Hubungi Kami"... jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, ..." (Rm. 14:8)

7 FAKTA TENTANG YEHU CUCU NIMSI DALAM ALKITAB

Fakta tentang Yehu
“Yehu anak Omri”, atau utusannya, bersujud di kaki raja Shalmaneser III. Gambar dari Prasasti Obelisk Hitam. (via img: wikipedia.org)

Fokus Hidup“Yehu adalah salah seorang raja Israel yang bukan dari keturunan raja. Seperti apa perjalanannya menuju takhta? Mengapa ia dipilih Tuhan jadi raja? apa saja nilai-nilai yang bisa kita petik dan yang tidak boleh kita ikuti? Apa saja ketaatan dan ketidaktaatannya? Bagaimana akhir hidupnya? Temukan jawabannya dalam artikel yang berjudul, 7 Fakta tentang Yehu Cucu Nimsi dalam Alkitab ini.”

 

Sejarah mencatat bahwa ada seorang raja yang bukan dari garis keturunan atau trah raja sebelumnya, namun ia diangkat menjadi raja bangsa Israel. Ia pendiri dinasti keempat dan dinasti terlama memerintah Israel. Menariknya Ia dipilih Tuhan menjadi raja.

Ia adalah raja Israel yang diurapi oleh Elia untuk memusnahkan keluarga Ahab (1 Raja 19:16-17); dan diurapi oleh hamba Elisa (2 Raja 9:1-13). Ia membunuh Yoram dan Ahazia (2 Raja 9:14-29; 2 Tawarikh 22:7-9), Izebel (2 Raja 9:30-37), keluarga Ahab (2 Raja 10:1-17), dan nabi-nabi Baal (2 Raja 10:18-29).

Baca juga: 7 FAKTA TENTANG YAKOBUS ANAK ZEBEDEUS, PENTING DISIMAK…

Perjalanan kariernya mencapai titik tertinggi sebagai orang nomor satu di Israel bukanlah mudah. Ia juga berlatar belakang militer, bahkan ia mencapai puncak karier dalam militer, yakni sebagai panglima militer, panglima tertinggi raja Yoram. Tetapi tentu, ia menjadi raja, juga tidak terlepas dari kesetiaannya akan perintah Tuhan.

Harga yang dibayarnya adalah ketaatan. Namun sayangnya, di akhir hidupnya, ia disebut tidak hidup taat kepada Tuhan. Kematiannya dicacat dalam 2 Raja 10:30-36.

Seperti apa fakta tentang Yehu ini? Seperti apa karakter, perjalanan Yehu menjadi raja, dan tindakannya sebagai alat Tuhan? Bagaimana ia melaksanakan panggilannya? Dan Bagaimana akhir hidupnya? Pembelajaran apa yang bisa kita petik dari karakter dan kepribadian Yehu? Berikut ini akan dijelaskan secara detail dan terperinci mengenai 7 fakta tentang Yehu cucu Nimsi.

 

 

1. Yehu adalah Orang Biasa Yang Dipilih Tuhan untuk menjadi alat-Nya (1 Raja-Raja 19:16-17; 2 Raja-Raja 9:2-4)

Fakta tentang Yehu, cucu Nimsi, yang pertama, Yehu adalah orang biasa bukan keturunan raja dan berasal dari keluarga yang biasa pula. Namun ia dipilih oleh Tuhan dan diurapi menjadi raja.

Yehu (Ibr: Dialah Yahweh) bin Yosafat bin Nimsi adalah raja ke sepuluh Kerajaan Israel yang memerintah tahun 842 – 815 sM. Alkitab beberapa kali menyebutnya sebagai cucu Nimsi, mungkin untuk membedakan bahwa Yehu ini bukanlah anak Yosafat bin Asa Raja Yehuda, melainkan Yosafat anak Nimsi.

Tidak dijelaskan secara detail latar belakang orang tua dan kakeknya, karena itu, kemungkinan mereka adalah “orang biasa”.

Mereka  mungkin bukanlah orang berpengaruh di zaman itu, bukan pula tua-tua Israel, keluarga kerajaan, pejabat negara, atau orang penting dalam kerajaan Israel pada masa itu, sebab Alkitab tidak pernah menyebut atau menyinggung keberadaan mereka.

Alkitab hanya menyebut bahwa Yehu adalah anak dari Yosafat bin Nimsi. Selain menjelaskan bahwa Yehu bukan anak Yosafat Raja Yehuda melainkan cucu Nimsi, juga Alkitab hendak memberitahukan bahwa keluarga Yehu berasal dari masyarakat biasa.

Menariknya, latar belakang fakta tentang Yehu, yakni ia berasal dari keluarga masyarakat biasa atau dari keluarga yang mungkin tidak punya pengaruh dalam kerajaan Israel, rupanya di kemudian hari menjadi orang nomor satu di kerajaan Israel.

Kalau biasanya yang menjadi raja selanjutnya adalah keturunan dari raja terdahulu, tidaklah demikian bagi Yehu. Ia bukan keturunan keluarga kerajaan, ia hanyalah seorang prajurit yang di kemudian hari menjadi panglima. Memang Tuhan dapat memakai siapa saja yang Ia kehendaki tanpa melihat latar belakang seseorang.

Sebagaimana Saul dan Daud adalah orang biasa yang diurapi menjadi raja, begitu juga dengan Yehu, ia orang biasa yang dipilih Tuhan untuk menjadi raja.

Tuhan telah memerintahkan Nabi Elia untuk mengurapi Yehu dan perintah Tuhan kepada Elia dipercayakan kepada penggantinya, Elisa yang dilaksanakan pada masa pemerintahan Yoram, anak Ahab. Bila Saul diurapi menjadi raja karena orang Israel meminta raja, Daud diurapi menjadi raja karena kepemimpinan Saul yang tidak taat kepada Tuhan, Yehu pun diurapi karena kepemimpinan Raja Ahab yang menyimpang.

Catatan penting di sini adalah Tuhan dapat memakai siapa saja yang Dia kehendaki dengan tujuan melakukan sesuai dengan kehendak Tuhan, namun ada penghukuman bila tidak taat. Tuhan memakai orang-orang biasa sehingga bisa mencapai kedudukkan yang tinggi, tetapi juga Tuhan menjatuhkan orang-orang yang menyimpang dari kehendak-Nya.

Sadarkah kita, bahwa meski kita “orang biasa”, tetapi kita di pilih-Nya untuk berdampak dan menjadi terang bagi dunia? Inilah anugerah-Nya. Namun yang harus kita lakukan adalah “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu” (2 Tim 4:5). Orang-orang biasalah yang akan dipercayakan “pekerjaan besar” apabila setia pada perkara kecil.

Orang biasa, lemah, bahkan dianggap bodoh sekalipun, bisa dipakai-Nya untuk melakukan pekerjaan besar dari-Nya.

 

2. Yehu Memiliki Karier yang Gemilang di Dunia Militer (2 Raja-Raja 9:5; Roma 8:28)

Fakta tentang Yehu, cucu Nimsi, yang kedua ialah iam memiliki karier yang mentereng di dunia militer, dimana terbukti di kemudian hari, ia menjadi pemimpin tertinggi militer.

Bangsa Israel sejak keluar dari Mesir menerapkan wajib militer. Pria yang berusia 20 tahun ke atas dan sanggup berperang, mereka di daftar menjadi pasukan Israel (Bil 1:3,45-46).

Selain itu, ada pengecualian bagi mereka yang tidak wajib militer, yakni suku Lewi, orang yang telah membangun rumah baru namun belum menempatinya, orang yang sudah membuat kebun anggur namun belum mendapat hasilnya, orang yang sudah bertunangan namun belum menikahinya, orang yang baru menikah, dan mereka yang takut berperang (Ul 20:5-8; 24:5).

Tampaknya Yehu memenuhi syarat di atas untuk menjadi prajurit.

Sebagaimana prajurit lainnya dalam mengawali kariernya di militer, tentu Yehu juga mengawalinya dengan menjadi prajurit biasa. Namun Yehu tidak hanya sekadar menjadi prajurit biasa atau sebatas kepala pasukan saja, melainkan menjadi panglima militer. Dia adalah panglima tertinggi Raja Yoram.

The wycliffe Bible Comentary Vol 1 menjelaskan “… Yehu bertindak selaku juru bicara dan  berarti dia adalah pimpinan.”

Hal ini memperlihatkan bahwa Karier Yehu di militer begitu gemilang, hingga ia mencapai kedudukkan tertinggi sebagai panglima besar Israel.

Mencapai karier tertinggi di dunia militer, tidaklah mudah. Selain ia harus memiliki jiwa seorang pejuang yang gagah berani, ia juga harus memiliki semangat, pembuat strategi, dan layak memimpin di medan perang. Maka dapat disimpulkan, fakta tentang Yehu adalah seorang yang giat, pekerja keras, dan bertanggung jawab dengan apa yang dipercayakan kepadanya.

Mungkin ini termasuk kriteria mengapa Tuhan memilih dia.

Memang adalah hak prerogatif Tuhan memakai siapa saja, tetapi bila kita perhatikan, mereka yang diurapi Tuhan dalam PL bukanlah orang-orang yang bermalas-malasan. Mereka adalah orang-orang yang dahulunya giat dengan profesinya, pemberani, dan menghormati nabi Tuhan.

Hal ini, kita bisa melihatnya dari kisah Saul, Daud, Elisa, dan lainnya yang diurapi menjadi raja atau nabi. Orang-orang “pilihan” ini berlatar belakang pekerja dan pemberani.

Baca juga: 3 ALASAN KEKUATIRAN ADALAH PEMBUNUH IMAN

Mungkin kita tidak termasuk orang “pilihan” yang dipercayakan Tuhan untuk melakukan pekerjaan yang “khusus” dari Tuhan, tetapi perlu kita pahami, bahwa “Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.”

Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita dan Ia akan mendatangkan kebaikan bagi kita. Tetapi kita harus berani melangkah, semakin giat, dan terus belajar, bahkan melibatkan Tuhan, maka kita akan melihat hasil yang baik kita dapatkan. Bukan bermalas-malasan!

Bila saat ini kita sedang terpuruk dan berada dalam titik terendah karena mengalami kegagalan dalam bisnis atau karier, janganlah kita menjadi putus asa dan kecewa. Tetapi marilah kita introspeksi diri. Jangan-jangan bukan jalan Tuhan kita di situ, atau kurang gigih, kurang perhitungan, dan kurang strategis.

Ingat Tuhan turut bekerja mendatangkan kebaikan.

Berani melangkah, bekerja dengan giat, dan selalu melibatkan Tuhan adalah kunci menuju sukses atau karier yang gemilang.

 

Baca selanjutnya: Klik NEXT di bawah ini, atau klik DI SINI untuk melanjutkan ke isi artikel berikutnya.

Tanggapan Anda:

error: