Hubungi Kami"... jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, ..." (Rm. 14:8)

GENERASI PENYEMBAH: 3 CARA MENJADI PENYEMBAH BAPA

II. Generasi Penyembah: Milikilah Iman yang Benar (Mat 17:20)

Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.
 

Hal kedua menjadi penyembah yang benar atau sebagaimana kita menjadi generasi penyembah yang menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran, maka selain ideologi yang benar, juga dibutuhkan hal yang kedua ini, yakni iman yang benar. Seperti apa iman yang benar itu? Berikut penjelasannya.

 

Dapatkah Iman Sebesar Biji Sesawi Memindahkan Gunung?

Kebanyakan orang Kristen suka menggemakan atau menggunakan ayat ini dan menganggap bahwa dengan mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, dapat memindahkan gunung atau dapat mengalami mujizat atau pertolongan yang besar dari Tuhan.

Benarkah demikian? Apakah dengan iman hanya sebesar biji sesawi saja dapat memindahkan gunung? Atau, mungkinkah seseorang yang baru percaya Yesus atau baru mengalami pertobatan (petobat baru) dengan imannya yang kecil seperti biji sesawi dapat memindahkan gunung?

Dalam hal ini, penulis beranggapan tidak mungkin. Sebab, tidaklah mungkin seorang petobat baru maupun yang telah menjadi Kristen sejak lahirnya, namun hanya memiliki iman sebesar biji sesawi saja dapat memindahkan gunung. Mungkin saja seseorang dapat berkata bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Hal itu benar!

Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, tetapi bagi orang tersebut, yang hanya memiliki iman sebesar biji sesawi, tentu adalah mustahil. Mungkinkah iman sebesar biji sesawi saja dapat memindahkan gunung?

Penulis tidak meragukan kebenaran Alkitab, tetapi tidak logis jikalau iman hanya sebesar biji sesawi saja dapat memindahkan gunung. Itu sebabnya, marilah kita menyelidiki kebenaran dan pengertian sebenarnya dari nats ini.

Konteks dekat dari ayat ini, yaitu pada lima ayat sebelumnya, mengisahkan tentang seseorang yang datang kepada Yesus untuk meminta agar Yesus menyembuhkan anaknya dari sakit ayan karena kerasukan setan.

Orang tersebut sudah membawa anaknya kepada murid-murid-Nya, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya. Mengapa demikian? Padahal murid-murid tersebut sudah lama hidup bergaul dengan Yesus, siang dan malam bersama Yesus, bahkan sering melihat mujizat yang Yesus lakukan, tetapi mengapa mereka tidak mampu menyembuhkan anak tersebut dengan kuasa Tuhan?

Apa persoalannya? Bukankah kalau hanya iman sebesar biji sesawi saja dapat memindahkan gunung, maka murid-murid-Nya seharusnya dapat menyembuhkan anak itu. Tetapi, malah sebaliknya! Padahal, dibandingkan dengan memindahkan gunung, anak tersebut hanya sakit ayan, namun faktanya murid-murid-Nya tidak dapat menyembuhkannya.

Masakan hanya iman sebesar biji sesawi saja tidak dimiliki oleh para murid-murid-Nya? Bahkan, Tuhan Yesus menghardik mereka (termasuk murid-murid-Nya) dengan sebutan “angkatan yang tidak percaya” (Mat. 17:17).

Baca juga: 7 ALASAN YESUS HARUS MATI BAGI DUNIA YANG PERLU ANDA KETAHUI

Setelah keadaan sepi murid-murid pun bertanya kepada Yesus mengenai mengapa mereka tidak dapat mengusir setan itu. Yesus menjawab murid-murid-Nya, “karena kamu kurang percaya …” Di sini, terlihat perbedaan yang jelas dari perkataan Tuhan Yesus. Sebelumnya, Ia katakan angkatan yang tidak percaya, tetapi selanjutnya Ia katakan kurang percaya.

Sebenarnya, dalam nats ini dapat dipahami bahwa kata “tidak” dan “kurang percaya” adalah mengandung pengertian yang sama, yaitu kurang percaya juga dikategorikan sebagai tidak percaya. Kata “kurang percaya” dalam bahasa Yunani, oligopistian artinya littleness of faith, yaitu “iman yang benar-benar kecil”.

Hal ini, berarti para murid tetap memiliki iman walau sebesar biji sesawi saja (iman mereka benar-benar kecil). Tetapi, mengapa mereka tidak bisa menyembuhkan anak tersebut? Bukankah mereka tetap mempunyai iman sebesar biji sesawi? Jadi, iman yang benar-benar kecil (sebesar biji sesawi saja) termasuk tidak memiliki iman.

Biji sesawi adalah sangat kecil bentuknya. Sesawi di Indonesia tumbuhnya tidak terlalu besar, sedangkan di Timur Tengah dapat tumbuh besar. Dan juga sesawi di Indonesia dan Timur Tengah itu sangat berbeda bentuk dan rupanya.

Maksud Iman Biji Sesawi

Dalam terjemahan Alkitab KJV Kata “iman sebesar biji sesawi saja,” yaitu If ye have faith as a grain of mustard seed artinya “sekiranya kamu memiliki iman seperti benih biji sesawi.” Terjemahan KJV ini sangat tepat dengan bahasa aslinya ean ekhete pistin os kokkon sinapeos, artinya “jikalau memiliki iman seperti benih biji sesawi.”

Maka, jelaslah bahwa dalam teks asli tidak memakai kalimat “sebesar biji sesawi saja” melainkan “seperti benih biji sesawi.” Kata “sebesar” dalam Kamus Bahasa Indonesia artinya “sama besar dengan,” sedangkan kata “seperti” artinya “serupa dengan, sebagai, semacam.” Jadi, Tuhan Yesus tidak berkata mempunyai “iman sebesar (sama besar) dengan biji sesawi,” melainkan “seperti atau serupa dengan benih biji sesawi.”

Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa Tuhan Yesus tidak berbicara tentang iman sebesar biji sesawi saja, melainkan iman seperti benih biji sesawi. Mengapa Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya jikalau memiliki iman seperti benih biji sesawi dapat memindahkan gunung? Karena Yesus pernah memberikan perumpaan hal kerajaan sorga seumpama biji sesawi (Matius 13:31-32).

Jadi, ketika Yesus berkata seperti benih biji sesawi, maka masih kental ingatan mereka tentang penjelasan Yesus mengenai biji sesawi pada Matius 13:32, “Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.”

Murid-murid sudah paham dan mengerti akan maksud Tuhan Yesus mengenai iman biji sesawi. Ia tidak perlu menjelaskan kepada mereka secara detail mengenai perkataan-Nya itu. Berbeda dengan kita! Karena beda konteks, budaya, dan bahasa, itu menjadi alasan mengapa kita harus terus belajar Alkitab, yakni agar kita tahu arti dan makna dari perkataan Alkitab. Dengan begitu kita pun akan memiliki pengenalan yang benar, bahkan iman yang benar pula.

Iman Seperti Apa Yang Dikehendaki Tuhan?

Perkataan Yesus di Matius 17:20, ada hubungannya dengan Matius 13:32. Yesus menghendaki agar para murid-murid-Nya bukan memiliki iman yang kecil saja (oligopistian), melainkan iman seperti benih biji sesawi, yaitu iman yang bertumbuh, iman yang besar, dan iman yang menjadi berkat atau berbuah. Tuhan menghendaki agar kita memiliki iman seperti benih biji sesawi.

Rupanya, benih biji sesawi adalah benih yang paling kecil di antara semua benih tetapi ketika benih itu jatuh ke tanah, benih itu pun akan cepat bertumbuh dan merambat sehingga tidak ada ruang yang kosong lagi di tanah itu. Artinya benih itu akan menumbuhi semua tanah yang kosong di sekitarnya, dan ia pun akan menjadi besar seperti pohon.

Baca juga: 5 FAKTA YESUS BENAR-BENAR MATI DISALIBKAN DI ATAS KAYU SALIB

Demikian juga dengan iman benih biji sesawi, ketika kita membiarkan benih iman itu tumbuh, maka semakin lama semakin besar dan akhirnya berdampak bagi orang di sekitar kita, sebagaimana sesawi yang sudah tumbuh, ia menjadi pohon dan burung-burung di udara menghinggapinya. Itulah iman benih biji sesawi.

Inilah kebenaran yang dimaksudkan oleh Yesus, bahwa iman yang benar adalah iman benih biji sesawi yaitu “iman yang bertumbuh, iman yang besar, dan iman yang berbuah atau menjadi berkat.”

Iman kita dapat bertumbuh oleh Firman Allah, dan jika kita membiarkan iman kita bertumbuh dengan cara mendengar Firman Tuhan dan menjadi pelaku, setia pada perkara kecil, dan percaya kepada Tuhan dengan teguh, maka kita akan memiliki iman yang besar dan iman yang berbuah atau menjadi berkat bagi banyak orang melalui apapun yang kita miliki (talenta, karunia, materi, hikmat, dll).

Iman seperti inilah yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus dan juga masuk dalam kategori generasi penyembah yang benar.

Agar Memiliki Iman yang Benar

Iman yang benar bukanlah iman sebesar biji sesawi saja yang dipahami oleh kebanyakan orang Kristen (iman yang kecil atau sedikit iman saja), melainkan iman seperti benih biji sesawi, yaitu iman yang terus bertumbuh oleh Firman Tuhan, iman yang menjadi besar karena mempercayai dengan sungguh-sungguh eksistensi dan kemahakuasaan Tuhan, dan iman yang berbuah atau menjadi berkat sebab banyak orang terberkati oleh pola hidupnya dan perbuatan kasih.

Iman kita seharusnya bertumbuh dan menjadi iman yang besar, sehingga kita tetap menjadi penyembah yang benar hingga kita dipanggil menghadap Bapa di Sorga. Bagaimana agar kita memiliki iman yang benar? Di bawah ini ada beberapa hal yang seharusnya kita terapkan agar iman kita bertumbuh seperti halnya benih sesawi bertumbuh ketika jatuh ke tanah:

1. Mendengarkan Pemberitaan Firman.

Kita harus mendengarkan pemberitaan Firman Tuhan atau mendengarkan khotbah, baik di gereja atau di mana pun kita berada. Sebab Alkitab berkata, iman timbul dari pendengaran (Rm. 10:17). Iman bertumbuh melalui pendengaran dan ketaatan untuk melakukan kehendak Tuhan. Dengan kata lain, iman membutuhkan proses dan seharusnya memiliki ketaatan yang berkelanjutan. Dengan demikian kitalah generasi penyembah Bapa.

2. Giat dalam Pengajaran Alkitab di Gereja Lokal

Kita juga harus semakin giat mengikuti pengajaran yang sehat yakni pengajaran Alkitab. Maka kita akan memiliki pengenalan yang benar kepada Tuhan. Seharusnya pengajaran Alkitab lebih mendekatkan kita kepada Tuhan, bukan sebaliknya. Pengajaran Alkitab dapat kita peroleh melalui komsel atau belajar Alkitab praktis di gereja lokal.

3. Membangun Relasi dengan Tuhan

Yang tidak kalah pentingnya adalah kita bangun relasi dengan Tuhan melalui doa, saat teduh, dan ibadah doa di gereja. Kapan saja, di mana saja, datanglah kepada Tuhan melalui berseru dan berdoa kepada Tuhan.

4. Pegang Janji Tuhan

Kita harus selalu pegang janji Tuhan dan percaya bahwa Firman-Nya ya dan amin. Selain itu, jangan lupa perkatakan Firman Tuhan, sebab Firman Tuhan penuh kuasa untuk meneguhkan, menguatkan, membimbing, bahkan menolong hidup kita,

Jika kita memiliki iman yang benar maka kita akan dibimbing menjadi penyembah yang benar. Kitalah generasi penyembah yang menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. Sebab mana mungkin kita menjadi penyembah yang benar, namun tidak memiliki ideologi dan iman yang benar? Tetapi, ada hal ketiga yang penting lainnya, sebagaimana akan dijelaskan di bawah ini.

Baca selanjutnya: Klik NEXT di bawah ini, atau klik DI SINI untuk melanjutkan ke isi artikel berikutnya

One Comment

Tanggapan Anda:

error: