Ketika Menjadi Lemah, Ini Cara Mengatasinya…
|Fokus Hidup – “Semua orang dapat menjadi lemah atau mengalami saat-saat lemah secara rohani. Bagaimana cara mengatasi ketika menjadi lemah? Simak renungan in yang dapat menguatkan iman Anda ketika kerohanian sedang merosot.”
Bacaan Ayat: 2 Korintus 11:24-28; 12:10 Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,(ayat 24) tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. (ayat 25) Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. (ayat 26) Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, (ayat 27) dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat (ayat 8) (2 Korintus 11:24-28) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. (2 Korintus 12:10)
Setiap orang memiliki kelemahannya masing-masing. Ada beberapa jenis kelemahan, seperti kelemahan fisik dan kelemahan rohani. Bentuk kelemahan fisik, berupa cacat tubuh dan disebabkan oleh sakit penyakit.
Sedangkan kelemahan rohani adalah bentuk kerapuhan seseorang akan imannya kepada Tuhan karena tidak memiliki pengenalan yang benar. Orang yang lemah secara rohani, ciri-cirinya adalah dikuasai oleh dosa, keinginan daging, ketakutan dan kekuatiran, mencari kebahagian semu, dan tidak mampu bersyukur.
Namun berbeda dengan menjadi lemah. Maksud ketika menjadi lemah di sini adalah seseorang yang dahulu kuat secara rohani kini menjadi lemah.
Contoh, sebelumnya ia begitu setia beribadah, melayani Tuhan dengan penuh semangat, bersukacita, dan selalu bersyukur, tetapi tiba-tiba ia mulai jarang beribadah, tidak bergairah lagi melayani Tuhan, dan bahkan bersungut-sungut.
Baca juga: Hidup yang Berserah Kepada Tuhan
Memang setiap orang akan mengalami kejenuhan dan kebosanan karena rutinitas, karena itu ia perlu merenungkan kembali kasih Tuhan dan memperbarui komitmennya. Tetapi, menjadi lemah juga bisa disebabkan oleh kekecewaan terhadap Tuhan maupun sesama, ketakutan dan kekuatiran, dan tawaran dunia yang menggiurkan.
Menjadi lemah juga pernah dialami oleh murid-murid Tuhan Yesus. Setelah Yesus ditangkap dan disalibkan, para murid menjadi takut dengan orang-orang Yahudi (Yoh 20:19). Begitu juga dengan Petrus yang justru menyangkal Kristus namun menyadari kesalahannya.
Ada juga beberapa murid-Nya yang kembali pada profesinya yang lama (Yoh 21:1-4). Padahal murid-murid Kristus sebelumnya adalah orang-orang yang loyalitas, taat, dan mengikuti perintah Yesus. Alasan terkuat murid-murid-Nya menjadi lemah adalah karena Kristus sudah mati.
Kekecewaan mereka muncul sebab beranggapan Yesus datang sebagai Raja Politik, yakni membebaskan mereka dari jajahan Romawi dan menjadi Raja atas Israel, namun ternyata Ia mati di atas kayu salib (Luk 24:19-21).
Setelah Kristus bangkit dan menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, maka hilanglah kekecewaan mereka dan tongkat estafet penerus gereja di dunia ini dimulai dari murid-murid-Nya.
Baca juga: Melihat dengan Mata Rohani, Fokus Iman yang Benar
Demikian juga dengan Paulus. Ia mengalami berbagai tantangan dalam perjalanan misi. Ia di penjara, disesah, dihina, dan dianiaya, tetapi tidak menjadi lemah. Kesulitan demi kesulitan yang dihadapi, tidak membuatnya gentar dan kecewa melainkan semakin giat dalam melayani Tuhan.
Paulus tidak pernah mundur dalam pelayanan. Kesulitan demi kesulitan yang ia alami, bahkan dirinya seperti di ujung tanduk, semuanya itu tak mampu memudarkan semangatnya.
Apa yang membuat Paulus tetap eksis, antusias, dan rela berkorban dalam mengikut Tuhan Yesus? Sebab ia tahu benar bahwa yang dilayaninya itu adalah Tuhan pencipta langit bumi.
Bahkan baginya, hidup untuk Kristus dan mati adalah keuntungan. Artinya ia tidak lagi peduli dengan kepentingan atau keinginan dirinya sendiri, melainkan sepenuhnya ia serahkan kehidupannya kepada Tuhan. Ia tidak takut mengalami kematian sewaktu-waktu. Prinsip dan iman Paulus ini bernilai tinggi di hadapan Tuhan.
Baca juga: Melibatkan Tuhan dalam Segala Hal
Belajarlah seperti Paulus yang tetap konsisten dalam iman, sebab Tuhan kita adalah Allah yang hidup dan tidak akan pernah meninggalkan kita. Memang, kita tidak lepas dari berbagai persoalan hidup yang sebetulnya sebagai alat pembentukan karakter dan iman kita. Dan, sewaktu-waktu kita dapat menjadi lemah.
Cara yang tepat ketika kita menjadi lemah adalah milikilah hati untuk bersedia dibentuk oleh Tuhan. Orang yang bersedia dibentuk oleh Tuhan, Ia akan mengingat kebaikan Tuhan yang mulia, yakni Ia telah mati bagi-Nya dan menebus dosa, bahkan melayakkannya menjadi anak-Nya.
Inilah yang perlu direnungkan dan mulailah untuk kembali berkomitmen.
Ingatlah, segala persoalan yang kita alami adalah sebagai nutrisi bagi iman kita. Justru akan membuat kita mengenal Dia bila kita tetap mencari wajah-Nya dan kuat dalam menghadapi tantangan pada level iman berikutnya.
Baca juga: Tampil Inner Beauty, Cantik Batiniah
Karena itu, tetaplah tinggal dalam di dalam kasih-Nya, dan perhatikan keadaan hatimu. Bila mulai serong atau disusupi oleh kegeraman, kebencian, keinginan-keinginan, dsbnya, segeralah berbalik kepada Tuhan. Mintakah pengampunan, bertobat, dan bertumbuhlah dalam kebenaran firman-Nya.
Atasilah segala bentuk kekecewaan, kekuatiran, dan tawaran dunia dengan iman yang teguh. Dan jangan biarkan hal-hal demikian mengisi ruang hati kita, sehingga kita menjadi lemah secara rohani.
Namun, ketika kita menjadi lemah, bangkitlah kembali dan berjuanglah dalam pertandingan iman!
(Dilarang meng-copy dan publish ulang tulisan ini, tanpa seijin penulis)
Jika Anda merasa diberkati dengan artikel “Ketika Menjadi Lemah, Ini Cara Mengatasinya...” ini, bagikanlah ke sosmed (Facebook, Twitter, Gogle+, dll.) Anda. Jangan lupa, Like (Sukai) Fanspage Facebook Fokus Hidup yang ada di situs ini atau klik DI SINIuntuk mendapatkan info-info terbaru dari fokushidup.com.
Mari bergabung juga dengan grup Facebook Fokus Hidup dengan cara klik DI SINI. Silahkan tinggalkan komentar Anda, bila ingin menanggapi, bertanya, ataupun memberikan saran dan kritik.
Kunjungi juga beberapa artikel di bawah ini yang dapat menguatkan iman Anda?
- Paradigma Alkitabiah; Awal dari Pembaharuan Iman
- Merugikan Orang Lain? Hindarilah Hal ini…
- Mengatasi Alzheimer, Penyakit yang Mematikan
- Dibalik Karakter Hello Kitty Ada Kisah Menyeramkan?
- Hasil Dari Berbuat Kebaikan Kepada Sesama
Saya merasa diberkati sekali membaca artikel ini.. Terimakasih kabarkanlah terus kebenaran Firman Tuhan..
Sy bisa minta 1 renungan yg bisa menguatkan saya dalam menghadapi persoalan dalam mencari pasangan hidup. sebelumnya sy punya pacar sudah sekian lama kita pacara, namun si cewe saya ini sering menghina saya mencacimaki saya dgn keluarga saya. jujur sy sudah melakukan hal yg salah, namun knp sy sering dihina terus sama si cewe sy ini, bahkan si cewe ini sdh membuat sumpah namun dia tdk melakukan sumpahnya itu. yg saya mohon bisa ada renungan yg menguatkan saya agar jika dikehendaki Tuhan, maka sy lanjutkan hubungan dgn si cewe sy ini, tp jika tdk dikehendaki Tuhan mk biarlah sy mencari pasangn hidup saya. mohon dibuatkan 1 renungan dan mohon doa untuk saya. mohon doa juga untuk si cewe yg sllu mlanggar sumpah2nya, dan sllu mnghina saya agar dia di berkati.
Shalom, kami akan membuat artikel tentang jodoh, ditunggu saja ya!
Dalam mencari jodoh ada kriteria umum sesuai standar Alkitab, yakni seiman, seia sekata, dan setia. Dan saudara perlu melihat hal ini pada pasangan Anda, sebab bila pernikahan tidak dibangun dengan fondasi dasar seperti ini, maka akan hancur. Sebenarnya tidak perlu berdoa meminta kehendak Tuhan, sebab kehendak Tuhan jelas sudah tertulis dalam Alkitab. Jika kita masih membandel dengan alasan mendoakan lagi biar kehendak Tuhan yang jadi, maka sama saja dengan keras hati. Tetapi bila hubungan saudara sudah terlalu jauh, maka mintalah pengampunan kepada Tuhan dan bertanggung jawablah dengan perbuatan Anda. Perlu dipahami bahwa jodoh adalah pilihan, artinya kitalah yang menentukan dengan siapa kita menikah, selanjutnya Tuhan yang merestui melalui pemberkatan nikah. Jadi jika pilihan Anda salah atau benar, jangan salahkan Tuhan sebab kitalah yang memilih, Dan tanggung jawab kita adalah menjaga pernikahan kita sampai maut memisahkan. Jadi, lakukan apa yang harus Anda lakukan sesuai dengan kehendak Tuhan. God Bless…