Hubungi Kami"... jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, ..." (Rm. 14:8)

Kasih kepada Keluarga Seiman dengan Agape

Fokus Hidup – “Renungan berjudul, kasih kepada keluarga seiman ini adalah pembahasan terakhir mengenai kasih dalam keluarga. Renungan sebelumnya ialah berjudul Kasih Kepada Saudara atau Ipar dengan Seharusnya. Simak renungan ini.” 

 

Bacaan ayat: 1 Korintus 13:1-8
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, 
tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang 
dan canang yang gemerincing. (ayat 1)

Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia 
dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna 
untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali 
tidak berguna. ayat 2)

Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan 
tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada 
faedahnya bagiku. (ayat 3)

Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri 
dan tidak sombong. (ayat 4)

Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak 
pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. (ayat 5)

Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. (ayat 6)

Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar 
menanggung segala sesuatu. (ayat 7)

Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan 
akan lenyap. (ayat 8)

 

Mengasihi keluarga seutuhnya merupakan bukti dari iman seseorang terhadap Tuhan. Wujud seseorang mengasihi Tuhan, tentu terlihat dari kehidupannya di tengah-tengah keluarganya.

Jika kita diberikan kesempatan untuk melayani sepenuhnya, dan menjadi pelayan atau aktivis yang dikenal oleh banyak orang dan bahkan dapat menjadi berkat terhadap orang lain maupun gereja Tuhan pada umumnya, atau  istilah trend pada masa kini, “hamba Tuhan yang dipakai secara heran dan luar biasa,” namun melakukan pengabaian terhadap keluarga, apalah arti pelayanannya.

Baca juga: Kasih Kepada Anak dengan Seharusnya

Begitu juga pemimpin Kristen masa kini, baik yang mengelola gereja, yayasan penginjilan atau sekolah, ataupun institusi atau lembaga lainnya, namun jika melakukan pengabaian terhadap keluarganya, maka ia gagal menjadi seorang pemimpin yang Alkitabiah.

Sangat menyedihkan memang jika kita melihat hamba Tuhan dan pemimpin Kristen masa kini, tidak peduli dengan keluarganya, sehingga apa yang dia lakukan tidak menjadi teladan bagi orang sekitar. Mereka hanya menyegani jabatan dan kedudukkannya saja, tetapi tidak kepada pribadinya.

Mereka pasti akan memberikan penilaian yang negatif terhadap orang tersebut. Sebenarnya, panggilan dan kepemimpinannya gagal bila diselaraskan dengan pandangan Paulus.

Baca juga: Kasih Kepada Pasangan Hidup yang Seharusnya

Dalam nats ini, Paulus menjelaskan bahwa sia-sialah iman dan kehidupan seseorang meskipun ia dipakai secara luar biasa, berbahasa roh dan berkarunia, bahkan mati syahid sekalipun, jika tanpa kasih.

“Di sini Paulus menunjukkan betapa pentingnya seseorang memiliki kasih, sebab dengan kasih kita dilayakkan. Termasuk kasih kepada keluarga seiman”

Definisi kasih yang dimaksud Paulus adalah meliputi karakter dan kasih mengandung unsur kesetiaan (ay. 4-7), bahkan kasih bersifat kekal. Jika kita menyadari dan memahami betapa pentingnya kasih, maka kita tidak akan mengabaikan keluarga kita, malah akan mengasihi mereka dengan kasih Kristus, melindungi, dan membangun relasi yang baik didasarkan pada kasih agape.

Baca juga: Kasih Kepada Orang Tua atau Mertua

 

Bentuk pengabaian adalah kurang kepedulian atau perhatian dan tidak menjaga relasi yang baik terhadap keluarga. Demikian juga bila kita diberkati secara materi, maka kita seharusnya memberkati keluarga kita terlebih dahulu.

Bagaimana seseorang mengaku mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan, sedangkan  keluarganya yang kelihatan saja diabaikannya atau tidak merealisasikan kasih terhadap mereka. Mengasihi itu, seharusnya dimulai dari yang terdekat kita, yakni keluarga dan saudara seiman.

 

Keluarga seiman yang dimaksud adalah keluarga kita secara menyeluruh yang seiman, terdiri dari kakek-nenek, ayah ibu dan mertua, adik kakak, anak-anak, maupun keluarga besar kita yang seiman.

Baca juga: Menebar Kasih Agape dalam Keluarga


Kasihilah terlebih dahulu keluarga kita yang seiman dengan kasih Kristus atau Agape, sehingga kita kemudian dapat mengasihi orang lain, dan hal ini akan berdampak bagi pelayanan maupun kehidupan rohani kita yang tidak bercela di hadapan Tuhan.

Dengan demikian kita menjadi teladan, berkat, dan saksi bagi sekitar kita.

DOA
Tuhan, aku percaya bahwa Engkau akan memelihara hidupku dan memberkati aku. Biarlah mataku tertuju pada-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
(Dilarang meng-copy dan publish ulang tulisan ini, tanpa seijin penulis)

 

Lihat juga:


Jika Anda merasa diberkati dengan artikel “Kasih kepada Keluarga Seiman dengan Agape” ini, bagikanlah ke sosmed (Facebook, Twitter, Gogle+, dll.) Anda. Jangan lupa, Like (Sukai) Fanspage Facebook Fokus Hidup yang ada di situs ini atau klik di sini untuk mendapatkan info-info terbaru dari fokushidup.com.

Mari bergabung juga dengan grup Facebook Fokus Hidup dengan cara klik di sini. Silahkan tinggalkan komentar Anda, bila ingin menanggapi, bertanya, ataupun memberikan saran dan kritik. <>

 

Tanggapan Anda:

error: