Hubungi Kami"... jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, ..." (Rm. 14:8)

Kristen Sejati Ialah Mati Sebelum Mati! Bersediakah Anda?

kristen sejati ialah mati sebelum mati
Via img: https://brothersofthebook.com

Fokus Hidup“Mati sebelum mati adalah syarat menjadi Murid Kristus atau Kristen sejati. Benarkah? Mengapa harus mati dahulu sebelum mati? Bagaimana caranya? Simak dengan seksama artikel berjudul, Kristen Sejati Ialah Mati Sebelum Mati! Bersediakah Anda? ini.”

Menjadi murid Tuhan Yesus bukanlah asal kita percaya saja dan terima di dalam hati dengan mengaku Yesus sebagai Tuhan. Sebab dengan percaya, mengaku, dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, tidaklah otomatis membuat seseorang beroleh keselamatan.

Melainkan harus mati terlebih dahulu atau mengalami kematian atas kedagingan (keinginan duniawi). Kristen Sejati ialah mati sebelum mati, artinya ia harus mengalami kematian atas keinginan daging.

Orang percaya atau Kristen sejati harus mati sebelum mati, barulah ia layak menghadap Bapa di Sorga. Tanpa seseorang bersedia mati sebelum ia mati secara jasmani, Ia tidak layak menerima janji Tuhan Yesus di kekekalan. Mengapa demikian? Inilah yang diajarkan oleh Tuhan Yesus.

Baca juga: Mengejar Target Hidup? Yesus Lebih dari Cukup…

Pengakuan dan menerima Tuhan Yesus sebagai Raja yang bertakhta di dalam hati adalah awal yang baik dalam merespons pengorbanan Kristus. Namun, pembuktian imannya di dalam Kristus, seharusnya terlihat dari komitmen dan kesungguhannya mengikut jejak Tuhan Yesus hingga akhir.

Kegagalan banyak orang Kristen adalah diawali dengan hal yang baik dengan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, namun di perjalanan hidupnya hingga akhir, ia menjadi orang yang cinta dunia atau terikat dengan dunia. Ia masih mengharapkan dunia membahagiakannya.

Fakta membuktikan bahwa ada banyak orang mengaku Kristen atau orang percaya, namun sayangnya kehidupan iman mereka, tidak terlihat sebagai saksi Kristus. Seperti senang berdusta, selingkuh, memberlakukan karyawan atau pembantu dengan kasar, menipu, memanfaatkan pelayanan untuk kepentingannya sendiri, kekerasan dalam rumah tangga, dsb-nya.

Hal ini tidak bisa dibenarkan bahwa orang tersebut sudah menjadi anak Tuhan. Justru sebaliknya, pengakuan imannya, hanyalah sebatas di bibir saja.

Baca juga: Mencintai Walau Harus Terluka, Ini Bukti Kasih

Memang, orang percaya itu akan mengalami proses dan pembaharuan iman hari demi hari. Tetapi jika tidak menunjukkan perubahan hidup semakin berkenan kepada Bapa, maka ia sebetulnya belum menerima Tuhan Yesus dengan segenap hati atau lahir baru.

Lahir baru itu, bukan ketika seseorang mengaku Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi, tetapi ketika ia mau menanggalkan manusia yang lama dan mengenakan karakter Kristus di dalam dirinya.

Pengertian dari lahir baru bukan di saat seseorang menerima Tuhan Yesus dan dibaptis. Memang makna baptisan di antaranya adalah seperti itu dan orang percaya harus dibaptis sebagai tanda pertobatan dan meterai bahwa Roh Kudus dapat tinggal tetap di Dia.

Tetapi sejatinya, yang dimaksud Alkitab atau Tuhan Yesus, lahir baru ialah harus mematikan keinginan dosa, mengalami kematian atas dosa, atau menanggalkan manusia lama.

Ada beberapa ucapan Tuhan Yesus yang mengarah kepada seseorang yang mau hidup berkenan di hadapan-Nya, maka ia harus rela kehilangan nyawanya.

Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (Matius 16:24-25)

Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.

10:39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (Matius 10:37-39)

Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. (Matius 19:29)

Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. (Yohanes 12:25)

Kutipan ayat-ayat di atas jelas sekali menyiratkan bahwa menjadi orang percaya tidaklah mudah, ia harus rela kehilangan nyawanya. Makna menyangkal diri, memikul salib, dan kehilangan nyawa, yakni orang percaya haruslah mengalami kematian menanggalkan manusia lama, atau mengalami kematian atas dosa.

Hal ini tentu dapat diistilahkan kematian pertama atau mati sebelum kita mati secara fisik.

Baca juga: Kebangkitan Kristus Memberi Hidup

Dapat diartikan, kematian pertama adalah kita mati atas dosa-dosa kita atau keinginan daging kita dan mengenakan karakter Kristus.

Mengalami kematian pertama berarti orang percaya harus mematikan segala sesuatu yang duniawi. Atau melepas kodrat dosa dan mengenakan kodrat ilahi, yakni berjuang menjadi serupa dengan Kristus. Sebagaimana hal ini disebutkan Paulus dalam Kolose 3:5-10.

Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka]. Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.

Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Apakah seseorang bisa melakukannya? Bisa, bila ia mau berjuang menanggalkan keinginan daging atau menyangkal diri dan memikul salib. Orang Kristen harus berjuang menjadi sempurna seperti Bapa dan serupa dengan Kristus. Inilah panggilan iman kita.

Dengan mengalami kematian yang pertama ini, maka kita menjadi layak di hadapan Bapa dan menjadi pribadi yang berharga atau mulia di hadapan Tuhan. Ketika kita mengalami kematian fisik atau kedua, tempat kita nantinya ada dalam kehidupan kekal abadi.

Baca juga: Menggugat Penyaliban Kristus? Hargailah Kasih-Nya…

Apa itu kematian fisik atau kedua? Kematian kedua adalah kita mati secara fisik, di mana roh kita meninggalkan tubuh jasmani kita. Semua orang pasti akan mengalami hal ini, namun banyak orang tidak menyadari bahwa dibalik kematian fisik ada kekekalan menanti.

Hidup kekal atau mati kekal, akan dialami setelah kematian fisik. Dan ketahuilah, kekekalan itu tidak berujung! Bisa 1000 tahun, 1 miliar tahun, berjuta-juta triliun tahun, bahkan tak terhingga.

Siapkah kita menghadapi kematian fisik ini? Jawabannya, sudahkah kita mengalami kematian pertama, sebab menjadi Kristen sejati ialah mati sebelum mati.

Bila kita telah mati sebelum mati, maka malaikat sorgawi menyambut kita dan kita menjadi penghuni di keabadian kekal. Bahkan memerintah bersama Kristus dalam kekekalan apabila kita mengakhiri pertandingan iman dengan baik.

Akan tetapi, bila kita tidak mematikan keduniawian kita selama hidup di dunia ini, meskipun kita seorang terhormat atau pendeta sekalipun, Alkitab berkata orang tersebut tidak layak dan ditolak oleh Tuhan Yesus dalam kekekalan.

Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan! (Matius 7:21-23)

Tahukah bahwa sebetulnya Tuhan Yesus pun bisa dikatakan mengalami dua kali kematian? Bahkan dalam istilah dua kematian tersebut, terlihat perjuangan Tuhan Yesus yang sangat berat.

Seperti apa gambaran kematian yang dialami Tuhan Yesus? Dalam Filipi 2:6-11 menjelaskan tentang Tuhan Yesus mengosongkan diri-Nya (kenosis).

yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Makna kenosis di sini jelas menunjukkan bahwa Ia benar-benar meletakkan keabadian, takhta-Nya, pemerintahan kekal-Nya, dan ke-allahan-Nya. Ini tidak mudah bagi-Nya dan Bapa di Sorga, namun demi melakukan kehendak Bapa dan kecintaan-Nya kepada manusia, Ia rela dimatikan, dikosongkan, dan diam dalam tubuh fana, Anak Manusia.

Mungkin ini juga adalah hal yang paling menyakitkan atau menyedihkan bagi Bapa di Sorga, bahwa melihat Anak-Nya yang tunggal, yang rela melakukan kehendak-Nya dengan menanggalkan ke-Allahan-Nya dan menjadi manusia.

Dan untuk Tuhan Yesus menjadi manusia, maka Bapa harus mematikan Dia, melucuti segala kehebatan-Nya, kemuliaan-Nya, dan ke-Allahan-Nya. Inilah suatu titik keadaan yang mungkin berat dan tidak mudah diterima bagi Tuhan Yesus maupun Bapa di Sorga.

Baca juga: Mesias yang Dijanjikan dalam Alkitab, Ini Penjelasannya…

Bahkan bisa jadi, Sorga pun berkabung atas relanya Tuhan Yesus bersedia mengalami kematian atas kekekalan-Nya. Ini perjuangan Tuhan Yesus yang pertama, yang begitu berat dengan penyangkalan diri-Nya, karena cinta-Nya kepada manusia.

Begitu pun dengan kematian fisik yang dialami Tuhan Yesus, Ia sangat menderita dan sengsara. Bahkan seolah-olah, Ia merasakan bahwa Bapa di Sorga meninggalkan Dia, sewaktu di kayu salib. Inilah perjuangan Tuhan Yesus yang sangat berat di dunia fana ini, di mana Ia memilih taat kepada Bapa sampai akhir.

Dapatkan Tuhan Yesus Kristus berbuat dosa? Tentu bisa. Dengan Ia mengikuti tawaran Iblis untuk bergabung dengannya dan memerintah dunia, atau Tuhan Yesus tidak taat dan memberontak kepada Bapa di Sorga, maka Ketidaktaatan tersebut adalah dosa. Tetapi Kristus memilih taat sampai mati.

Penderitaan dan ketaatan Tuhan Yesus bukanlah sandiwara! Semua yang dialaminya real dan Ia buktikan ketaatan-Nya kepada Bapa sampai mati di atas kayu salib menebus dosa umat manusia. Itulah sebabnya Bapa menganugerahi ia kemuliaan, di mana Tuhan Yesus kembali ke takhta-Nya dan layak ditinggikan.

Bila Tuhan Yesus saja rela dimatikan, dilucuti, dan dikosongkan dari takhta-Nya yang Maha Kudus, bahkan mengalami penderitaan hingga mati di kayu salib, kita pun orang percaya harus rela dan bersedia kehilangan segala-galanya demi Kristus.

Kita harus berjuang hidup berkenan kepada Bapa di Sorga, sampai akhir hidup kita. Sehingga kita mendapati bahwa diri kita ada dalam kekekalan bersama Tuhan Yesus.

Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari, ketika hari penghakiman tiba, karena kita tidak mau mengalami kematian pertama atau mematikan keinginan dunia. Ingatlah, Kristen sejati ialah mati sebelum mati, maka berjuanglah sampai akhir dan menangkan pertandingan iman kita.

Baca juga: Berani Menerima Baptisan? Teguhlah dalam Iman…

Sebagai murid Kristus sejati, jadilah pribadi yang mengalami kematian atas keinginan daging dan menjadi sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Yesus. Hiduplah dalam kekudusan, mengasihi sesama, dan lakukanlah segala sesuatu seperti untuk Tuhan

Biarlah kematian dan kebangkitan Kristus, selalu bergelora mengingatkan kita untuk bersedia mati sebelum mati dan berjuang sampai akhir sama seperti Paulus yang mengakhiri pertandingan dengan baik.

Menerima Tuhan Yesus adalah awal yang baik dan mengakhiri pertandingan iman dengan baik adalah akhir yang baik. Sebab itu, awalilah dan akhirilah pertandingan iman dengan baik!

Kristen sejati ialah mati sebelum mati

Jika Anda merasa diberkati dengan artikel “Kristen Sejati Ialah Mati Sebelum Mati! Bersediakah Anda?” ini, bagikanlah ke sosmed (Facebook, Twitter, Linkedin, dll.) Anda.

Like (Sukai) juga Fanspage Facebook Fokus Hidup yang ada di situs ini atau klik DI SINI untuk mendapatkan info-info terbaru dari fokushidup.com.

Dan bergabunglah juga dengan grup Facebook Fokus Hidup dengan cara klik DI SINI.

Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah artikel ini untuk menanggapi, bertanya, ataupun memberikan saran dan kritik.

Kunjungi juga beberapa artikel di bawah ini yang menguatkan iman Saudara!

Tanggapan Anda:

error: