Hubungi Kami"... jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, ..." (Rm. 14:8)

Perkataan Bisa Menjadi Jerat bagi Kita

 

Fokus Hidup – “Sebagai orang percaya, kita seharusnya mengekang lidah atau perkataan kita. Mengapa kita perlu menjaga perkataan kita? Simak renungan berjudul Perkataan Bisa Menjadi Jerat bagi Kita ini.”

 

Bacaan Nats: 1 Petrus 3:9-12; Amsal 21:23
dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, 
hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. 
Sebab: (ayat 9)

"Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap 
yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. (ayat 10)

Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha 
mendapatkannya. (ayat 11)

Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta 
tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat. ayat 12)
(1 Petrus 3:9-12) 

Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran. 
(Amsal 21:23)

Renungan ini ditulis sebelum Pilkada DKI putaran pertama dan calon gubernur petahana Basuki Tjahaya Purnama atau disebut Ahok, telah menjalankan persidangan ke sembilan kali, atas tuduhan penistaan agama.

Gubernur Ahok dilaporkan, menjadi tersangka, dan sementara menjalani persidangan karena dituduh telah menista agama melalui perkataannya.

Baca juga: Hidup yang Berserah Kepada Tuhan

Banyak orang mengakui kinerja Ahok tetapi kerap membenci perkataannya karena dianggap tidak beretika atau kasar.

Akibat perkataan yang tidak terkontrol, akhirnya menjadi pintu masuk dalam upaya menghancurkan kariernya. Lawan politik dan para pembencinya berupaya menjatuhkannya. Dan melalui perkataan yang dianggap kasar dan ceplas-ceplos, akhirnya menjadi jerat.

Hal ini tentu menjadi pelajaran berharga buat beliau, agar semakin berhati-hati dalam berucap. Atau mungkin beliau perlu memiliki juru bicara dan pendamping spiritual iman, supaya akan lebih baik lagi dalam perkataan maupun melalui tindakan.

Mungkin saja ada yang menilai bahwa perkataannya tidaklah masalah, sebab apa artinya santun berkata tetapi toh, ternyata tidak jujur atau korupsi.

Di sisi lain, sebagai manusia biasa tentu memiliki kekurangan dan kelemahan. Namun sebagai publik figur dalam pemerintahan, perkataan juga harus dijaga sehingga menyejukkan dan meredam situasi politik yang memanas.

Sebab ada pihak-pihak yang sedang bermanuver mencari celah, hendak menyerang pemerintah, seperti halnya kasus makar beberapa waktu yang lalu.

Jangankan Gubernur Ahok yang adalah publik figur, kita pun sebagai orang percaya, seharusnya kita juga mengekang lidah kita agar tidak menjadi jerat yang berbalik menyerang dan kita pun tampil berintegritas.

“Dalam keluarga, pergaulan, pekerjaan, atau di mana saja kita berada seharusnya jangan kita berkata-kata kasar, berkata-kata kotor atau makian, menjatuhkan, bahkan menista atau menghina agama, sebab hal itu bisa menjadi bumerang bagi kita. Perkataan bisa menjadi jerat.”

Selain terjerat hukum pidana, bisa juga terjadi perkelahian, dan bisa sampai pada pembunuhan fisik, hanya karena perkataan yang kasar atau menyinggung perasaan orang lain. Penting sekali kita mengekang lidah kita.

Mengapa kita perlu menjaga perkataan? Sebab Alkitab berkata, “Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.” Bisa saja kesukaran atau persoalan yang kita hadapi disebabkan karena perkataan kita.

Di bagian lain juga disebutkan, “Kata-kata yang baik menambah semangat, kata-kata yang menyakitkan melemahkan hasrat.” (BIS, Ams 15:4).

Baca juga: Bangkit Melakukan Perubahan Nyata

Dari ayat-ayat ini, jelas menunjukkan bahwa perkataan bisa menjadi jerat bagi kita. Maka, perkataan yang keluar dari mulut kita seharusnya perkataan yang baik atau membangun, sehingga orang lain merasa diberkati dan semangat, bukan perkataan kebencian atau menyakitkan.

Jika perkataan kita selama ini kasar, negatif, dan menyakiti orang lain, mulailah hari ini perkatakan yang baik atau perkatakanlah Firman Tuhan.

DOA
Bapa sorgawi, ajarku untuk memperkatakan hal-hal yang baik dan membangun, bukan perkataan negatif maupun perkataan kotor. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

(Dilarang meng-copy dan publish ulang tulisan ini, tanpa seijin penulis)

 

Lihat juga:


Jika Anda merasa diberkati dengan artikel “Perkataan Bisa Menjadi Jerat bagi Kita” ini, bagikanlah ke sosmed (Facebook, Twitter, Gogle+, dll.) Anda. Jangan lupa, Like (Sukai) Fanspage Facebook Fokus Hidup yang ada di situs ini atau klik di sini untuk mendapatkan info-info terbaru dari fokushidup.com.

Mari bergabung juga dengan grup Facebook Fokus Hidup dengan cara klik di sini. Silahkan tinggalkan komentar Anda, bila ingin menanggapi, bertanya, ataupun memberikan saran dan kritik. <>

 

Tanggapan Anda:

error: