan pertolongan dan kesembuhan bagi mereka. Bahkan, Ia menjalin relasi dengan perempuan Samaria dimana orang Samaria dianggap najis oleh orang Yahudi.
3. Ajaran Paulus mengenai menjalin relasi
Dalam Perjanjian baru, khususnya beberapa tulisan Paulus, mengajarkan berbagai hal termasuk menjalin relasi. Memang, ajaran Paulus dalam menjalin relasi tidak dijelaskan secara gamblang, tetapi ada beberapa prinsip yang diajarkan mengenai menjalin relasi dalam keluarga, pekerjaan, dan sesama dalam surat Kolose.
Pertama, Relasi dalam keluarga (Kol 3:18-21). Dalam menciptakan keharmonisan di dalam keluarga Paulus menasihatkan agar istri tunduk terhadap suami, suami seharusnya mengasihi istri dan tidak berlaku kasar, dan anak-anak seharusnya taat kepada orang tua, tetapi seorang ayah jangan menyakiti hati anaknya.
Kedua, Relasi dalam pekerjaan (Kol 3:22-4:1). Seorang pekerja atau karyawan seharusnya taat kepada atasan, melakukan pekerjaan dengan tulus dan segenap hati seperti untuk Tuhan. Begitu juga sebaliknya, sikap seorang atasan terhadap bawahan adalah berlaku adil dan jujur terhadap bawahan.
Ketiga, menjalin relasi dengan sesama (Kol 4:5-6). Paulus menganjurkan untuk penuh hikmat dan berkata-kata penuh kasih.
Baca selanjutnya: Klik NEXT di bawah ini, atau klik DI SINI untuk melanjutkan ke isi artikel berikutnya