Memancarkan Kasih Natal adalah Wujud Mengasihi Tuhan
Fokus Hidup – Bukti seseorang mengasihi Allah ialah ia memancarkan kasih Natal. Seperti apa memancarkan kasih Natal? Mengapa harus menerapkan kasih Natal? Bagaimana agar hidup kita memancarkan kasih Natal? Simak dengan seksama artikel berjudul Memancarkan Kasih Natal adalah Wujud Mengasihi Tuhan ini.
Peristiwa sejarah penyelamatan manusia yang dijanjikan oleh Allah terkait janji Mesias, digenapi oleh Tuhan Yesus Kristus, Ia lahir ke bumi untuk melaksanakan misi Bapa. Kasih Bapa ini, terbukti pada malam Natal atau kelahiran Kristus 2000 tahun yang lalu.
Sebagaimana kasih Natal telah diperlihatkan Bapa, melalui mengutus Anak-Nya yang Tunggal, maka kita sebagai orang percaya, sudah seharusnya memancarkan kasih Natal yang nyata di sekitar kita.
Maksud memancarkan kasih Natal ialah melakukan perbuatan kasih Kristus kepada sesama. Kasih Natal ialah kasih mengenai pemberian Allah, yakni Sang Anak, Yesus Kristus, untuk mengorbankan diri-Nya demi manusia berdosa.
Baca juga: 7 dampak Natal bagi Dunia yang perlu Anda Ketahui
Praktek hidup dalam menyinarkan kasih Natal, tentu harus dimulai dari dalam atau keluarga terdahulu. Sebuah kisah di bawah ini, kiranya dapat memberikan gambaran sejauh mana kasih Natal itu bersinar dalam hidup seseorang, dimulai dari menjadi terang bagi keluarganya.
Sebut saja Pak Jono, kekalutan hidup dialami olehnya. Ia baru saja mengalami kesulitan dalam pekerjaan, di mana ia harus berhenti karena sesuatu dan lain hal. Di tambah lagi, ia harus mencukupi kebutuhan keluarganya, membuatnya harus mencari solusi mendapat pekerjaan baru.
Teringatlah ia dengan kakak iparnya yang mapan dan punya usaha. Dalam benaknya, mungkin kakak iparnya bisa membantunya memberikan pekerjaan atau menjadi karyawannya. Namun, Di luar dugaan, jawaban dari kakak iparnya, begitu mengejutkan. “Maaf, saya tidak bisa membantu, tidak ada lowongan di sini,” sebut kakak iparnya.
Suami kakak kandungnya itu sebenarnya dapat membantunya memberikan pekerjaan bahkan dapat membantu secara finansial, namun ia tidak bersedia. Ia lebih memilih untuk tidak beraksi daripada memancarkan kasih Natal.
Baca juga: 10 Alasan Mengapa Orang Kristen Merayakan Natal
Mendapat jawaban tersebut, Pak Jono membalas dengan begitu tenang, “ga apa-apa, saya doakan biar usaha Kakak semakin maju.” Dan dengan mengandalkan Tuhan, Pak Jono dan sekeluarga akhirnya dapat melewati masa sulit. Ada saja berkat yang Tuhan kirimkan baginya dan keluarga.
Di sekitar kita, tentu ada banyak orang seperti Pak Jono, yang sebenarnya membutuhkan uluran tangan melalui memberikan pekerjaan atau modal usaha baginya. Dan orang-orang seperti ini ada di sekitar kita, untuk memberikan kesempatan bagi kita, agar selalu merealisasikan kasih Natal.
Sayangnya, ada banyak orang berkelakuan seperti kakak iparnya Pak Jono, bahkan orang Kristen sendiri, banyak yang seperti itu. Mereka diberkati namun tidak bersedia memberkati. Padahal, Tuhan menempatkan keluarga di sekitar kita yang berkekurangan, agar kita pertama-tama menjadi berkat bagi keluarga.
Seharusnya, jika keluarga sedang mengalami kesulitan, maka kitalah yang rela dan bersedia membantunya, bukan bersikap seperti iparnya Pak Jono. Kita harus menunjukkan kepedulian dan kasih kita. Keluarga adalah tempat bagi kita untuk mengekspresikan kasih Natal. Dan hal inilah yang dikehendaki oleh Bapa di Sorga.
Baca juga: 12 TOKOH KELAHIRAN KRISTUS, DI ANTARANYA ADA RAJA KEJAM…
1 Yohanes 4:19-21, menyebutkan bahwa Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
Mengasihi sesama adalah keharusan atau standar dari iman Kristen. Begitu juga dengan saudara kita, termasuk ipar, bila kita mengasihi Allah, tentu kita harus mengasihi saudara kita. Bukti seseorang mengasihi Allah, maka ia mengasihi saudaranya.
Pengertian mengasihi di sini, tentu bukan sekadar perkataan saja, melainkan diperlihatkan melalui perbuatan kasih yang nyata. Termasuk, ketika kita bersedia membantu keluarga kita apabila membutuhkan bantuan.
Selain itu, kita seharusnya berfokus kepada perkara-perkara rohani dan selalu merealisasikan kasih Natal kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat bahwa kehidupan di dunia ini akan berakhir, maka inilah kesempatan untuk memperhatikan bagaimana kita hidup.
Baca juga: 7 Hal tentang Kisah Santa Klaus yang perlu Anda Ketahui
Keadaan dunia saat ini tidak akan lebih baik. Selain manusia semakin jahat, dunia tempat tinggal manusia yang semakin tua ini, akan berangsur-angsur menuju kehancuran dan pada waktunya akan menjadi lautan api.
Hal ini tidak bisa dihindari, sebab Alkitab telah menubuatkan bahwa zaman akhir akan tiba. Saat ini kita hidup di akhir zaman dan menuju kesudahan zaman, kelak bila zaman akhir tiba, segala sesuatu akan binasa. Akan tetapi, ada pengharapan bagi mereka yang hidup takut akan Tuhan atau menjaga hatinya agar tetap hidup di dalam kasih.
Oleh karena itu, setiap orang seharusnya menyinarkan kasih Natal kepada sesama dan menjaga hidupnya agar tidak dicemari oleh perbuatan dosa yang tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Memang, berbuat baik atau kasih kepada sesama tidak menjamin hidup kekal tanpa Yesus, namun sebaliknya bila percaya Yesus tanpa menjaga perbuatan baik, yakni tidak hidup kudus, berbuat baik, dan mengasihi Tuhan dan sesama, belum tentu juga orang tersebut masuk sorga.
Standar iman Kristen untuk masuk sorga, tidak hanya memiliki iman dalam pikiran dan perkataan tanpa tindakan. Tetapi harus berjuang menjadi serupa seperti Yesus atau sempurna seperti yang Bapa kehendaki atau sesuai standar Alkitab.
Orang percaya bukan diselamatkan karena perbuatan baik melainkan iman, sebaliknya kita melakukan perbuatan baik karena sudah diselamatkan. Namun standar yang Tuhan berikan adalah standar yang tinggi yakni harus berjuang menjadi seperti atau serupa dengan Yesus.
Faktanya, ada banyak ayat Alkitab yang menekankan iman yang berbuah, yakni hidup kudus, taat, setia, penuh kasih, dan serupa dengan Kristus. Dengan kriteria ini, maka utamanya adalah orang percaya harus berkarakter Kristus dan memancarkan kasih Natal.
Baca juga: Dari Betlehem ke Golgota, Jadilah Murid Kristus Sejati…
Di tengah keadaan dunia yang semakin tidak menentu ini, di mana hal-hal yang terjadi tidak bisa diprediksi, bahkan kasih semakin tawar, namun saatnya kita sebagai orang percaya untuk bangkit menjadi terang. Pancarkan kasih Natal kepada keluarga, lingkungan, maupun di sekitar kita, melalui kesaksian hidup dan perbuatan kasih.
Bila kita bisa memberkati keluarga kita, biarkanlah ketergerakan hati kita ini yang bertindak. Jangan keraskan hati, sebab bila kita memancarkan kasih Natal kepada keluarga kita, itu tandanya atau bukti bahwa kita mengasihi Tuhan.
Ingatlah bahwa nanti di penghujung kehancuran dunia, akan ada penghakiman Tuhan dan setiap kita harus mempertanggung jawabkan di hadapan Tuhan, termasuk mengelola harta atau keuangan kita.
Bila seseorang tidak mau berbagi dan tidak belajar untuk memberi maka kelak, ia akan menjadi cinta uang. Ia akan terjerat dengan kefanaan dunia dan membiarkan dirinya dibahagiakan oleh dunia. Fokusnya adalah beriorentasi kepada kepuasaan diri.
Baca juga: Natal sebuah Pemberian atau Perayaan? Ini Sikap yang Seharusnya…
Sebab itu, mulailah belajar untuk memberi dan berfokuslah kepada perkara-perkara yang di atas dengan memancarkan kasih Natal bagi dunia. Inilah waktunya memperlihatkan kepada dunia bahwa Kristus ada di dalam kita dan damai Natal selalu beserta kita. Tampillah memancarkan kasih Natal kepada orang di sekitar kita. Wujud atau bukti seseorang mengasihi Tuhan ialah ia memancarkan kasih Natal dalam kehidupan sehari-hari.
Jika Anda merasa diberkati dengan artikel “Memancarkan Kasih Natal adalah Wujud Mengasihi Tuhan” ini, bagikanlah ke sosmed (Facebook, Twitter, Linkedin, dll.) Anda.
Like (Sukai) juga Fanspage Facebook Fokus Hidup yang ada di situs ini atau klik DI SINI untuk mendapatkan info-info terbaru dari fokushidup.com.
Dan bergabunglah juga dengan grup Facebook Fokus Hidup dengan cara klik DI SINI.
Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah artikel ini untuk menanggapi, bertanya, ataupun memberikan saran dan kritik.
Kunjungi juga beberapa artikel di bawah ini yang menguatkan iman Saudara!
Bagikan Sekarang:
Related Posts
-
S’mua Baik; Milikilah Hati yang Rela Dibentuk Oleh-Nya…
1 Komentar | Okt 19, 2016
-
Meningkatkan Potensi Diri (Matius 25:14-30)
1 Komentar | Jul 27, 2017
-
Surat Tilang, Konsekuensi Pelanggaran. Taatilah…
Tidak ada komentar | Okt 12, 2016
-
Kiat Si Bodoh yang Menjadi Miliarder
Tidak ada komentar | Nov 16, 2017
About The Author
julian JT.
Lulusan S1 Teologi di STT Lintas Budaya Jakarta. Berkarya dalam tulisan renungan Kristen, pengkhotbah, web content, dan pengajar. Quote: "Fokus hidup orang percaya sejatinya ialah menjadi serupa dengan Kristus."