Hubungi Kami"... jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, ..." (Rm. 14:8)

7 FAKTA TENTANG KARAKTER SAUDARA-SAUDARA YUSUF DALAM ALKITAB

Karakter Saudara-saudara Yusuf
Fokus Hidup“Perbuatan saudara-saudara Yusuf kepada Yusuf begitu kejam. Apa perbuatan mereka kepadanya? Apa sajakah karakter buruk mereka yang tidak boleh kita ikuti dan karakter baik mereka yang perlu kita teladani? Simak artikel yang berjudul, 7 FAKTA TENTANG KARAKTER SAUDARA-SAUDARA YUSUF DALAM ALKITAB ini.”

 

Saudara-saudara Yusuf yang dimaksud di sini adalah anak-anak Yakub lainnya selain Yusuf dan Benyamin. Yakub memiliki dua belas orang anak laki-laki, yakni Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Isakhar, Zebulon, Yusuf, dan Benyamin (Kej 30:1-24; 35:22b-26). Sepuluh orang di antara anak-anak Yakub (selain Benyamin) ini, memiliki peranan besar dalam persekongkolan kejahatan terhadap Yusuf.

Karakter saudara-saudara Yusuf yang buruk, terlihat dari mereka melakukan kejahatan atau hal yang jahat terhadap Yusuf. Tetapi pasca Yusuf di jual, mereka mengalami perubahan karkter dari buruk menjadi baik.

Ini adalah proses Tuhan bagi mereka, sehingga saudara-saudara Yusuf ini akhirnya bisa menerima berkat dari Tuhan, hidup berdampingan dengan Yusuf, dan menjadi pribadi yang takut akan Tuhan.

Perbuatan jahat yang mereka lakukan dan perubahan karakter menjadi pribadi yang baik, tentu merupakan peringatan dan pembelajaran yang berharga bagi keturunannya di kemudian hari, bahkan bagi kita.

Dengan mengetahui karakter dan perbuatan-perbuatan mereka, baik negatif maupun positif, ini menjadi peringatan atau warning bagi kita untuk kita tidak mempraktekkan karakter saudara-saudara Yusuf yang negatif tersebut. Juga perlu kita teladani bila terkait dengan karakter mereka yang baik.

Seperti apa karakter-karakter saudara-saudara Yusuf yang buruk dan karakter yang baik pasca pertobatan mereka setelah menjual Yusuf? Apa sajakah karakter yang buruk dan baik dari saudara-saudara Yusuf ini? Simak penjelasan 7 fakta karakter saudara-saudara Yusuf yang perlu Anda ketahui di bawah ini.

 

1. Karakter Saudara-saudara Yusuf Terbentuk dari Cara Yakub Mendidik Anak-Anaknya (Kejadian 37:1-3)

10 saudara-saudara Yusuf, yakni Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Isakhar, Zebulon, Yusuf, berencana untuk membunuh Yusuf. Perbuatan mereka tersebut tentu tidak terlepas dari karakter mereka yang terbentuk oleh asuhan orang tua dan lingkungan.

Memang tidak diceritakan secara detail dalam Alkitab mengenai cara Yakub mendidik anak-anaknya, tetapi melihat dari perlakuan Yakub terhadap Yusuf yang berbeda dengan saudara-saudaranya, maka jelas Yakub tidak berlaku adil dalam menyayangi anak-anaknya. Alasan Yakub lebih menyayangi Yusuf, karena ia adalah anak pertama dari Rahel istri kesayangannya dan yang lahir di masa tuanya.

Baca juga: 7 FAKTA TENTANG PEREMPUAN SUNEM DALAM PL

Walau demikian, hal itu seharusnya tidak menjadi alasan untuk mengistimewakan atau lebih mengasihi yang satu dengan yang lainnya.

John J. Davis mengatakan, “Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain (ay 3) menunjukkan bahwa ia sama sekali tidak belajar dari pengalaman-pengalamannya yang dahulu mengenai sikap pilih kasih.”

Inilah kegagalan Yakub dalam mendidik anak-anaknya dan pangkal persoalannya sehingga saudara-saudaranya berniat jahat kepada Yusuf.

Namun, kita tidak bisa memungkiri bahwa dibalik peristiwa yang menyakitkan pun Tuhan sedang bekerja, sebagaimana kisah Yusuf yang akhirnya harus diakui merupakan cara Tuhan untuk menolong Israel dan saudara-saudaranya dari ancaman kelaparan di kemudian hari.

Di sisi lain, Yakub memiliki keberhasilan mendidik anak-anaknya dalam hal ketekunan dan bekerja keras. Terbukti Yusuf yang masih berumur tujuh belas tahun sudah terbiasa menggembalakan kambing domba bersama-sama dengan saudara-saudaranya.

Sikap Yakub yang tidak bersikap adil dalam menyayangi anak-anaknya, juga tidak terlepas dari didikan orang tuanya, yakni Ishak dan Ribka. Di mana Ishak lebih menyayangi Esau sedangkan Ribka lebih menyayangi Yakub. Di sini, menjadi pembelajaran berharga bagi orang tua yang memiliki lebih dari satu anak, yaitu jangan pilih kasih!

Perlu kita pahami bahwa karakter seseorang terbentuk oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah didikan orang tua. Faktor eksternal adalah lingkungan sekitarnya, termasuk pergaulan. Jika cara didik di rumah itu baik, maka keluar rumah pun akan baik. Selain itu, perlakuan atau sikap orang tua terhadap anaknya juga membentuk karakter, watak, atau tabiat seorang anak.

Jadilah orang tua yang bijak dalam mendidik Anak. Janganlah membuat perbedaan atau yang satu lebih di sayang dari yang lainnya. Atau jika Anda seorang pimpinan perusahaan atau manajer, berlakulah adil kepada semua karyawan Anda, jangan lebih mengistimewakan satu dari lainnya karena faktor suka atau tidak suka.

Karakter seseorang dibentuk, seharusnya di mulai dari dalam rumah yang diawali dengan tidak pilih kasih dan saling berbagi.

 

 

2. Karakter Saudara-Saudara Yusuf yang Buruk terlihat dari Sikap yang Menyimpan Kebencian (Kejadian 37:2-5; Amsal 10:12)

Bila diibaratkan, menyimpan kebencian itu seperti halnya seseorang sedang memegang granat yang siap meledak di tangannya. Jika ia tidak melemparkan granat itu, maka akan meledakkan tubuhnya. Demikian juga kebencian! Jika seseorang tidak sesegera mungkin membuang kebencian, maka dirinya akan dihancurkan oleh kebencian itu sendiri.

Sebab sifat membenci jika tidak dibuang maka akan terus bertambah benci, sehingga dapat menimbulkan pertengkaran, bisa sampai membunuh. Kebencian adalah salah satu karakter pembunuh kebaikan di dalam diri seseorang.

Karakter negatif ini dimiliki oleh saudara-saudara Yusuf.

Seharusnya kebencian mereka tidak akan ada jika Yakub tidak pilih kasih. Karena Yakub lebih mengasihi Yusuf daripada yang lainnya, bahkan ia membuatkan jubah yang maha indah khusus hanya kepada Yusuf, sedangkan saudaranya yang lain tidak. Perlakuan yang tidak adil itu, menimbulkan kebencian kepada Yusuf.

Di sisi lain, kebencian saudara-sauradaranya terhadap dirinya, bisa juga karena ia sering mengadu kepada Yakub, “Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.”

Kata “menyampaikan” dalam Bahasa Ibrani, dibbah yang artinya whispering, defamation, report. KJV dan NIV menerjemahkan dengan kata Report atau melaporkan.

Baca juga: 6 HAL TENTANG MENJALIN RELASI DENGAN BAIK

BIS juga menerjemahkan dengan kata melaporkan, “Ia melaporkan kepada ayahnya perbuatan-perbuatan jahat yang dilakukan oleh abang-abangnya.” Memang tidak dijelaskan perbuatan jahat apa yang mereka lakukan, namun karena Yusuf selalu melaporkan kejahatan mereka, hal ini kemungkinan juga menimbulkan kebencian terhadapnya.

Kebencian dari saudara-saudaranya itu tidak langsung dibuang atau dihentikan, malah mereka memendamnya. Akibatnya karakter saudara-saudara Yusuf yang dikuasai kebencian itu merusak hubungan yang baik antara mereka dengan Yusuf. Mereka malah tidak bersikap baik kepadanya, “maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.”

Kebencian mereka pun semakin bertambah ketika pada suatu hari Yusuf menceritakan mimpinya kepada mereka.

Menyimpan kebencian hanya akan membuat pertumbuhan rohani kita terhambat dan akhirnya tidak ada damai sejahtera. Seperti halnya saudara-saudara Yusuf yang menyimpan kebencian sehingga kian membenci, maka kita pun seharusnya belajar untuk tidak membenci siapapun.

Meski kita mendapat perlakuan tidak adil di dalam rumah, orang tua kita lebih menyayangi saudara kita, atau di pekerjaan rekan kerja lebih dekat dengan pimpinan dan mendapat promosi, janganlah membenci atau memendam kebencian.

Ingatlah relasi kita dengan Tuhan dan sesama akan rusak bila kita menyimpan kebencian. Dan bila kita melihat gelagat orang dekat menjadi tidak ramah terhadap kita, mungkin ada kebencian yang dipendam terhadap kita, tetaplah berbuat baik kepadanya. Buanglah kebencian sejak dini dan mendekatlah kepada Tuhan.

Menyimpan kebencian berarti kita sedang membawa diri kita jauh dari Tuhan dan tidak ramah kepada orang lain.

 

Baca selanjutnya: Klik NEXT di bawah ini, atau klik DI SINI untuk melanjutkan ke isi artikel berikutnya.

Tanggapan Anda:

error: