Pertobatan Anne Rice Sang Novelis Vampir; I Am Second
|Fokus Hidup – “Apa yang menjadi utama dalam kehidupan kita? Siapa yang harus menjadi yang pertama di dalam hidup kita? Simak renungan berjudul Pertobatan Anne Rice Sang Novelis Vampir: I Am Second ini.”
Bacaan Nats: 1 Timotius 1:12-17 Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku -- (ayat 12) aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. (ayat 13) Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. (ayat 14) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. (ayat 15) Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal. (ayat 16) Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin. (ayat 17)
Hal utama yang seharusnya diprioritaskan di dalam hidup ini adalah perkara-perkara rohani, bukanlah kekayaan, kehormatan, dan kedudukan.
Bisa saja seseorang membanggakan apa yang dimiliki dan apa yang dicapainya, namun semuanya itu dapat hilang dalam sekejap. Tidak ada yang bersifat kekal; hanyalah fana, selain mengutamakan Tuhan.
Baca juga: Dampak Kebaikan Kecil bagi Orang Lain
Seorang novelis vampir yang terkenal bernama Anne Rice dengan karya novel yang berjudul “Interview with the Vampire“, menyadari bahwa Tuhanlah yang seharusnya memiliki tempat pertama dalam hidup ini.
Meski di masa kecilnya telah diajarkan tentang Alkitab, namun setelah dewasa ia menjadi seorang atheis. Karena keadaan hatinya yang hidup jauh dari Tuhan, sehingga ia katakan novel-novel vampirnya merupakan refleksi pergulatan batinnya hidup di dunia tak bertuhan yang diciptakannya.
Dalam pencarian kedamaian dan ketenangan di dunia ini, sampai pada puncak ketenaran dan keberhasilan, ia tak menemukannya. Dan akhirnya, ia menyadari bahwa damai sejahtera dan ketenangan hanya ditemukan di dalam Yesus Tuhan.
Ia kembali membuka hatinya untuk Tuhan dan mengasihiNya dengan segenap hati.
Baca juga: Mengasihi Tanpa Syarat (Yohanes 21:15-17)
Dalam videonya “I Am Second”, ia mengatakan, “selama Anda menyangkal Tuhan Anda tidak akan pernah beristirahat. Anda tidak akan pernah mendapat kedamaian.”
Rice juga menambahkan, “Anda tidak dapat menyelamatkan diri Anda dengan karya seni, dengan musik, dengan perjalanan, bahkan dengan kekayaan.”
Sejak Rice kembali di jalan Tuhan, hidupnya mengalami perubahan, ia tidak lagi menulis tentang vampir, dan sekarang ia menulis buku-buku rohani.
Beberapa karya buku rohaninya berjudul “Christ the Lord: Out of Egypt, Christ the Lord: The Road to Cana, dan Angel Time: The Songs of the Seraphim“.
Bahkan, Anne Rice memberikan kesaksian di video “I Am Second”, yaitu mengisahkan perjalanan hidupnya yang jauh dari Tuhan, kini kembali ke jalan Tuhan dan menempatkan-Nya di tempat utama di dalam hidupnya dan dirinya yang kedua. Ia penuh semangat melayani Tuhan, menulis buku, dan bersaksi.
Berbeda dengan kisah Rasul Paulus, ia memiliki status sosial yang baik karena memiliki kewarganegaraan Romawi dan seorang pembelajar Hukum Taurat. Guru besarnya adalah Gamaliel salah satu tokoh imam besar.
Ia keturunan Yahudi dan termasuk tokoh yang berpengaruh di kalangan Yahudi. Ia juga memiliki wewenang untuk menganiaya dan membunuh orang Kristen.
Akan tetapi, setelah Paulus bertobat, keuntungan dan pencapaian di masa lalu, dianggap rugi karena pengenalan akan Kristus lebih mulia dari segalanya, dan ia pun melayani Tuhan dengan segenap hati.
Baca juga: Mengasihi Tanpa Pamrih (1 Yohanes 4:9-12)
Paulus menjadikan Tuhan yang utama dalam hidupnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Anne Rice, dirinya yang kedua dan Tuhan di tempat yang pertama dan utama. Melalui peristiwa pertobatan Rice ini, tentu mengingatkan kita untuk menempatkan Tuhan yang pertama dan di atas segalanya dari hal apapun.
Janganlah menempatkan diri kita, istri, anak-anak, orang tua, pimpinan, dan sahabat di tempat pertama atau utama melebihi Tuhan. Tempatkanlah Tuhan di tempat yang pertama.
DOA
Bapa sorgawi, aku mau mengasihi Engkau dengan segenap hati, mampukan aku agar selalu memprioritaskan Tuhan di hidupku. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
(Renungan ini adalah tulisan asli penulis yang sudah dimuat dalam Renungan Harian Manna Sorgawi)
(Dilarang meng-copy dan publish ulang tulisan ini, tanpa seijin penulis)
Lihat juga:
Jika Anda merasa diberkati dengan artikel “Pertobatan Anne Rice Sang Novelis Vampir; I Am Second” ini, bagikanlah ke sosmed (Facebook, Twitter, Gogle+, dll.) Anda. Jangan lupa, Like (Sukai) Fanspage Facebook Fokus Hidup yang ada di situs ini atau klik di sini untuk mendapatkan info-info terbaru dari fokushidup.com.
Mari bergabung juga dengan grup Facebook Fokus Hidup dengan cara klik di sini. Silahkan tinggalkan komentar Anda, bila ingin menanggapi, bertanya, ataupun memberikan saran dan kritik. <>