Hubungi Kami"... jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, ..." (Rm. 14:8)

Berani Bayar Harga! Kisah Inspiratif Haus akan Kebenaran

Berani Bayar Harga
Fokus Hidup
– “Bayar harga adalah mutlak dilakukan, benarkah? Seperti apa kisah Abraham Park membayar harga? Bagaimana agar seseorang penuh keberanian membayar harga? Simak artikel yang berjudul, Berani Bayar Harga! Kisah Inspiratif Haus akan Kebenaran ini.”

 

Bacaan Nats: Yohanes 12:25-26
Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, 
tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, 
ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. 

12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan 
di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. 
Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

 

Pelayanan sejati bagi orang percaya bukan beriorentasi kepada diri sendiri, tetapi tentu berpusat kepada Kristus. Ini mutlak harus dimiliki oleh orang-orang yang mengaku diri hamba Tuhan atau anak Tuhan.

Mengenyampingkan kepentingannya sendiri demi kepentingan Tuhan adalah harga yang harus dibayar dalam mengikut Tuhan, dan ini bersifat continue atau berkelanjutan. Bahkan, ia mau dan rela melepaskan segala-galanya, termasuk tidak menyayangkan nyawanya, demi Kristus.

Tidak jarang ada orang-orang yang mengesampingkan keselamatan nyawanya dan kepentingan pribadi demi hidup bagi Kristus. Sejarah telah membuktikan ada banyak orang yang rela menderita bahkan mati bagi Kristus.

Baca juga: Berani Menerima Baptisan? Teguhlah dalam Iman…

Namun, ada juga yang dipakai Tuhan untuk memberitakan keselamatan di dunia ini tanpa harus mengalami aniaya atau ancaman berat dari penentang Kristus, dan mereka tentu saja berani bayar harga.

Rupanya, orang-orang seperti ini bukan saja dapat menghasilkan karya, kehidupan mereka juga menjadi inspirasi. Di tambah karya mereka dikenang sepanjang masa. Bahkan selama hidup mereka terhitung dari penyerahan total mereka kepada Tuhan, hidupnya diabdikan hanya kepada Tuhan saja dan selalu menjadi berkat bagi sekitarnya.

Kita mungkin akan terkesima mendengar betapa besar pengorbanan seorang hamba Tuhan bernama Abraham Park.

Pria kelahiran 17 Mei 1928 ini, setelah ia dibebaskan dari militer sebagai veteran yang terluka akibat terkena tembakan di medan perang Korea, pada tahun 1958, ia memulai pelayanannya di gereja Dongmasan.

Peristiwa yang membuatnya sangat serius mempelajari Alkitab bermula dari sebuah pertanyaan yang menggelitik hati dan pikirannya. Suatu hari seorang anak muda bertanya kepadanya, “Mengapakah darah Yesus bisa menyelamatkan manusia?”

Baca juga: Tuhan Yesus Datang untuk Melayani! Teladanilah Kristus…

Pertanyaan yang tak bisa dijawab olehnya, yang menggelitik hatinya tersebut, membuatnya memutuskan untuk mengasingkan diri di gua salah satu gunung di Korea Selatan.

Kedinginan, kelaparan, dan kesunyian dialaminya hanya untuk memperoleh hikmat dan pengetahuan Firman. Ia berdoa hingga matahari terbit dan membaca Alkitab hingga matahari terbenam. Bahkan untuk makan pun, setiap hari ia merendam beras selama 5 jam kemudian memakannya dengan daun pinus dan garam.

Selama tiga tahun enam bulan tujuh hari, ia tinggal di sana!

Ia begitu serius ingin mendapatkan pengertian dari Tuhan, sehingga harga yang dibayar pun tidak sia-sia.

Waktu-waktu yang ia habiskan melalui doa dan membaca Firman, membuat isi Alkitab terbentang seperti panorama di depan matanya. Begitu terang benderang ia mendapatkan hikmat dari Tuhan. Keseriusannya dalam membayar harga, membuahkan hasil di mana ia memperoleh hikmat dari Tuhan.

Tak mengabaikan apa yang didapatnya, maka semua yang ia pelajari melalui pembacaan Alkitab dituliskannya di atas ribuan lembar kertas. Bila kehabisan kertas, ia menulisnya di daun kudzu atau garut (Arrowroot leaves) yang lebar.  Dan dia menuliskan bagian-bagian serta potongan-potongan ini.

Di usia menjelang senja, ia menuliskan semua pengetahuan Firman yang diperolehnya di gunung itu. Buku yang sudah ditulisnya, yakni ada 12 seri mengenai sejarah penebusan dalam Alkitab.

Di Indonesia, bukunya yang saat ini sudah diterjemahkan ialah seri ke-6.

Buku karya Pendeta Abraham sejarah penebusan seri 1-5 telah mendunia, best seller, dan digunakan di berbagai sekolah-sekolah teologi. Pesan-pesan di dalam buku tersebut pun mencelikkan mata rohani para pembaca dalam memahami silsilah-silsilah dan sejarah penebusan dalam Alkitab.

Baca juga: Menteri Terbaik Dunia! Ukirlah Prestasi Iman Maksimal…

Selain pendiri dan pendeta senior Gereja Presbyterian Cheil Pyungkang di Seoul, Korea Selatan, yang beranggotakan 80.000 jemaat, ia juga mendapat tiga gelar Honoris Causa, yakni D.Min, D.D, dan Ph.D dari empat universitas teologi.

Beliau telah menutup usia dan berpulang ke rumah Bapa pada tahun 2014, namun karyanya abadi dan menjadi berkat di seluruh dunia. Bahkan memberikan kontribusi besar bagi pendidikan teologi di seluruh dunia.

Harga yang dibayar oleh pendeta Park tidaklah murah. Ia rela mengasingkan diri, merasakan haus dan lapar, menginvestikan waktunya dengan membaca Alkitab dan berdoa setiap harinya, bahkan di gunung itu ia sempat dicurigai sebagai mata-mata.

Sehingga pantas jika ia menjadi orang yang bercahaya bagi sekitarnya, menjadi berkat, dan dipakai Tuhan sampai seumur hidupnya.

Untuk kita menjadi alat Tuhan, tidak harus mengasingkan diri seperti yang dilakukan oleh Pendeta Abraham Park, tetapi paling tidak kita memiliki mezbah doa, tekun belajar Alkitab, dan berani bayar harga. Dan bila ingin lebih mengerti isi Alkitab, maka ada banyak sekolah teologi di Indonesia, yang bisa menjadi pilihan untuk belajar teologi.

Akan tetapi, seberapa besar seseorang harus bayar harga? Harga yang harus dibayar adalah seharga nyawanya. Artinya, ia harus berani kehilangan nyawanya, Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.

Jadi, bayar harga di sini adalah ia tidak menjadi orang yang cinta dunia atau terikat oleh dunia ini, ia tidak dikuasai oleh ambisi-ambisi kepentingan diri sendiri, ia rela kehilangan ego atau menjadi hamba sesamanya, dan ia tidak memikirkan kehormatan dirinya termasuk rela kehilangan nyawanya, demi kemuliaan nama Tuhan.

Sampai kapan seseorang harus bayar harga? Seumur hidupnya, “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.” Kata “mengikut Aku” di sini mengandung arti ikut Tuhan seumur hidupnya atau selama-lamanya.

Dalam Markus 8:34-35, juga disebutkan bahwa untuk mengikut Tuhan harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Dia seumur hidup.

Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.

Berdasarkan hal ini, maka membayar harga merupakan syarat yang harus dilakukan agar seseorang layak disebut murid Kristus sejati. Melepas segala sesuatu untuk Kristus, maka ia pun akan beroleh janji kekekalan-Nya yang tidak bisa diambil darinya.

Baca juga: Bernilai di Mata Tuhan! Ini Agenda Hidup yang Seharusnya…

Seperti halnya Paulus yang berprinsip, Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Fil. 1:21), maka kita pun seharusnya memiliki prinsip hidup yang sama.

Biarlah fokus hidup kita hanya kepada Tuhan dan kerajaan-Nya saja, jangan ada agenda lain yang menawan kita, sehingga kita mengabaikan hal-hal yang bernilai kekekalan.

Jangan biarkan ambisi, jabatan, kedudukan, hawa nafsu, dan kehormatan mengekang kehidupan kita, sehingga orientasi kita beralih kepada perkara duniawi saja.

Tanggalkan beban dan dosa yang merintangi kita dan masuklah pada perlombaan iman yang sejati. Tunjukkan buah pertobatan kita bagi dunia. Giatlah melayani dan rela berkorban bagi Dia.

 

DOA
Bapa sorgawi, aku paham bahwa untuk menjadi alatMu harus berani berkorban dan bayar harga. mampukan untuk rela berkorban bagi kemuliaanMu. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.

Berani Bayar Harga kepada Tuhan

 

(Dilarang meng-copy dan publish ulang tulisan ini, tanpa seijin penulis)

Jika Anda merasa diberkati dengan artikel “Berani Bayar Harga! Kisah Inspiratif Haus akan Kebenaran” ini, bagikanlah ke sosmed (Facebook, Twitter, Linkedin, dll.) Anda.

Like (Sukai) juga Fanspage Facebook Fokus Hidup yang ada di situs ini atau klik DI SINI untuk mendapatkan info-info terbaru dari fokushidup.com.

Dan bergabunglah juga dengan grup Facebook Fokus Hidup dengan cara klik DI SINI.

Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah artikel ini untuk menanggapi, bertanya, ataupun memberikan saran dan kritik.

 

Kunjungi juga beberapa artikel di bawah ini yang menguatkan iman Saudara!

Tanggapan Anda:

error: