Kisah Dokter Satu Kaki! Jadilah Berkat Selagi ada Waktu…
|
Fokus Hidup – Dapatkah seseorang menjadi berguna bagi orang lain meski menyandang cacat? Seperti apa kisah seorang dokter yang mengobati dengan satu kaki? Bagaimana agar menjadi Berkat? Simak kisah inspiratif yang berjudul Kisah Dokter Satu Kaki! Jadilah Berkat Selagi ada Waktu… ini.
Bacaan Nats: Galatia 6:9-10; Amsal 19:17; Kolose 3:23 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. (ay. 9) Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. (ay.10) Galatia 6:9 Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu. Amsal 19:17 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 3:23
Perbuatan mulia seseorang dalam kategori kemanusiaan adalah ketika ia memilih untuk mengabdikan diri menjadi berguna bagi orang lain. Dan semua orang seharusnya bisa melakukan hal ini. Bila ini menjadi pilihan seseorang, tentu ia tidak peduli bagaimana pun keadaannya, tekadnya ia berusaha untuk menolong orang lain.
Walau ia sendiri termasuk orang yang masih membutuhkan pertolongan, itu takkan dapat membendung niat mulianya dan akan direalisasikannya meski melewati berbagai rintangan. Adakah orang seperti ini? Dialah dokter tanpa satu kaki yang berhati mulia.
Kisah dokter satu kaki ini, merupakan kisah yang inspiratif.
Ji Zhengyong adalah seorang penyandang disabilitas, namun ia tidak dikungkung oleh kelemahan fisiknya. Bahkan ia melakukan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi orang lain, menyangkut persoalan hidup mati banyak orang di sekitarnya.
Baca juga: Hidup yang Berserah Kepada Tuhan, Ini Gambarannya…
Tidak seperti kebanyakan orang, Ji adalah seorang pejuang tangguh yang tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, juga berjuang untuk keselamatan orang lain.
Pria inspiratif ini adalah seorang dokter umum asal Jianxin, Chongqing, Tiongkok. Seorang dokter yang hanya memiliki satu kaki ini, memilih untuk mengabdikan segala pengetahuannya untuk masyarakat.
Dengan kondisi yang tidak seperti orang normal lainnya yang memiliki dua kaki, ia hanya memiliki satu kaki yang mengharuskannya memakai tongkat penyangga jika pergi ke suatu tempat, namun ia memilih untuk melayani kesehatan masyarakat setempat. Walau tanpa satu kaki, Ji tetap membantu orang-orang yang membutuhkan perawatan, terutama bagi warga miskin.
Peristiwa mengenaskan ini, dialaminya Pada usia 14 tahun. Ji mengalami kejadian tragis yang hampir merenggut nyawanya. Kejadian naas yang dialaminya itu adalah kecelakaan mobil yang mengakibatkan ia harus kehilangan satu kaki. Karena kecelakaan mobil, kaki sebelahnya harus diamputasi.
Kecelakaan tersebut sangat mempengaruhi psikologisnya. Layaknya seseorang yang depresi karena mengalami kehilangan kaki sebelah, seperti itulah perasaannya saat itu. Ia merasa hampa, putus asa, dan bahkan tidak lagi memiliki keinginan untuk hidup.
Ia pun sempat berhenti sekolah selama satu tahun karena merasa tertekan dengan keadaannya. Namun, karena dukungan keluarga dan kerabat, Ji kembali bersemangat dan bertekad melanjutkan cita-citanya sebagai dokter. Beruntung Ji memiliki keluarga dan kerabat yang selalu memberi dukungan moral baginya agar ia tidak menyerah.
Dorongan yang kuat dari keluarga dan sanak saudaranya, yang kemudian membuat Ji Zhengyong menjadi kuat, dan kembali bersemangat dalam melanjutkan hidupnya, bahkan ia bercita-cita untuk menggapai keinginannya yang mulia.
Ia pun melanjutkan studinya di sekolah kesehatan jurusan pengobatan tradisional Tiongkok, kemudian melanjutkan ke jurusan kedokteran di Yuzhou University, Chongqing. Setelah lulus pada tahun 2003, ia memilih menjadi dokter di kampung halamannya.
Baca juga: Hasil Dari Berbuat Kebaikan; Riil, Kisah Si Pelayan Hotel…
Dokter Ji, berbeda dengan dokter umum lainnya. Jika biasanya pasien yang mendatangi dokter, tidak dengan kisah dokter satu kaki ini, ia selalu mendatangi pasiennya. Ia tidak pernah menolak ketika para pasien meminta pertolongannya.
Tidak peduli cuaca hujan, panas, siang, ataupun malam, ia tetap menemui pasiennya dengan menggunakan kruk serta membawa peralatan dokter. Padahal banyak jalan-jalan pedesaan yang curam dan terjal mesti ia lewati.
“Awalnya saya sering jatuh karena saya tidak terbiasa jalan cepat dengan tongkat. Tapi saya tidak boleh menyerah. Pasien-pasien itu membutuhkan saya. Jadi tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan saya. Prinsipnya bisa cepat menangani pasien di rumah mereka,” ucapnya.
Hebatnya, Ji tidak pernah meminta bayaran pada pasiennya yang tidak mampu membayar.
Dokter tanpa satu kaki ini mengatakan apa yang menjadi alasan mengapa ia bertekad menjalani profesi yang penuh tantangan ini.
“Saya hanya melakukan yang harusnya saya lakukan. Saya hanya ingin menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan saya. Saya sudah cukup bahagia dan senang ketika mereka bisa hidup sehat. Saya sudah cukup bahagia ketika mereka puas dan percaya dengan apa yang saya lakukan.
Kepercayaan dari warga desa adalah hadiah terbesar dari mereka untuk hidup saya. Ketika mereka bahagia, saya pun akan lebih bahagia. Bisa melayani mereka adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan untuk saya,” ujarnya.
Profesi yang telah ditekuninya ini, rupanya bukan baru kemarin. Ia sudah melakukan aktivitas mulia ini selama belasan tahun. Dan apa yang dilakukannya ini membuat warga memberikan julukan mulia pula, yakni “Pahlawan bagi mereka yang berkekurangan.” Warga menganggap JI sebagai malaikat berjubah putih dan selalu memberikan acungan jempol ketika namanya disebut.
Dokter Ji, dokter yang mengobati dengan satu kaki ini, melayani pasiennya tanpa pamrih, tak kenal lelah, dan dengan ketulusan. Keterbatasan fisik tak menghalanginya untuk melakukan perbuatan yang mulia, yang menolong keselamatan orang lain. Inilah kisah dokter satu kaki yang mengharukan.
Memang, keterbatasan fisik terkadang membuat sebagian orang merasa terpuruk, tidak berarti, minder, dan bahkan merasa tidak berguna. Tidak banyak yang bangkit dari keterbatasannya dan mempergunakan kemampuannya menjadi saluran berkat.
Meski demikian, ada juga di antara mereka yang tampil berbeda, yakni memanfaatkan kelebihannya untuk suatu pekerjaan yang mulia melalui menjadi berkat bagi orang lain. Dan Ji adalah salah satu bukti seseorang yang tidak mengasihani dirinya sendiri, tetapi ia tampil menjadi pahlawan kesehatan.
Jika Ji, yang memiliki keterbatasan namun berusaha menjadi berguna bagi orang lain, bagaimana dengan kita? Tuhan menghendaki kita melakukan hal yang berguna bagi orang lain melalui kemampuan, karunia, dan talenta yang kita miliki.
Baca juga: Menebar Kasih Agape dalam Keluarga
Dalam melakukan kebaikan janganlah kita jemu-jemu dan berbuat baiklah kepada semua orang, sebagaimana disebutkan dalam Galatia 6:9-10, yakni:
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. Kita akan dimampukan Tuhan ketika kita melakukan sesuatu dengan tujuan yang mulia. Dan seharusnya kita melakukan perbuatan yang mulia selagi ada waktu!
Kita akan dimampukan Tuhan ketika kita melakukan sesuatu dengan tujuan yang mulia dan melakukannya seperti untuk Tuhan. Apa yang menjadi tujuan hidup kita saat ini. Ingatlah hidup ini tiada arti tanpa melakukan kehendak Tuhan, yakni diantaranya, menolong sesama atau menjadi berkat bagi sesama.
Mungkin kita tidak menjadi seorang dokter yang mampu mengobati orang lain seperti halnya dokter Ji. Tetapi kita dapat berguna bagi orang lain melalui memberikan bantuan finansial atau materi. Bisa juga melalui berbagi pengetahuna dan skill, memberi tumpangan. Juga bisa membantu secara fisik, seperti ringan tangan membantu seorang lanjut usia untuk membawakan barang-barang bawaannya.
Ada banyak kesempatan dalam kita melalui perbuatan yang mulia ini, karena itu pergunakanlah kesempatan ini selagi ada waktu!
DOA
Bapa,perlengkapi dan mampukanlah aku untuk melakukan yang berguna bagi orang lain dan selalu memuliakan namaMu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
(Dilarang meng-copy dan publish ulang tulisan ini, tanpa seijin penulis)
Jika Anda merasa diberkati dengan artikel “Kisah Dokter Satu Kaki! Jadilah Berkat Selagi ada Waktu…” ini, bagikanlah ke sosmed (Facebook, Twitter, Linkedin, dll.) Anda.
Like (Sukai) juga Fanspage Facebook Fokus Hidup yang ada di situs ini atau klik DI SINI untuk mendapatkan info-info terbaru dari fokushidup.com.
Dan bergabunglah juga dengan grup Facebook Fokus Hidup dengan cara klik DI SINI.
Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah artikel ini untuk menanggapi, bertanya, ataupun memberikan saran dan kritik.
Kunjungi juga beberapa artikel di bawah ini yang menguatkan iman Saudara!
- Berani Bayar Harga! Kisah Inspiratif Haus akan Kebenaran
- Pergaulan Buruk Merusak Prestasi! Jangan Salah Bergaul…
- Dokter Berhati Mulia; Rela Menggelandang Tiap Malam…
- Agar Fokus Berdoa kepada Tuhan Setiap Saat
- Jodoh Ditentukan Tuhan? Inilah Perspektif Alkitab …
- Mengejar Target Hidup? Yesus Lebih dari Cukup….