Hubungi Kami"... jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, ..." (Rm. 14:8)

7 FAKTA TENTANG KARAKTER SAUDARA-SAUDARA YUSUF DALAM ALKITAB

3. Karakter Saudara-Saudara Yusuf; Memiliki Karakter Iri Hati (Kejadian 37:6-9; Yakobus 3:16)

Seperti apakah perasaan kita ketika melihat orang lain berhasil, sukses, atau bahagia? Ikut bahagiakah atau sebaliknya? Jika kita tidak senang melihat keberhasilan atau kebahagiaan mereka, maka kita sedang dilanda iri hati.

Dalam KBBI, iri hati ialah “Merasa kurang senang hati melihat kelebihan orang lain (beruntung dsb); cemburu; sirik; dengki;”  Jadi, iri hati adalah kategori karakter yang negatif karena pada dasarnya tidak ingin melihat orang lain sukses atau bahagia.

Sifat iri hati ini dimiliki oleh saudara-saudara Yusuf.  Awalnya hanya sebuah kebencian yang dipendam, namun semakin membenci hingga membuat mereka menjadi iri hati.

Saudara-saudara Yusuf semakin membenci dirinya karena mimpi yang diceritakannya kepada mereka yang bermakna bahwa mereka akan menyembah dia, “Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: ‘Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?’ Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.”

Baca juga: 7 FAKTA TUHAN YESUS MATI PADA HARI JUMAT

Dengan kata lain, mereka tidak ingin menyembah atau tunduk kepada Yusuf yang seharusnya tunduk kepada mereka, sebab mereka lebih tua darinya. Mimpinya itu semakin membuat kakak-kakaknya kian membencinya.

Tidak sampai di situ, ia kembali bermimpi dan menceritakannya kepada Yakub dan saudara-saudaranya tentang matahari, bulan dan sebelas bintang, sujud menyembahnya. Yakub tahu, arti mimpi tersebut, sehingga ia berkata, “Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?” Namun reaksi kakak-kakaknya terhadap mimpi Yusuf yang kedua ini, “Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, ….”

Rupanya mimpi kedua ini membuat mereka iri hati kepadanya. Iri hati mereka terhadap Yusuf, bukan saja merusak hubungan persaudaraan mereka dengannya, tetapi juga menimbulkan kejahatan baru terhadap Yusuf yang akan dilakukan oleh saudara-saudaranya di kemudian hari. Niat kejahatan itu, timbul dari iri hati.

Memiliki sifat iri hati akan menimbulkan kekacauan dan perbuatan jahat.

Iri hati merusak suasana keluarga yang kondusif dan baik menjadi tidak nyaman dan menciptakan sebuah konspirasi kejahatan seperti yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf. Sebagaimana iri hati membuat keretakan hubungan yang baik antara Yusuf dengan saudara-saudaranya dan menelurkan maksud jahat, maka kita dapat berbuat hal yang sama bila kita masih dikuasai  oleh iri hati.

Karakter Iri hati bisa menjadi alat setan untuk mendatangkan persoalan, sekaligus membuat kita jauh dari Tuhan dan merusak hubungan dengan sesama. Selain itu, Iri hati juga termasuk keinginan daging (Gal 5:19-21).

Yang perlu kita lakukan ialah janganlah iri hati melihat orang sukses atau bahagia agar kita dapat meraih berkat yang Tuhan sediakan bagi kita. Karena itu, buanglah iri hati sebelum kita menuai akibatnya.

Iri hati membuat kerohanian seseorang mengalami kemunduran dan menghantarnya pada perbuatan jahat.

 

 

4. Karakter Saudara-Saudara Yusuf; Kemarahan Yang Tidak Tertahankan terhadap YusuF (Kejadian 37:12-20; Amsal 30:33)

Faktanya, seseorang yang dikuasai kemarahan yang besar, akan berakhir pada pertengkaran bahkan hingga menghilangkan nyawa orang lain. Ada banyak faktor seseorang memiliki kemarahan yang besar berujung pada pemberontakan, pembangkangan, hingga pembunuhan. Misal, diperlakukan tidak adil, dijajah, dihina, dikhianati, disakiti, dsbnya.

Begitu juga dengan saudara-saudara Yusuf, yang tidak luput dari kemarahan yang tidak tertahankan karena pilih kasih menimbulkan kebencian, menjadi iri hati, dan berakhir pada dendam terhadap Yusuf, hingga tiba di hari yang tepat untuk melampiaskan kemarahan mereka yang sudah tidak tertahankan.

Kemarahan mereka yang tidak tertahankan menimbulkan konspirasi untuk membunuh Yusuf, “… mereka telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya.”

Bukan suatu kebetulan apabila saudara-saudara Yusuf menggembalakan kambing domba dekat Sikhem. Sikhem merupakan tempat di mana Dina adik mereka diperkosa oleh Sikhem dan mereka telah membunuh seluruh laki-laki serta menjarah kota itu (Kej 34:1-31). Mungkin tujuannya agar Yakub mengirim Yusuf untuk melaporkan keadaan mereka, karena kuatir terhadap mereka.

Baca juga: 7 FAKTA SEPUTAR LGBT YANG PERLU ANDA KETAHUI

Charles R Swindoll, menjelaskan “Ketika Yakub menyadari ke mana mereka telah pergi, mungkin ia berpikir, ‘Karena apa yang telah mereka perbuat terhadap orang-orang Sikhem, mungkin putra-putraku berada dalam bahaya.’ Jadi, ia menyuruh Yusuf untuk pergi dan memeriksa keadaan saudara-saudaranya dan melaporkan kembali.”

Jelaslah pembunuhan terhadap Yusuf sudah direncanakan oleh mereka.

Yusuf yang dijuluki mereka si tukang mimpi, akhirnya menemui mereka di Dotan, tetapi ia tidak mengetahui niat jahat mereka. Setelah melihat dari kejauhan Yusuf datang, mereka pun akan membunuhnya dan membuangnya ke dalam salah satu sumur. Serta berencana melaporkan kepada Yakub bahwa Yusuf telah diterkam oleh binatang buas.

Di sini, saudara-saudara Yusuf tidak bisa mengendalikan lagi kemarahan mereka terhadap Yusuf, sehingga berujung pada niat untuk membunuhnya. Beruntung niat membunuh Yusuf tidak sampai terjadi, sebab Tuhan tidak mengizinkan hal itu.

Saudara-saudara Yusuf tidak segan-segan ingin membunuh, bahkan hendak membohongi ayahnya dengan mengatakan Yusuf diterkam binatang buas, merupakan wujud dari kemarahan mereka terhadapnya.

Dalam kehidupan kita, mungkin saja ada orang-orang seperti ksaudara-saudara Yusuf, yang dikuasai kemarahan dan hendak menyingkirkan kita karena iri hati atau tidak senang dengan kita. Tetapi sebagai orang percaya, janganlah takut menghadapi mereka, melainkan jadilah berkat bagi mereka.

Jika Tuhan izinkan kita menderita akibat kejahatan mereka, berarti Tuhan punya rencana yang indah, di mana hendak mempromosikan atau memberkati kita lebih lagi. Selain itu, kuasailah diri kita dari kemarahan yang berlarut-larut.

Penguasaan diri adalah kunci menahan amarah. Tetapi kemarahan yang tidak tertahankan merealisasikan niat jahat

 

 

5. Karakter Saudara-Saudara Yusuf; Jago Tipu Muslihat (Kejadian 37:21-36; Mazmur 32:2)

Rencana untuk langsung membunuh Yusuf digagalkan oleh Ruben, anak tertua Yakub. Di antara saudara-saudaranya, hanya Ruben yang tidak ingin membunuh Yusuf. Ia bermaksud menyelamatkan Yusuf dari mereka, tetapi ia tidak berani secara terang-terangan.

Maka ia mengusulkan agar Yusuf hanya di buang saja di sumur namun tidak usah diapa-apakan, dengan maksud agar ia bisa menolong Yusuf dan membawa kembali kepada Yakub. Setelah Yusuf tiba, mereka pun membuka pakaian Yusuf dan melemparkan ke dalam sumur kosong tak berair.

Pada saat mereka duduk untuk makan, muncullah Kafilah orang Ismael. Atas usul Yehuda, maka dijuallah Yusuf kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak, dan ia dibawa ke Mesir.

Hanya Ruben yang tidak mengetahui kalau Yusuf sudah dijual, dan ketika ia kembali ke Sumur itu, ia melihat Yusuf sudah tidak ada. Ia mengoyakkan bajunya dan pergi bertanya kepada saudara-saudaranya. Tetapi meski Ruben sudah mengetahui bahwa Yusuf telah dijual, namun ia tetap bersekongkol dengan saudara-saudaranya untuk membohongi ayahnya.

Karakter Saudara-saudara Yusuf
Img via: https://mosaicmagazine.com/

Mereka menyembelih seekor kambing, mencelupkan darahnya pada jubah Yusuf, dan mengirimkan jubah itu kepada ayahnya. Dengan demikian Yakub mengira bahwa Yusuf telah di makan binatang buas. Sejak saat itu Yusuf diketahui telah meninggal oleh Yakub. Inilah tipuan yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf kepada ayah mereka.

Sifat atau karakter saudara-saudara Yusuf dalam tipu muslihat bukan tergolong baru, mungkin mereka sering melakukannya. Dapat dikatakan mereka jago tipu muslihat.

Hal ini terlihat pada kasus Dina. Di mana adik perempuan mereka ini diperkosa Sikhem dan mereka menipu Sikhem dan Hemor ayahnya (Kej 34:13-14). Jika Sikhem ingin menikah dengan adiknya, maka Sikhem, Hemor, dan seluruh pria yang ada di negeri itu harus disunat.

Setelah mereka disunat, pada hari ketiga ketika semua pria negeri itu merasa kesakitan karena disunat, Simeon dan Lewi menyerang kota itu dan membunuh semua pria. Anak-anak Yakub juga datang menjarah kota itu (Kej 34:25-27).

Sifat atau karakter saudara-saudara Yusuf yang terbiasa menipu ini, bisa jadi meniru Yakub yang dulunya seorang penipu. Sebagaimana Yakub pernah menipu Ishak dan Esau, bahkan pernah menipu mertuanya Laban, hal ini ditiru juga oleh mereka.

Baca juga: 8 AKIBAT MENOLEH KE BELAKANG, PENTING DISIMAK

Peribahasa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, tentu mengingatkan kita dengan kisah di atas. Meski Yakub berkenan di hadapan Tuhan dan ia telah berbaikan kembali dengan Esau, tetapi hukum tabur tuai seperti yang dikatakan dalam Alkitab, tetap berlaku dalam kehidupan Yakub. Ia pun ditipu oleh anak-anaknya!

Hal ini mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam menjalani hidup ini. Janganlah kita menabur hal-hal yang jahat di mata Tuhan, seperti berdusta, menipu, menyakiti, dsbnya. Sebab kelak kita akan menuainya. Selain itu, jadilah teladan yang baik!

Seorang penipu, suatu hari ia akan tertipu. Tetapi seorang yang berlaku benar suatu hari ia akan menuai yang baik pula.

 

Baca selanjutnya: Klik NEXT di bawah ini, atau klik DI SINI untuk melanjutkan ke isi artikel berikutnya.

Tanggapan Anda:

error: