7 FAKTA TENTANG PEREMPUAN SUNEM DALAM PL
|Fokus Hidup – “Perempuan Sunem adalah wanita hebat di zaman PL. Apa keistimewaan Perempuan Sunem ini sehingga ia tercatat dalam Alkitab sebagai wanita yang unggul di zamannya dan berkenan kepada Tuhan? Apa sajakah yang bisa kita teladani dari kehidupannya? Simak artikel yang berjudul, 7 FAKTA TENTANG PEREMPUAN SUNEM DALAM PL ini.”
Sunem adalah sebuah kampung yang letaknya dekat Yizreel dan sekitar 40 km di sebelah utara Samaria, merupakan bagian dari wilayah suku Ishakar (Yos 19:17-18). Selain Sunem dikenal sebagai milik pusaka suku Ishakar, juga dikenal dari beberapa tokoh yang disinggung dalam Alkitab, seperti gadis Sunem dan perempuan Sunem.
Gadis Sunem adalah seorang gadis yang cantik parasnya berasal dari Sunem, ia bernama Abisag. Ia adalah salah satu kontestan di seluruh negeri Israel yang dicari untuk merawat dan melayani raja Daud, dan ia yang terpilih (1 Raj 1:1-4).
Sedangkan perempuan Sunem adalah seorang wanita kaya yang hidup di zaman raja Yoram, raja Israel dan di masa pelayanan nabi Elisa. Yang tak kalah menariknya dengan tokoh Alkitab lainnya, perempuan Sunem ini, iman dan perbuatannya tercatat dalam Alkitab.
Baca juga: 6 HAL TENTANG MENJALIN RELASI DENGAN BAIK
Berikut ini adalah penjelasan 7 fakta mengenai kehidupan Perempuan Sunem, seorang wanita di zaman PL dan di hidup masa pelayanan Elisa ini, yang iman, karakter, dan ketekunannya dapat kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari.
1. Kisah Perempuan Sunem ini merupakan kisah yang menarik dan inspiratif (2 Raja-raja 4:8; Mat 5)
Salah satu tokoh yang tertulis dalam Perjanjian Lama di masa pelayanan nabi Elisa ini, tidak disebut nama dan latar belakang suku, namun melihat tempat tinggalnya berada di Sunem, maka kemungkinan perempuan Sunem ini adalah keturunan suku Ishakar (2 Raj 4:13b).
Pengenalan dan pembelajaran Taurat tidaklah asing baginya. Selain itu, jelas ia tidak hidup seperti orang-orang pada sezamannya yang kebanyakan menjadi penyembah berhala, ia tetap menjaga hidupnya untuk selalu berkenan di hadapan Tuhan.
Keistimewaan perempuan Sunem ini, walau namanya hanya disebutkan dengan istilah “perempuan Sunem” (2 Raj 4:12), ia tercatat “sepanjang masa dalam Alkitab”. Perannya menjadi sebuah kisah yang baik dan menarik, baik di zamannya, masa kini, dan seterusnya.
Kisahnya, dimulai dari sikapnya yang murah hati, di mana ia mengundang makan Elisa, ketika Elisa ke Sunem. Mungkin saja, perempuan ini sudah terbiasa mengundang makan siapa saja yang datang ke Sunem, hingga suatu hari kebetulan Elisa datang ke kampungnya, dan ia pun mengundangnya makan.
Bukan hanya sekali saja ia mengundang Elisa makan, tetapi ternyata berulang kali pada waktu Elisa melakukan perjalanan ke Sunem atau pun hanya melewati kampung itu.
Alkitab BIS menjelaskan, “… Pada suatu hari ketika Elisa pergi ke Sunem, wanita itu mengundangnya makan. Sejak itu setiap kali Elisa mampir di Sunem ia makan di rumah wanita itu.” Karena sikapnya yang senang mengundang Elisa makan sampai berkali-kali dan berlanjut memberikan pelayanan yang terbaik, ia pun mendapat perhatian dari Tuhan melalui beberapa peristiwa mujizat yang akan dialaminya.
Alkitab mencatat kisah dari perempuan Sunem ini, tentu bukan tanpa tujuan. Maksud Tuhan sangat jelas, agar orang percaya juga meneladani hidup dari seorang perempuan Sunem ini. Kisah petualangan imannya dimulai dari sikap yang murah hati mengundang Elisa makan dirumahnya. Mari kita terus mengaplikasikan sikap murah hati dan “pastikan nama kita tercatat di Sorga”. Mulailah menjadi berkat dengan sikap yang murah hati (Luk 6:36).
“Awali kehidupan Anda setiap hari dengan sikap yang murah hati, agar dunia melihat Kristus di dalam kita.”
2. Perempuan Sunem ini Seorang Pelayan yang Baik (2 Raja-raja 4:9-11)
Perbuatan Perempuan Sunem ini tidak hanya mengundang makan, bahkan ia yakin Elisa adalah seorang abdi Tuhan dan menyediakan tempat penginapan untuk Elisa. Hal ini diungkapkan kepada suaminya.
Respons perempuan Sunem dalam memercayai Elisa sebagai abdi Tuhan, mungkin saja melalui percakapannya dengan Elisa ketika sedang makan dan bisa juga melalui sepak terjang pelayanannya sebagai Nabi. Melihat dari pengakuannya “abdi Allah yang kudus,” berarti ia tahu jelas bahwa nabi Elisa bukanlah nabi yang biasa saja, melainkan seorang nabi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan kekudusan Tuhan.
Bisa jadi, pada masa itu ada banyak nabi yang bermunculan dan mengaku seorang nabi Tuhan, namun ternyata nabi palsu. Ingatkah kita dengan kisah Elia mendemonstrasikan kuasa Tuhan dan membunuh 450 nabi Baal (1 Raj 18:20-40)? Yang membedakan antara Elisa dengan nabi lainnya yang sebenarnya bukan nabi adalah kualitas karunia, perbuatan, dan nubuatan.
Perempuan Sunem ini melihat bahwa Elisa bukan nabi sembarangan atau nabi palsu, melainkan “abdi Allah yang kudus”. Artinya, ia menjadi tahu bahwa Elisa adalah seorang abdi Tuhan yang sejati. Hal ini juga yang mendorongnya menyediakan sebuah kamar untuk Elisa beristirahat ketika datang atau mampir di Sunem.
Beruntung, perempuan Sunem ini memiliki suami yang mengasihi dan menghargai dirinya. Ia seorang istri yang baik sebab ia menghormati suami dan berkomunikasi dengannya. Usulannya diterima baik oleh sang suami dan dibangunlah sebuah kamar untuk Elisa dan untuk pelayannya juga, yang dilengkapi dengan sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi, dan sebuah kandil.
Baca juga: 7 FAKTA TUHAN YESUS MATI PADA HARI JUMAT
Inisiatif mereka ini menguntungkan buat nabi Elisa. Sebab Elisa sering berjalan kaki melakukan perjalanan jauh dari Israel sampai Yehuda. Elisa tinggal di gunung Karmel (2 Raj 4:25) kira-kira 40 Km dari Sunem, jadi ia membutuhkan tempat istirahat dan Tuhan menggerakkan keluarga perempuan Sunem ini untuk melayaninya.
Rasa hormat wanita ini bukan hanya kepada suaminya, melainkan juga kepada Tuhan melalui sikap hormatnya kepada nabi Elisa. Bukan hanya melakukan kewajiban sebagai seorang istri yang melayani suaminya dengan cinta kasih, tetapi juga ia melayani Tuhan melalui memberikan pelayanan yang terbaik kepada nabi Elisa, dengan membangun kamar yang khusus untuk Elisa. Tanpa harus membayar, kapan saja ia bisa datang ke kamar itu.
Jika ada seseorang yang sepertinya nyasar di kota atau tempat Anda, apa yang akan Anda lakukan? Memang untuk menolong orang lain kita perlu hati-hati, sebab jangan-jangan ia bermaksud jahat. Kita butuh hikmat Tuhan. Tetapi, jika memang kita dapat memberikan tumpangan, apa salahnya jika kita melakukannya. Sebab bisa jadi orang tersebut adalah hamba Tuhan (Ibr 13:2; Rm 12:13).
Jadilah pelayan yang baik di hadapan Tuhan.
“Jangan pernah menahan kebaikan kepada orang lain jika Anda mampu dan ada kesempatan, sebab upahmu besar di sorga.”
3. Perempuan Sunem ini Seorang Pemberi yang Baik (2 Raja-raja 4:12-13)
Seorang pemuda yang rajin dan pekerja keras, suatu hari atasannya memanggil dan berkata kepadanya, “melihat prestasi Anda, adakah yang Anda inginkan yang dapat saya sampaikan kepada direktur perusahaan ini?” Tanpa pikir panjang, pemuda itu langsung meminta agar dirinya dipromosikan, gaji dinaikkan, dan meminta cuti untuk jalan-jalan keluar negeri yang dibiayai oleh perusahaan.
Ini adalah kesempatan emas baginya, menurutnya sayang jika dilewatkan. Bagaimana dengan kita? Sebagian orang tentu tidak akan mengabaikan kesempatan tersebut, mungkin ia akan mengajukan berbagai keinginan untuk dirinya. Namun, berbeda dengan perempuan Sunem ini, ia tidak meminta apa-apa ketika mendapat kesempatan itu.
Pelayanan yang diberikan oleh perempuan Sunem terhadap Elisa dan Gehazi, bujangnya, adalah pelayanan yang terbaik, sehingga Elisa pun ingin membalas keramahan dan kebaikan yang dilakukan perempuan Sunem itu kepadanya.
Karena itu, sewaktu Elisa sedang berada di kamar itu, ia meminta Gehazi untuk memanggil perempuan itu.
Lantas, ia menyuruh kepada Gehazi untuk bertanya, “… Sesungguhnya engkau telah sangat bersusah-susah seperti ini untuk kami. Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Adakah yang dapat kubicarakan tentang engkau kepada raja atau kepala tentara?” Rupanya, Elisa memiliki pengaruh terhadap raja Israel, dan akan menggunakan pengaruhnya bagi perempuan Sunem, apabila ia meminta sesuatu.
Baca juga: 7 FAKTA SEPUTAR LGBT YANG PERLU ANDA KETAHUI
Aan Spangler dan Jean E. Syswerda, menjelaskan “Elisa meminta melalui Gehazi pelayannya, apakah dia dapat mempergunakan pengaruhnya atas raja Israel bagi keperluan perempuan itu. Namun perempuan itu tidak mencari kesenangan istana ….”
Tawaran yang diajukan oleh Elisa, tidak membuat perempuan itu gelap mata. Jawaban mengejutkan darinya ialah “Aku ini tinggal di tengah-tengah kaumku!”
Tafsiran Alkitab Wycliffe Volume 1, menjelaskan “Perempuan itu menjelaskan bahwa kehidupannya berkecukupan dan tidak terusik.”
Hal ini senada dengan terjemahan BIS, “… Saya tinggal di antara kaum keluarga saya dan tidak kekurangan apa-apa.” Perempuan Sunem ini melayani tanpa pamrih dan tidak memiliki motivasi mendapat imbalan. Ia tidak meminta apa-apa. Ia layak disebut pemberi yang baik atau pemberi sejati, sebab tidak meminta balasan.
Setiap orang membutuhkan uang, pelayanan pun membutuhkan uang. Jika tidak memiliki uang, apa yang bisa kita lakukan? Karena itu, bekerjalah lebih giat dan jangan menggunakan cara-cara yang tidak benar dalam mendapatkan keuntungan.
Di sisi lain, lebih indah jika kita menjadi pemberi yang baik. Tuhan akan memelihara kehidupan orang yang jujur, suka memberi, dan yang mengandalkan Tuhan. Bersyukurlah dalam segala hal dan cukupkanlah diri kita dengan berkat yang Tuhan berikan. Jika memang kita bisa memberi dari kelebihan maupun kekurangan, lakukanlah! B elajarlah memberi dan jangan memiliki motivasi imbalan.
“Wajar jika mendapat kehidupan mewah, tetapi lebih baik bila hidup sederhana, mau memberi, dan memiliki Yesus di hati.”
Baca selanjutnya: Klik NEXT di bawah ini, atau klik DI SINI untuk melanjutkan ke isi artikel berikutnya.
Terimakasih untuk renungannya kak 🙂
Kiranya Tuhan Yesus Memberkati Pelayanan kakak 🙂
Puji Tuhan Yesus, Terim kasih untuk keterangan nya mengenai perempuan sunem.
Terimakasih….GBU