Jangan Putus Asa Berseru kepada Tuhan
|Fokus Hidup – “Penting bagi kita untuk tidak berputus asa dalam berdoa kepada Tuhan. Mengapa? Simak renungan berjudul Jangan Putus Asa Berseru ini.”
Bacaan Nats: Lukas 18:1-8; Matius 7:7-11 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. (ayat 1) Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. (ayat 2) Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. (ayat 3) Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun, (ayat 4) namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku." (ayat 5) Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (ayat 6-7) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" (ayat 8) (Lukas 18:1-8) "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (ayat 7) Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. (ayat 8) Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? (ayat 9-10) Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya. (ayat 11) (Matius 7:7-11)
Saya teringat dengan kesaksian seorang hamba Tuhan yang merindukan orang tuanya menjadi percaya kepada Tuhan.
Latar belakang kepercayaan orang tuanya yang begitu kental dengan kepercayaan animisme dan kepercayaan takhayul, tentu membuat ayahnya sulit menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat baginya.
Baca juga: Perkataan Bisa Menjadi Jerat bagi Kita
Tetapi hamba Tuhan ini tidak putus asa, ia terus berdoa kepada Tuhan agar ayahnya bertobat. Bahkan, di doa makan pun ia juga mendoakannya. Tak pernah putus asa, hamba Tuhan itu terus berdoa.
Dan 15 tahun kemudian, terhitung dari semenjak ia berdoa, ayahnya akhirnya menerima Tuhan Yesus. 15 tahun bukan waktu yang singkat, namun ia tidak pernah putus asa berseru kepada Tuhan.
Berdoa tanpa jemu-jemu atau tidak putus asa berseru kepada Tuhan, juga disampaikan oleh Tuhan Yesus dalam bentuk perumpamaan.
Dikisahkan, seorang hakim yang tidak takut akan Tuhan, bahkan tidak menghormati seorang pun, ternyata menjadi luluh dengan sikap seorang janda. Ia akhirnya membela perkara janda itu.
Baca juga: Pengharapan Dalam Rencana Masa Depan
Mengapa hakim yang tidak takut akan Tuhan itu, lantas memenangkan perkara janda itu? Jawabannya, karena janda itu terus mendatanginya. Hal ini mengusik pikiran dan hatinya.
Meski ia tidak ingin berpihak kepada perkara janda itu, tetapi karena merasa disusahkan oleh janda itu yang tanpa putus asa terus mendatanginya, ia pun menjadi berpihak kepadanya.
“Jika hakim yang lalim dan tidak memiliki belas kasihan, bisa berpihak pada perkara janda itu, terlebih Bapa kita di sorga yang penuh kasih. Tuhan akan melakukan hal yang sama, bahkan lebih baik dari apa yang dilakukan hakim lalim itu, yakni memberikan yang terbaik bagi kita. Karena itu, jangan putus asa berseru kepada-Nya.”
Jawaban doa sering disebut ada tiga, yakni ya, tunggu, dan tidak. Dan setiap kita pasti ingin agar doa kita mendapat jawaban “ya” dari Tuhan. Tetapi memang kita tidak bisa memaksa Tuhan, sebab Ia tahu apa yang kita butuhkan dan apa yang terbaik bagi kita. Meski belum dijawab, tidaklah berarti kita pun langsung berhenti mendoakan apa yang kita minta tersebut.
Sebelum mendapat afirmasi dari Tuhan melalui firman-Nya, hendaklah kita jangan patah arang atau tidak menjadi putus asa meminta kepada Tuhan, asalkan permintaan kita itu tidak bertentangan dengan Firman Tuhan, niscaya akan dijawab Tuhan.
Sikap kita seharusnya seperti janda tersebut, yakni tidak jemu-jemu berseru kepada Tuhan. Jika kita membutuhkan kesembuhan, dan medis tidak bisa lagi berbuat apa-apa, maka tetaplah berseru kepada-Nya. Tuhan penuh belas kasihan, Ia dapat menyembuhkan kita bila Ia menghendakinya.
Baca juga: Pengharapan Dalam Pemulihan Hubungan
Jika kita mengalami persoalan ekonomi, bisnis bangkrut, dan sebagainya, berserulah kepada-Nya, maka Ia akan memberikan jalan keluar.
Ia sanggup memulihkan kehidupan rohani bahkan finansial kita, tetapi juga kita harus hidup takut akan Tuhan dan senantiasa menyenangkan hati-Nya.
Jangan putus asa berseru kepada-Nya terutama terkait dengan persoalan rohani.
Perkarakan diri kita di hadapan Tuhan dan milikilah kerinduan yang besar akan Tuhan dan tinggallah dalam pembentukan-Nya.
(Dilarang meng-copy dan publish ulang tulisan ini, tanpa seijin penulis)
Lihat juga:
- Milikilah Pengharapan di Dalam Tuhan
- Pengharapan dalam Keselamatan bagi Orang Percaya
- Pengharapan Dalam Pemeliharaan Tuhan
- Pengharapan Dalam Kesembuhan dari Tuhan
Jika Anda merasa diberkati dengan artikel “Jangan Putus Asa Berseru kepada Tuhan” ini, bagikanlah ke sosmed (Facebook, Twitter, Gogle+, dll.) Anda. Jangan lupa, Like (Sukai) Fanspage Facebook Fokus Hidup yang ada di situs ini atau klik di sini untuk mendapatkan info-info terbaru dari fokushidup.com.
Mari bergabung juga dengan grup Facebook Fokus Hidup dengan cara klik di sini. Silahkan tinggalkan komentar Anda, bila ingin menanggapi, bertanya, ataupun memberikan saran dan kritik. <>