Hubungi Kami"... jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, ..." (Rm. 14:8)

Menggugat Penyaliban Kristus? Hargailah Kasih-Nya…

Meengugat Penyaliban Kristus
Fokus Hidup
Kematian Kristus 2000 tahun yang lalu adalah anugerah. Benarkah? Perlukah menggugat penyaliban Kristus? Bagaimana kita menghargai kasih atau pengorbanan-Nya? Simak artikel yang berjudul, Menggugat Penyaliban Kristus? Hargailah Kasih-Nya… ini.”

 

Bacaan Nats: Matius 27:27-31
Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, 
lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. Mereka 
menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. (ay. 27-28)

Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas 
kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. 
Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, 
katanya: "Salam, hai Raja orang Yahudi!" (ay. 29)

Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya 
ke kepala-Nya. (ay. 30)

Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu 
dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. 
Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan. (ay. 31)

 

Kematian Kristus di atas kayu salib telah dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama. Peristiwa detail penyiksaan, dan penyaliban-Nya telah digambarkan dalam Yesaya 53. Dan fakta penyaliban Kristus, tidak hanya didukung oleh nubuat Alkitab, juga didukung oleh temuan-temuan bersejarah.

Tentu yang harus kita lakukan atas pengorbanan-Nya adalah kita sangat bersyukur atas peristiwa agung ini, hidup bagi-Nya, dan memberitakan Injil atau menjadi surat Kristus yang terbuka, agar banyak orang beroleh keselamatan. Namun yang menjadi pertanyaan, perlukah orang Kristen menggugat penyaliban Kristus 2000 tahun yang lalu?

Baca juga: Tuhan Yesus Datang untuk Melayani! Teladanilah Kristus…

Rasanya sangat aneh jika orang Kristen menggugat penyaliban Kristus atau peristiwa penyaliban-Nya, sebab peristiwa yang telah berlangsung lama ini, sulit untuk di bawa ke meja hijau. Namun, Inilah yang dilakukan oleh seorang pengacara Kenya, Dola Indidis.

Pada Maret 2017, ia mengajukan sebuah petisi ke Mahkamah Internasional (IJC) di Den Haag, Belanda.

Ia menggugat Israel dan Italia, serta Kaisar Tiberius, Pilatus, Raja Herodes dan sejumlah tetua Yahudi yang semuanya telah meninggal lebih dari dua ribu tahun lalu, atas pengadilan yang tidak berimbang dan penyaliban Yesus Kristus.

“Saya membawa kasus ini ke pengadilan karena ini merupakan tanggung jawab saya untuk menjunjung tinggi martabat Yesus. Dan saya sudah mengajukannya ke ICJ demi mencari keadilan bagi Pria dari Nazaret itu,” jelas juru bicara Komisi Yudisial Kenya ini.

“Penuntutannya yang selektif dan berbahaya telah melanggar hak asasi manusianya melalui pelanggaran yudisial, penyalahgunaan jabatan, dan prasangka,” tambahnya.

Menurutnya, menyiksa Yesus saat persidangan masih berlangsung, bertentangan dengan semua bentuk keadilan. “Beberapa dari mereka yang hadir meludah di wajah-Nya, memukul-Nya dengan tinjunya, menampar-Nya, mengejek-Nya, dan mengatakan bahwa Dia layak di hukum mati,” ujarnya.

Baca juga: 7 MAKNA KEMATIAN KRISTUS BAGI UMAT MANUSIA

Indidis antusias memenangkan gugatannya, karena baginya bukti kuat tercatat dalam Alkitab. “Semua buktinya tercatat dengan jelas di Alkitab, dan Anda tidak bisa menafikan Alkitab. Saya yakin dengan semua fakta dan kebenaran yang ada, kemungkinan memenangkan kasus sangat tinggi …, terangnya.

Gugatan yang diajukannya ini ternyata gugatan ketiga kalinya.

Petisi pertamanya di pengadilan Nairobi pada tahun 2007, ditolak. Tak menyerah, ia pun mengalihkan pengajuan perkaranya ke ICJ di Den Haag pada 2013, namun dimentahkan. Gugatan ketiga ini, juga ditolak.

“ICJ tidak memiliki yurisdiksi untuk kasus semacam itu. ICJ menyelesaikan perselisihan antar negara bagian. Bahkan secara teoritis tidak mungkin kita mempertimbangkan kasus ini,”  jelas pejabat pengadilan.

Apa yang dilakukan Indidis mungkin sebagai bukti ia membela Kristus, namun menggugat penyaliban Yesus, tentu merupakan hal yang kurang tepat dan Tuhan tidak menghendaki kita melakukan pembelaan sejauh itu.

Sebab hal itu diizinkan Bapa terjadi karena terkait dengan misi penyelamatan umat manusia yang seharusnya menerima hukuman kekal. Juga para pelaku sudah meninggal dunia dan tentu mereka akan mengalami pengadilan terakhir.

Yang lebih mulia, jika kita terus memberitakan Injil sembari memerhatikan kehidupan iman kita agar menjadi berkat dan dapat mengakhiri perlombaan iman dengan baik.

Baca juga: Mengingat Kebaikan Tuhan, Inilah Manfaatnya…

Orang Kristen perlu memperhatikan cara hidupnya, agar serupa dengan Kristus. Inilah tujuan Tuhan memanggil kita sebagai Anak-Nya, yakni kita kembali ke rancangan semula di mana Tuhan awalnya menciptakan manusia seturut gambar dan rupa Allah. Dengan meneladani Kristus atau hidup seperti Kristus Hidup, kita dikembalikan ke rancangan semula.

Oleh sebab itu kita sebagai Anak Tuhan, harus mengenakan karakter Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari dan berusaha hidup menjauhi dosa agar kita semakin serupa dengan Kristus.

Tuhan akan bekerja di dalam hidup kita untuk mendatangkan kebaikan apabila kita sungguh-sungguh mengikut Dia dan kita pun pada akhirnya bila tetap setia, akan menjadi serupa dengan Kristus. Paulus berkata dalam Roma 8:28-29, bahwa:

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Panggilan Tuhan bagi orang-orang yang dipilih-Nya dari semula, telah ditentukan untuk menjadi serupa dengan Kristus. Hal ini bukan berarti orang yang sudah percaya kepada Tuhan lantas memang sudah otomatis ditentukan menjadi serupa dengan Kristus. Sebab, bila tanpa perjuangan melawan dosa dan menjadi cinta dunia, mustahil seseorang berkenan di hadapan Tuhan.

Kita perlu melihat nats sebelumnya pada ayat 28, yang menyebutkan bahwa Tuhan bekerja mendatangkan kepada mereka yang mengasihi Dia. Orang-orang yang mengasihi Dia ini bukan semua orang yang hanya mengaku Yesus sebagai Tuhan, melainkan mereka yang berjalan sesuai dengan rencana Allah, mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Baca juga: Kronologis Kebangkitan Tuhan Yesus, Penting Disimak

Mereka yang berjalan sesuai dengan rencana Allah ini adalah mereka yang mau berjuang untuk tetap bertekun dalam iman dan berusaha hidup seperti Yesus. Orang-orang yang dipilih-Nya adalah mereka yang meresponi panggilan-Nya dan dan dibenarkan oleh-Nya. Dan mereka yang memilih untuk tinggal dalam panggilan Tuhan sehingga menjadi serupa dengan Kristus, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Arti dimuliakan-Nya adalah kita menjadi ahli waris atau “… berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, …” (Rm. 8:17). Janji Allah yang kita terima, bukan diperoleh sewaktu kita di dunia fana ini, melainkan kekekalan, di mana kita “dipermuliakan bersama dengan Kristus.”

Perlukah kita Menggugat Penyaliban Tuhan Yesus? Kita seharusnya menghargai kasih-Nya yang sungguh besar. Kematian Kristus itu adalah anugerah terbesar dan terindah bagi dunia, sebab melalui pengorbanan-Nya manusia mengalami penebusan dari kutuk hukum Taurat dan hukuman dosa kekal.

Dengan kematian-Nya, semua orang bisa datang dan berseru kepada-Nya tanpa harus mempersembahkan korban setiap tahun dan tanpa harus melalui Imam Besar. Sebab Kristus menjadi Imam Besar Agung pengantara satu-satunya antara Allah dengan manusia.

Menggugat penyaliban Tuhan Yesus itu tidak perlu, bahkan kita bersyukur karena Kristus bersedia mati bagi kita. Kematian-Nya adalah anugerah terbesar! Perlu kita ketahui bahwa Tuhan tidak perlu di bela dan Ia tidak membutuhkan pembelaan kita. Sebaliknya, Ia yang menjaga, membela, dan melindungi kita.

Yang perlu kita lakukan adalah memberikan penghargaan tertinggi melalui menghargai kasih-Nya. Wujud menghargai kasih dan pengorbanan-Nya ialah melalui kita bersedia menderita bagi Dia dan berusaha menjadi serupa dengan Kristus. Dan upah setimpal yang kita peroleh adalah kita pun dipermuliakan bersama dengan Kristus Tuhan kita di kekekalan.

Baca juga: Mencintai Walau Harus Terluka, Ini Bukti Kasih

Sejak dini, perhatikanlah cara kita hidup. Janganlah untuk kesenangan semata, tetapi biarlah kita menanggalkan segala dosa dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Hargailah kasih-Nya dengan memberikan hidupmu bagi Dia!

 

DOA
Bapa di Sorga, ajar aku agar selalu hidup berkenan bagi-Mu dan menjadi surat terbuka bagi banyak orang, sehingga banyak orang yang diselamatkan. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

Menggugat Penyaliban Kristus Tuhan

(Dilarang meng-copy dan publish ulang tulisan ini, tanpa seijin penulis)

Jika Anda merasa diberkati dengan artikel “Menggugat Penyaliban Kristus? Hargailah Kasih-Nya…” ini, bagikanlah ke sosmed (Facebook, Twitter, Linkedin, dll.) Anda.

Like (Sukai) juga Fanspage Facebook Fokus Hidup yang ada di situs ini atau klik DI SINI untuk mendapatkan info-info terbaru dari fokushidup.com.

Dan bergabunglah juga dengan grup Facebook Fokus Hidup dengan cara klik DI SINI.

Silahkan tinggalkan komentar Anda di bawah artikel ini untuk menanggapi, bertanya, ataupun memberikan saran dan kritik.

 

Kunjungi juga beberapa artikel di bawah ini yang menguatkan iman Saudara!

Tanggapan Anda:

error: