Hubungi Kami"... jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, ..." (Rm. 14:8)

NATAL MENUNTUN KITA KEPADA-NYA

Fokus Hidup – “Apa makna Natal menurut Alkitab? Bagaimana peristiwa Natal di mata Orang Majus? Apa yang dilakukan oleh Orang Majus dalam merespons kabar baik mengenai Natal? Simak artikel yang berjudul Natal Menuntun Kita Kepada-Nya ini dengan seksama. Artikel ini merupakan penjelasan detail dari artikel ringkasan khotbah yang dipublish sebelumnya, berjudul “3 Cara Mengalami Tuhan Tuhan, Penting Disimak…“.

 

 

Latar Belakang Natal

Natal berasal dari ungkapan bahasa Latin Dies Natalis (Hari Lahir). Dalam bahasa Inggris perayaan Natal disebut Christmas, dari istilah Inggris kuno Cristes Maesse (1038) atau Cristes-messe (1131), yang berarti Misa Kristus.

Natal berarti kelahiran Kristus yang pernah terjadi di dalam dunia. Natal diperingati setiap tanggal 25 Desember. Tetapi jika dipelajari dengan seksama, maka kita akan menemukan bahwa Tuhan Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember, sebab pada bulan Desember jatuh pada musim dingin atau salju, sehingga tidak mungkin para gembala-gembala ada di padang menjaga domba-dombanya (Luk 2:8).

Jadi Yesus tidak lahir pada bulan Desember. Di sisi lain, kelahiran Tuhan Yesus yang ditetapkan pada tanggal 25 Desember merupakan proses sejarah.

Baca juga: GENERASI PENYEMBAH: TIGA CARA MENJADI PENYEMBAH

Menurut sejarah, melalui Konsili tahun 325, Konstantinus I, kaisar Romawi pertama yang menjadi Kristen, memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus.

Dalam upaya untuk membuat kekristenan diterima dan penyembah dewa-dewa beralih menyembah Sang Pencipta alam semesta, maka ditetapkanlah tanggal 25 Desember yang diperingati oleh masyarakat non Kristen sebagai hari kelahiran dewa matahari yang tak terkalahkan, menjadi memperingati hari kelahiran Kristus.

Pemujaan terhadap dewa matahari pada setiap 25 Desember, telah berpindah kepada perayaan Natal. Kemeriahan pun terjadi, dimana orang Kristen merayakan Natal, tetapi juga non Kristen merayakan kelahiran dewa matahari.

Mungkin hal inilah yang melatar belakangi Natal menjadi sebuah perayaan yang meriah, di tambah lagi perkembangan sejarah dan munculnya Santa Klaus, Pohon Natal, dlsb., membuat semakin lengkaplah kemeriahan Natal, hingga saat ini. Padahal kelahiran-Nya atau Natal menutun kita untuk mengenal Dia.

Bolehkah Merayakan Natal?

Ada yang berpendapat bahwa orang Kristen tidak boleh merayakan Natal karena awalnya adalah perayaan memperingati hari lahirnya dewa matahari.

Memang awalnya demikian, tetapi hal itu merupakan upaya agar banyak orang percaya, mengenal, bahkan beralih menyembah kepada Tuhan yang benar. Dan kita bebas memilih mau merayakan atau tidak, tetapi ingat Kristus pernah lahir ke dunia.

Tidak ada salahnya kita merayakan Natal dengan kemeriahan dan kita juga bersyukur dunia mengakui bahwa Sang Juruselamat pernah lahir di dunia, sebab dunia juga memeriahkan hari Natal. Sayangnya Natal sudah menjadi budaya dan kemeriahannya terasa melalui ornamennya saja, bukan karena menyadari “kasih-Nya” besar.

Karena itu gereja harus terus memberitakan peristiwa Natal bagi jemaat dan bagi dunia, sehingga banyak orang menyadari kasih Tuhan yang besar dan memperoleh keselamatan hidup kekal. Tetapi ingat, kelahiran adalah hal yang sangat penting, namun kematian dan kebangkitanNya adalah hal yang juga sangat penting, dan keistimewaannya juga sama.

Jadi selain Anda istimewakan Natal, istimewakan juga penebusan Kristus atau hari Paskah. Kelahiran, kematian, dan kebangkitan merupakan satu paket dari sebuah peristiwa penyelamatan dunia yang dikerjakan oleh Kristus.

Dampak dari kelahiran Kristus ialah salah satunya Ia menuntun Orang Majus melihat Sang Raja atau Mesias yang dijanjikan. Juga Natal menuntun kita untuk datang menyembah Dia.


Mengapa Yesus harus lahir?

  • Sudah dinubuatkan dalam Kej 3:15: Keturunan perempuan meremukkan kepalanya, Yesaya 7:14: lahir dari perempuan muda dan dinamakan Imanuel, dan masih banyak lagi nubuatan lainnya tentang Yesus.
  • Yesus Datang Memanggil Orang-orang Berdosa (Luk. 5:32).
  • Yesus Datang Menyelamatkan Dunia (Yoh. 12:47).
  • Yesus Datang Memberikan Hidup-Nya (Mrk. 10:45).

Yang sangat disayangkan adalah Yesus sebenarnya datang kepada umat pilihan-Nya tetapi mereka menolaknya (Yoh 1:9-14). Namun anugerah keselamatan diberikan kepada bangsa-bangsa melalui percaya. Mereka yang percaya diberi kuasa menjadi “Anak-Anak Allah”.

Jadi karena Kristus datang ke dunia ini, maka kita dapat memperoleh keselamatan melalui percaya kepada-Nya dengan segenap hati kita, dan kita juga dipakai sebagai mitra Allah dalam memperluas kerajaan Allah atau dalam pekerjaan-Nya.

Ada berbagai anggapan makna Natal, yakni Natal sejarah mengagumkan bagi dunia, Natal adalah refleksi kasih bagi dunia (Yoh 3:16), Natal adalah sukacita sejati, Natal adalah anugerah keselamatan, Natal adalah yang tidak berubah datang untuk mengubah dunia yang gelap, dsbnya. Semuanya itu benar.

Namun dalam nats ini peristiwa Natal itu menuntun Orang Majus datang kepada Tuhan dan menyembah Dia. Orang Majus dituntun Tuhan melalui bintang.

Siapakah Orang Majus ini:

  • Orang-orang bijak ini berasal dari Arab, Mesopotamia, Mesir, atau tempat-tempat lain di Timur. “Timur” bukan dalam pengertian kita, pengertian modern, melainkan merujuk kepada negara-negara yang terletak di bagian timur maupun sebelah utara Palestina.
  • Dalam tradisi Kristen, Orang majus (dari bahasa Latin: magus) atau Orang Bijak juga Raja-raja dari Timur sering dianggap sebagai orang dari kerajaan Media, mungkin pendeta Zoroastrian, atau mungkin juga magi (bentuk plural dari magus) yang mengenal astrologi dari Persia kuno. Tradisi menyatakan ada tiga orang Majus, dan mereka bernama Caspar, Melchior dan Balthasar, yang datang dengan membawa serombongan besar pelayan dan unta.
  • Majus: Kata Yunani “μαγος – magos” ditujukan buat para imam, orang bijak, dari Madai, Persia, dan Babilonia. Dalam PB pemakaian kata itu meluas. Kata itu pun ditujukan buat nabi palsu, ahli sihir, ahli nujum, dan sejenisnya (Kisah 8:9; 13:6,8).
  • Tetapi Orang Majus ini adalah orang bijak dan ahli astrologi atau perbandingan yang adalah raja-raja dari Timur yang dituntun Tuhan melalui bintang untuk mencari bayi Yesus.

Melalui kisah orang Majus, kita akan belajar mengenai tuntunan Tuhan yang nyata kepada mereka dan keberadaan mereka yang mau datang menyembah Yesus. Perlu kita ketahui bahwa bukan hanya Orang Majus yang mendapat tuntunan Tuhan melihat Mesias yang lahir, melainkan kita juga akan dituntun Tuhan untuk melihat kemuliaan-Nya.

Karena itu, marilah kita bersedia atau memberikan diri untuk dituntun Tuhan sama seperti Orang Majus yang dituntun Tuhan.


Arti Judul “Natal menuntun Kita Kepada-Nya”

Maksud judul “Natal menuntun kita kepada-Nya” ialah seperti halnya kelahiran Kristus menuntun Orang Majus datang kepadaNya, peristiwa kelahiran Kristus 2000 tahun yang lalu juga menuntun kita untuk datang kepada Tuhan dan melihat kemuliaanNya. Inilah berkat Natal itu, yakni Tuhan sendiri yang menuntun kita kepadanya.


Baca juga: PENTINGNYA MENGETAHUI TEOLOGI PAULUS DALAM SURAT TITUS

Bintang adalah sarana yang dipakai Tuhan untuk menuntun Orang Majus melihat kemuliaan Tuhan, maka Tuhan pun bisa memakai siapa saja untuk bisa menuntun kita atau orang lain datang kepada-Nya.

Yang pasti peristiwa Natal itu sebenarnya menuntun kita kepada-Nya sehingga kita dapat memeroleh kemuliaan-Nya, menikmati janji-Nya, dan mendapat hidup kekal bersama Kristus. Maukah kita menjadi bintang bagi orang lain sehingga dapat menuntun banyak orang datang kepada Yesus?

 

Agar Mengalami Tuntunan Tuhan

Sebagaimana Orang Majus dituntun kepadaNya sehingga datang menyembah Dia, maka Tuhan juga mau menuntun kita. Namun pertanyaannya, bagaimana agar kita mendapat tuntunan Tuhan seperti halnya Orang Majus?

Jika kita membaca Nats ini, paling tidak kita menemukan tiga cara agar kita dapat mengalami tuntunan dari Tuhan melalui berbagai sarana. Marilah kita belajar dari Orang Majus.

Untuk itu, ada tiga cara yang dapat kita lakukan melalui belajar dari orang Majus, agar kita mengalami tuntunan Tuhan sehingga kita dapat melihat kemuliaan Tuhan yang nyata seperti halnya Orang Majus melihat kemuliaan Tuhan yang nyata melalui peristiwa Natal, yaitu dengan mencari Hadirat Tuhan (Matius 2:1-2), mengikuti Tuntunan Tuhan (Matius 2:9-10), dan memberi bagi Tuhan (Matius 2:11). Natal menuntun kita kepada kebenaran-Nya.

Peristiwa natal itu sendiri, sampai detik ini sebenarnya menuntun kita kepada-Nya, sehingga kita mengalami kasih-Nya dan beroleh damai sejahtera. Berikut adalah penjelasan bagaimana agar kita mengalami tuntunan Tuhan, sebagaimana Orang Majus mengalami tuntunan Tuhan pada momen Natal atau pada kelahiran Tuhan Yesus 2000 tahun yang lalu.

 


I. Dengan Mencari Hadirat Tuhan (Mat 2:1-2)

Orang Majus melakukan perjalanan yang panjang mencari Tuhan. Mereka datang dari jauh, dari Timur, mereka rela menempuh perjalanan yang panjang. Kita tahu zaman dahulu belum ada mobil, pesawat, dan motor, kendaraan tradisional yang digunakan ialah unta. Namun kabar kelahiran Kristus menuntun mereka, begitu juga Natal menuntun kita kepada-Nya.

Tetapi mereka bukan hanya tiga orang saja, melainkan serombongan yang banyak, yang mungkin adalah pengawal atau pasukan mereka, karena mengingat mereka orang bijak dan raja-raja dari Timur.

Mungkin saja ada bahaya di perjalanan yang mereka tempuh karena banyaknya perampok di padang gurun, namun mereka rela melewati padang gurun untuk mencari hadirat Tuhan itu sendiri, yakni di mana Sang Raja atau Juruselamat dunia lahir. Mereka bersedia menempuh perjalanan yang panjang untuk bertemu dengan Yesus.

Mereka mengikuti petunjuk Tuhan melalui bintang. Tetapi setelah mereka tiba di Betlehem, bintang itu tidak muncul lagi. Ketika bintang itu berhenti atau tidak muncul, ada teladan yang baik untuk kita terapkan dalam kehidupan kita untuk mencari Tuhan, yakni mereka tidak akan pulang sebelum bertemu dengan Yesus.

Meski tanpa petunjuk bintang mereka tidak pulang kembali atau putus asa tetapi mereka tetap mencari-cari. Di dalam ayat 2, dijelaskan upaya selanjutnya yang mereka lakukan untuk bertemu dengan Sang Anak, yakni mereka bertanya-tanya akan tempat kelahiran Kristus.

Di sinilah letak keseriusan dari Orang Majus yang dapat kita teladani, mereka tidak putus asa dan mau mencari hadirat Tuhan itu dengan bertanya-tanya.

Hal ini tentu mengingatkan kita, sejauh manakah kita mencari hadirat Tuhan? Kita tidak hidup di zaman Orang Majus di mana mencari Tuhan, mereka harus menempuh perjalanan jauh, tetapi sekarang Kristus telah lahir, mati, bangkit, dan naik ke sorga, bahkan gereja-Nya pun ada di mana-mana termasuk di kota tempat kita tinggal.

Mencari Tuhan, kita tidak perlu berjalan kaki melewati padang gurun atau melewati berbagai kesulitan wilayah, kita bisa menggunakan kendaraan mobil, motor, atau sepeda untuk menuju gereja lokal tempat kita beribadah.

Begitu mudah untuk mencari Tuhan, lantas kenapa ada banyak orang Kristen malas beribadah? Seharusnya tidak ada alasan untuk tidak mencari Tuhan apabila kita melihat sikap Orang Majus yang rela menempuh perjalanan jauh untuk mencari hadirat Tuhan.

Apakah karena seolah-olah tidak ada petunjuk lagi lantas kita berhenti? Orang Majus tidak berhenti mencari hadirat Tuhan ketika tidak ada petunjuk lagi melainkan mereka bertanya-tanya.

Ketika kita sudah beribadah, sudah berdoa, bahkan sudah melayani tetapi sepertinya Tuhan tidak menjawab doa kita, atau mungkin kita merasa sepertinya Tuhan itu jauh, apa Anda berhenti setia?

Banyak orang mulai malas berdoa, malas beribadah, bahkan malas menjaga kekudusan hidup karena sepertinya Tuhan tidak menuntun lagi. Janganlah kita berhenti! Belajarlah kepada Orang Majus ini, mereka inisiatif bertanya-tanya.

Karena itu, jangan kita berhenti melakukan aktifitas rohani kita ketika masalah tidak kunjung usai, pertolongan Tuhan tidak kunjung datang, dan tantangan hidup begitu berat.

Tetaplah lakukan bagianmu untuk Tuhan, tetaplah berdoa, beriman, dan melayani. Belajarlah kepada Orang Majus, mereka tidak putus asa dan tetap mencari hadirat Tuhan. Natal menuntun kita sehingga kita menemukan hadirat-Nya.

 

Cara untuk mencari hadirat Tuhan

  • Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati
  • Setialah beribadah, bersaat teduh, dan membangun relasi dengan Tuhan
  • Tetaplah tekun beribadah dan melayani
  • Jangan pernah kecewa atas apa yang engkau alami karena Tuhan sedung membentuk kita
  • Teruslah belajar Firman Tuhan

 

II. Mengikuti Tuntunan Tuhan (ay. 9-10)

Sudah dijelaskan di atas, meski tidak ada petunjuk lagi, Orang Majus ternyata tidak putus asa. Setelah bertanya-tanya bahkan mereka telah dipanggil oleh Herodes, bintang itu rupanya muncul kembali. Hal ini mengingatkan kita bahwa jangan pernah berhenti mencari Tuhan, sebab akan ada petunjuk lagi dari Tuhan sehingga kita tiba di tempat yang Tuhan kehendaki. Sebab kelahiran-Nya atau Natal menuntun kita kepada-Nya.

Yang menjadi pertanyaan, mengapa Tuhan seolah-olah sengaja menghilangkan bintang penunjuk bagi orang Majus sehingga mereka terhambat menemui Sang Anak? Hal ini sama halnya dengan kita ketika mengalami persoalan dan tantangan padahal kita sedang giat-giatnya melayani Tuhan.

Mungkin kita akan berkata, mengapa Tuhan Engkau seolah-olah tidak lagi menolong atau tidak lagi memberikan petunjuk kepadaku? Bintang itu hilang atau Orang Majus itu tidak lagi melihat bintang itu agar tersiar kabar di Betlehem, bahwa ada Sang Raja yang lahir di Betlehem, bahkan kabar itu sampai kepada Herodes.

Dengan bertanya-tanya akan tempat kelahiran-Nya, sesungguhnya Orang Majus sedang dipakai Tuhan untuk memberitahukan atau memberikan kesaksian kepada kota itu bahwa di Betlehem, di kota itu ada Mesias yang sudah lahir. Peristiwa Natal tidak hanya menuntun orang Majus, juga Natal menuntun kita.

Demikian juga kita, Tuhan ijinkan kita mengalami persoalan adalah sebagai bentuk ujian apakah kita masih mencari Tuhan atau tidak, atau agar kita pun menjadi kesaksian kepada dunia, bahwa kita memiliki Tuhan yang setia dengan membuktikan kesetiaan kita kepada Tuhan dalam berbagai persoalan, kesulitan, atau penderitaan.

Setelah bintang muncul, Orang Majus pun mengikutinya. Mereka tidak menggunakan nasihat orang lain, atau tebak-tebakan sesuai dengan ilmu mereka tetapi mereka tetap kembali mengikuti bintang itu. Bagaimana dengan kita?

Sekian lama kita mengikut Tuhan, masihkah kita tetap meminta tuntunan atau ada dalam tuntunan Tuhan? Atau sebaliknya, malah kita semakin menjauh? Jangan pernah berhenti dengan kehidupanmu tetapi tetap ikuti tuntunan Tuhan. Milikilah ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan. Apapun yang terjadi, tetaplah ikut Tuhan.

Apa akibatnya jika tetap mengikuti tuntunan Tuhan? Pada ayat 9, Orang Majus mengikuti bintang itu, dan bintang itu berhenti di sebuah rumah di mana Anak itu berada.

Pada ayat 10, Orang Majus bersukacita karena Natal. Ketika mereka kembali melihat bintang itu, mereka sangat bersukacita. Ada sukacita besar yang akan kita peroleh ketika kita tetap bertahan dan terus hidup dalam tuntunan Tuhan. (ay 10). Bila Natal menuntun kita kepada-Nya, maka kita juga beroleh berkat sukacita dan damai sejahtera.

 

Cara supaya tetap ada dalam tuntunan Tuhan atau Natal menuntun kita:

  • Nantikanlah Tuhan. Tetaplah menantikan Tuhan dengan selalu meminta kehendak-Nya yang jadi dan tetaplah menjadi pelaku Firman.
  • Peganglah janji Tuhan. Selain menanti-nantikan Tuhan, peganglah janji Tuhan. Ia adalah Tuhan yang setia, pasti akan menggenapi janji-Nya atasmu.
  • Jangan pernah kecewa. Jika ada tantangan, gesekan, atau persoalan, di rumah, sekolah, lingkungan, bahkan dalam pelayanan, jangalah menjadi kecewa, tetapi teruslah hidup takut akan Tuhan.
  • Teruslah belajar. Yang tidak kalah pentingnya ialah teruslah belajar Alkitab dan milikilah pengetahuan Alkitab yang benar.

 

 

III. Memberi Bagi Tuhan (Matius 2:11)

Setelah tiba masuklah mereka ke rumah itu. Jelas sekali Orang Majus menemui bayi Tuhan Yesus, bukan lagi di kandang domba melainkan di sebuah rumah. Dengan kata lain Tuhan Yesus yang lahir di kandang domba tidak lagi berada di situ melainkan sudah di sebuah rumah. Demikian juga kita, Natal menuntun kita untuk datang kepada-Nya dan memberi yang terbaik bagi Dia.

Yang menemui bayi Tuhan Yesus di kandang domba adalah gembala-gembala (Luk 2:-10). Orang Majus tidak bersamaan dengan gembala-gembala menemui Tuhan Yesus, melainkan secara terpisah.

 

Kira-kira berapa usia Tuhan Yesus ketika Orang Majus menemuinya?

  • Orang Majus menemui Tuhan Yesus di rumah, bukan lagi di kandang domba.
  • Kata “Anak” bukan lagi menunjuk kepada seorang bayi, melainkan menunjuk kepada seorang yang telah berusia satu tahun ke atas.
  • Perjalanan Orang Majus membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tiba di Betlehem, atau bahkan tahunan. Dapat diperkirakan Tuhan Yesus sudah berumur dua tahun ketika mereka menemuiNya.
  • Bisa jadi Yesus berumur dua tahun karena Herodes memerintahkan membunuh semua anak di Betlehem yang berusia di bawah dua tahun. Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. (Mat. 2:16)

Hal ketiga yang tidak kalah penting yang dapat kita pelajari dari Orang Majus ialah mereka mau memberi bagi Tuhan. Orang majus memberi di sini bukan asal, biasa, dan yang penting sudah memberi. Tetapi memberi yang terbaik bagi Tuhan. Apa yang mereka beri? Ada dua hal yang mereka beri kepada Tuhan sebagai pemberian yang terbaik.

 

Pemberian Orang Majus yang terbaik ialah:

  • Diri mereka sendiri: mereka datang menyembah Dia. Perjalanan jauh yang ditempuh oleh mereka, ternyata bukan sebagai perjalanan biasa melainkan perjalanan keagamaan untuk bertemu tokoh yang besar. Tokoh inilah yang telah dinubuatkan dalam PL yang mereka pelajari selama ini. Sebagai ahli perbintangan atau astrologi, ilmu mereka tidak mereka gunakan untuk hal yang sia-sia, justru mereka gunakan untuk mencari kebenaran sejati. Berbeda dengan orang cerdas jaman sekarang ini. Mereka menggunakan keahlian mereka untuk menentang kebenaran Alkitab. Terbukti adanya teori big bang, revolusi, dan sebagainya ,yang membuat mereka menolak bahwa Tuhan sebagai pencipta. Bahkan banyak di antara mereka menjadi atheis. Tidak dengan Orang Majus, ilmu mereka dan bahkan hidupnya, mereka bawa kepada Tuhan. Mereka datang dari jauh untuk menyembah Tuhan. Mereka datang untuk mempersembahkan hidup mereka sebagai penyembah Allah. Mereka mempersembahkan diri mereka melalui menyembah Dia. Kelahiran Kristus atau Natal menuntun Orang Majus, juga kelahiran Kristus atau Natal menuntun kita untuk menyembah Dia.
  • Memberi materi: emas, kemenyan, dan mur. Selain mereka menyembah Dia, ternyata mereka juga sudah mempersiapkan persembahan yang terbaik bagi Tuhan yakni emas, kemenyan, dan mur.

Menurut legenda: Emas dipersembahkan oleh Melkhior, orang Persia, berambut putih; Kemenyan dipersembahkan oleh Gaspar, orang India, badan bersih yang kemerah-merahan; Mur dipersembahkan oleh Balthasar, orang Arab, hitam dan berjanggut lebat. Mur semacam obat, Mrk 15:23.

Emas, kemenyan, dan Mur bukan barang murah pada zaman dahulu melainkan barang mahal. Jadi mereka memberikan yang terbaik. Emas – barang berharga; Kemenyan – wangi-wangian; Mur – minyak urapan. Kita pasti tahu apa itu Emas, sebab dari dulu hingga sekarang, emas masihlah berharga. Tetapi apa itu kemenyan dan Mur?

 

Kemenyan:

  • Kemenyan, bahan ini merupakan getah keras yang berasal dari beberapa macam pohon tertentu, khususnya Boswellia Carterii, B. Papyrifera, dan B. Thurifera , yang terdapat di Arabia bagian barat-daya, Etiopia dan India.
  • Kemenyan menjadi sumber kekayaan para pedagang yang menempuh jalan perdagangan kuno dari Arabia Selatan ke Gaza dan Damsyik (Yes 60:6)
  • Kemenyan menjadi salah satu unsur ukupan yang kudus (Keluaran 30:34) dan dibakar pada saat korban sajian dipersembahkan (Imamat 6:15), kemenyan tulen dibubuhkan di atas setiap susunan roti sajian di Kemah Suci (Imamat 24:7).

Mur:

  • Mur adalah getah dari torehan batang dan cabang suatu pohon yang rendah yang disebut Commiphora myrrha (dulu Balsamodendron Myrrha atau Chommiphora Kataf. Kedua tumbuhan itu asli Arabia Selatan dan bagian Afrika yang berdekatan. Getah menetes dari pohon dan menjadi kental dan berwarna kuning coklat dan berminyak.
  • Mur adalah jenis “Damar” dari getah dari torehan batang dan cabang suatu pohon yg rendah (semacam pohon balsem yang berduri dan keras kayunya) disebut Commiphora abyssinica atau Commiphora myrrha (dulu Balsamodendron myrrha) atau Commiphora kataf. Getah menetes dari pohon dan menjadi kental berwarna kuning coklat dan berminyak. Getah-nya ini rasanya pahit dan berbau wangi. Pohon ini tumbuh di Arab-selatan dan bagian Afrika yg berdekatan
  • Mur digunakan untuk membuat minyak urapan kudus (Kel 30:23-33)
  • Mur dinilai tinggi karena harum baunya (Mazmur 45:9, Amsal 7:17, Kidung 3:6; 4:14; 5:5, 13), dipakai untuk wangi-wangian perempuan (Ester 2:12) dan kosmetik.

 

Untuk melihat kemuliaan Tuhan, tidak cukup kita mencari dan mengikuti tuntunan Tuhan, harus disertai memberi yang terbaik untuk Tuhan sebagaimana Orang Majus juga memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Ada harga yang harus kita bayar ketika kita mengikut Tuhan. Maukah kita berkorban perasaan, pikiran, fisik, maupun harta? Berilah yang terbaik bagi Tuhan, maka kita akan mendapatkan yang terbaik dari Tuhan.


Baca juga: 5 FAKTA ATAU BUKTI YESUS BENAR-BENAR MATI DISALIBKAN DI ATAS KAYU SALIB

Untuk mengalami tuntunan Tuhan, tidak bisa tidak, kita harus belajar untuk memberi yang terbaik bagi Tuhan. Sebab kita akan berkenan di hadapan Tuhan ketika kita selalu memprioritaskan Tuhan. Bahkan Ia akan memakai dan menuntun kita hingga kita kembali berpulang kepada-Nya. Berilah yang terbaik bagi Dia (Matius 6:33).

 


Kesimpulan

Belajarlah kepada Orang Majus yang mendapat tuntunan menemui Raja di Atas raja. Untuk mengalami tuntunan Tuhan sebagaimana Orang Majus di tuntun Tuhan atau sebagaimana kelahiran Kristus atau Natal menuntun kita pada pengenalan yang benar. Maka:

  1. Marilah kita mencari hadirat Tuhan. Teruslah mencari Tuhan atau tetap setia kepada Tuhan apapun yang terjadi, sebagaimana Orang Majus mencari Tuhan.
  2. Marilah kita mengikuti tuntunan Tuhan. Jangan pernah mundur dan teruslah berharap pada tuntunan Tuhan. Dan yang perlu kita lakukan adalah tetap
  3. Marilah kita memberi bagi Tuhan. Memberikan yang terbaik bagi Tuhan ialah melalui hidup kita dan apa yang kita miliki. Tuhan mau kita memberi yang terbaik baginya dan menerima yang terbaik bagi Tuhan.

 (Dilarang meng-copy dan publish ulang tulisan berjudul “Natal Menuntun Kita Kepada-Nya” ini, tanpa seijin penulis)

 

 

Jika Anda merasa diberkati dengan artikel berjudul “Natal Menuntun Kita Kepada-Nya” ini, bagikanlah artikel ini kepada sahabat, keluarga, dan rekan-rekan Anda.

Jangan lupa, Like (Sukai) Fanspage Facebook Fokus Hidup yang ada di situs ini atau klik DI SINI untuk mendapatkan info-info terbaru dari fokushidup.com.

Mari bergabung juga dengan grup Facebook Fokus Hidup dengan cara klik DI SINI. Silahkan tinggalkan komentar Anda, bila ingin menanggapi, bertanya, ataupun memberikan saran dan kritik.

Jangan berhenti di tangan Anda, tetapi bagikanlah artikel Natal Menuntun Kita Kepada-Nya ini, melalui sosial media (Facebook, Twitter, Google+, dll.) Anda. Sebab dengan demikian, Anda juga sudah berpartisipasi dalam mengajarkan kebenaran Alkitab. Selain itu, teruslah bertekun dalam Kristus.
Tuhan Yesus Memberkati …!!!

 

 

Jangan lupa, kunjungi juga beberapa artikel di bawah ini yang menguatkan iman Saudara.

 

 

One Comment

Tanggapan Anda:

error: