7 Cara Menghadapi Persoalan Hidup yang Berat
|Fokus Hidup – “Persoalan hidup setiap orang berbeda-beda dan sesuai kapasitas masing-masing. Namun mengapa Tuhan izinkan persoalan? Apa tujuan persoalan hidup diizinkan Tuhan? Bagaimana cara menghadapi persoalan hidup? Simak artikel berjudul 7 Cara Menghadapi Persoalan Hidup di Tahun yang Baru ini.”
Memasuki hari baru, bulan yang baru, bahkan tahun yang baru, bagi sebagian orang adalah kebahagiaan. Namun, belum tentu bagi mereka yang dirundung persoalan berupa hutang, patah hati, trauma masa lalu, atau yang kuatir akan hari esok. Bagi individu-individu yang tertekan ini, menghadapi hari esok adalah sesuatu yang menakutkan.
Bagaimana bila tidak bisa bayar hutang? Bagaimana bila disakiti lagi? Bagaimana bila kejadian masa lalu yang tidak mengenakkan terjadi lagi? Bagaimana dengan masa depan? Was-was dan cemas tingkat tinggi ini dapat mengakibatkan putus asa, depresi, stress, sakit jiwa, dan bahkan ada yang bunuh diri.
Baca juga: Resolusi yang Tinggi Bernilai Kekekalan, Milikilah!
Ketakutan, kecemasan, dan kekuatiran ini adalah bagian dari persoalan hidup yang harus dihadapi oleh yang mengalaminya. Namun, bukan dengan cara yang negatif, tetapi dengan cara yang elegan.
Setiap orang tidak bisa menghindar dari persoalan hidup. Sebab persoalan hidup juga disebabkan oleh keinginannya sendiri, pilihannya, kebodohannya, keteledorannya, akibat alam, kemalasan, anggota keluarga, orang lain, pengaruh eksternal, lingkungan sekitar, dan bisa juga sebagai ujian.
Akan tetapi, sebagai orang Kristen, sebenarnya pada persoalan hidup itulah kita mengalami pembentukan Tuhan sehingga menjadi pribadi yang unggul di mata-Nya. Sebab itu, kita harus menghadapi persoalannya dengan tepat dan benar.
Bagaimana cara yang tepat dalam menghadapi tantangan atau persoalan hidup yang berat? Jika kita memperhatikan dengan seksama, paling tidak kita akan menemukan 7 cara menghadapi persoalan hidup yang berat dengan elegan. Berikut ini penjelasannya.
1. Menghadapi Persoalan Hidup dengan Bersyukur Selalu
Dalam menghadapi tantangan hidup, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah bersyukur selalu atas apapun yang terjadi, baik suka maupun duka. Sebab dengan bersyukur, kita akan mampu menerima segala kekurangan dan kelemahan, bahkan permasalahan yang kita hadapi.
Bersyukur adalah hal yang mudah diucap tetapi sulit untuk dilakukan. Istilah yang dianggap mudah diucap ini dalam prakteknya membutuhkan perjuangan ekstra, sehingga seseorang akan mampu mensyukuri keadaannya.
Baca juga: Melangkah Pasti dalam Ketidakpastian Hidup di Depan Kita
Akan tetapi, untuk menghadapi persoalan hidup yang berat sekalipun, seseorang harus belajar untuk selalu bersyukur. Sebab tanpa bersyukur, seseorang akan mengalami stress, depresi, dan tekanan hidup yang berat. Ciri yang tidak bersyukur adalah selalu menggerutu, menyalahkan orang lain, dan berpikir negatif.
Persoalan hidup itu tidak akan ada habis-habisnya. Selalu ada saja yang bisa membuat seseorang terpuruk dan solusinya haruslah belajar selalu bersyukur. Ketika seseorang tidak mau bersyukur, sebenarnya ia sedang membawa hidupnya kepada “kekekalaman”.
Banyak orang beranggapan bahwa persoalan hidup datang dari Tuhan, benarkah? Mari kita menyimak nats Alkitab terdapat dalam Yakobus 1:13-17, di bawah ini:
Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat! Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
Jelaslah Tuhan tidak pernah mencobai, melainkan pencobaan itu datang oleh keinginannya sendiri yang akhirnya melahirkan dosa yang pada akhirnya membawanya kepada maut (kematian kekal). Sebaliknya, pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, itu adalah berasal dari Tuhan.
Iblis mencobai manusia melalui keinginan atau pilihannya, dengan maksud agar manusia menjadi lemah, terpuruk, jauh dari Tuhan, dan mengalami kebinasaan kekal. Tetapi, Tuhan mengizinkan pencobaan untuk memurnikan iman seseorang atau meningkatkan kualitas iman orang percaya.
Realisasi pencobaan ialah ujian dan persoalan hidup. Seseorang mengalami ujian dan persoalan hidup karena keinginannya sendiri dan setiap apa yang dilakukan atau ditabur oleh seseorang, pasti suatu waktu akan dituai. Keinginan seseorang yang direalisasikan melalui pilihan hidup, mengandung sebab dan akibat.
Perlu ditegaskan kembali bahwa persoalan hidup bukan dari Tuhan. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian pendahuluan, yakni persoalan hidup dikarenakan keinginan, pilihan, kebodohan, keteledoran, akibat alam, kemalasan, anggota keluarga, orang lain, dsb-nya, yang semuanya itu menyeret kita kepada kekekalan; antara hidup kekal atau kematian kekal.
Baca juga: Memancarkan Kasih Natal adalah Wujud Mengasihi Tuhan
Karena itu, salah satu cara menghadapi persoalan hidup ialah janganlah kita bersungut-sungut dan mempersalahkan Tuhan, melainkan belajar untuk selalu bersyukur dalam segala perkara. Mereka yang selalu bersyukur dan bersukacita senantiasa adalah pemenang kehidupan.
Efesus 5:20: Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita.
1 Tesalonika 5:18: Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Keuntungan dalam bersyukur adalah seseorang dapat menerima kenyataan akan apa yang ia alami dan rasakan. Bahkan, melihat hikmah atau rencana Tuhan dibalik persoalan yang ia alami.
2. Menghadapi Persoalan Hidup dengan Berdoa Senantiasa
Doa memiliki peranan penting dalam kehidupan iman seseorang. Tanpa doa, maka orang Kristen akan mengalami kekeringan rohani dan mulai jauh dari Tuhan. Sebab, doa adalah salah satu sarana untuk membangun kedekatan dengan Tuhan.
Selain Firman, iman, dan menjadi pelaku Firman sebagai landasan untuk mengalami hubungan yang dekat dengan Tuhan, juga dibutuhkan doa.
Melalui doa, seseorang dapat menaikkan syukur, penyembahan, permohonan, dan mendengarkan suara Roh Kudus yang berbicara melalui hati atau batin kita. Doa adalah jembatan atau komunikasi dua arah, yakni kita dengan Allah.
Baca juga: 7 dampak Natal bagi Dunia yang perlu Anda Ketahui
Kita dapat berbicara kepada Tuhan melalui doa, dan Tuhan juga melalui Roh Kudus dapat berbicara kepada kita, yang sesuai dengan apa kata Alkitab. Itu sebabnya, doa merupakan salah satu peran penting dalam pertumbuhan iman dan pengenalan atas Pribadi Allah.
Oleh karena itu, sangatlah disarankan bagi seorang Kristen untuk selalu berdoa kepada Tuhan. Apalagi doa itu adalah nafas hidup. Maka untuk mengalami pertumbuhan dan agar tidak mengalami kematian rohani, seseorang yang percaya kepada Yesus harus membangun kehidupan doa.
Maksudnya, setiap hari harus membuat mezbah doa kepada Tuhan. Bahkan setiap menit maupun detik seseorang harus berdoa. Dengan kata lain, orang Kristen harus berdoa senantiasa. Tidak cukup dengan hanya bersyukur, seseorang harus membuat mezbah doa pribadi.
Begitu juga dalam menghadapi tantangan hidup, orang Kristen haruslah berdoa senantiasa. Agar, ia mampu menghadapi persoalan hidup sesuai dengan kehendak Bapa di sorga.
Kesalahan orang Kristen saat berdoa adalah doa berisi permohonan yang bersifat fana. Seperti, minta diberkati secara rohani, memohon mengalami kesembuhan, atau meminta agar terbebas dari berbagai bentuk kesulitan hidup.
Hal ini tidaklah salah, namun perlu kita pahami bahwa apabila Tuhan mengizinkan kita mengalami kesulitan dan sakit penyakit, dibaliknya Ia punya maksud berdasarkan kehendak-Nya. Melalui persoalan hidup, ia menempa kerohanian seseorang agar berkarakter Kristus.
Karena itu, ketika berdoa, janganlah meminta hal yang fana semata, tetapi mintalah agar Tuhan menyikapi kehendak-Nya melalui persoalan yang dihadapi dan membentuk karakter kita serupa dengan Kristus. Mintalah kehendak-Nya yang jadi.
Baca juga: 10 Alasan Mengapa Orang Kristen Merayakan Natal
Persoalan hidup Tuhan ijinkan kita mengalaminya, agar kita mengerti kehendak-Nya, mengintropeksi diri, dan merubah karakkter atau prinsip dan cara hidup yang tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Efesus 4:6-7: “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”
Filipi 6:18: “dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,”
Baca selanjutnya: Klik DI SINI atau klik NEXT di bawah ini untuk melanjutkan ke isi artikel berikutnya.