12 PRINSIP PERNIKAHAN KRISTEN BERDASARKAN ALKITAB
|7. Pernikahan Kristen adalah Menjaga Kekudusan melalui Menjauhi Perzinahan
Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. (Ibrani 13:4)
Siapa melakukan zinah tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri. (Amsal 6:32)
Prinsip pernikahan Kristen yang dijelaskan dalam bagian ini adalah menjaga kekudusan sebagai wujud menghargai pernikahan yang telah dipersatukan Tuhan.
Baca juga: 7 FAKTA TENTANG PEREMPUAN SUNEM DALAM PL
Perselingkuhan di zaman ini, dianggap biasa dan tidak masalah selama tidak pernah dipergoki. Begitu mudahnya mereka melakukan perzinahan dengan suami atau istri orang lain dan ada juga yang beranggapan selingkuh itu indah. Padahal bila ketahuan hubungan gelap tersebut, tentu akan ada banyak yang dikorbankan, terutama perasaan dan keluarga.
Perselingkuhan menurut Alkitab adalah tidak menghormati pernikahan itu sendiri yang telah dipersatukan Tuhan.
Praktek perzinahan ini, dalam PL konsekuensinya adalah hukum mati (Im. 20:10). Begitu juga dalam PB, tentu Tuhan benci akan perbuatan zinah ini. Dan apa yang kita tabur di dunia ini, termasuk hidup dalam perzinahan, kita akan menghadap pengadilan Kristus.
Dalam pernikahan Kristen, seharusnya menjaga kesetiaan pasangan dengan tidak berzinah. Yang dimaksud berzinah di sini, ialah melakukan hubungan badan dengan suami atau istri orang lain. Selama kedua sejoli terikat dalam pernikahan hingga maut memisahkan, selama itu kedua pasangan ini menjaga kekudusan dengan tidak berzinah.
Bahkan, perzinahan dalam PB, hanya memandang dengan mengingini seorang wanita saja, rupanya sudah kategori berzinah. Ini perkataan Tuhan Yesus bahwa “… Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya,” (Mat. 5: 28).
Hargailah, pernikahan dengan menjaga kekudusan, yakni jangan berzinah dan setialah kepada pasangan Anda.
8. Pernikahan Kristen adalah Jika Berpisah Tidak Boleh Menikah Lagi
Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.
Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan istrinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah. (Matius 5:27-32)
Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu.
Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain. (Roma 7:2-3)
Prinsip pernikahan Kristen yang dijelaskan dalam bagian ini adalah jika suami istri telah berpisah atau bercerai, maka tidak boleh menikah lagi dengan orang lain, sebab ia berzinah.
Perceraian bisa terjadi karena berzinah (Mat. 19:9) atau karena berbeda agama dan pasangan yang bukan Kristen menggugat cerai (1 Kor. 7:15). Namun yang hidup takut akan Tuhan itu, tidak boleh menikah lagi selama mantan suami atau istrinya itu masih hidup dan seharusnya hidup berdamai dengan mantannya itu (1 Kor. 7:11).
Namun, faktanya ada sebagian orang yang mengaku diri Kristen memilih menggugat cerai dan bercerai. Bercerai, menikah lagi, bahkan bergonta-ganti pasangan dianggap tidak salah dan mereka pun merasa dapat layak di hadapan Tuhan. Mereka beranggapan Tuhan juga akan mengampuni kesalahan mereka, sebab Ia maha pengampun.
Baca juga: Tekad Sang Ibu Mengajar Si Penemu
Dengan mudahnya mereka menginjak-injak pernikahan yang telah dipersatukan Tuhan dengan menikah dan bercerai sesuka hatinya.
Memang Tuhan maha pengampun, dan dosa merah bagai kirmizi menjadi putih seperti salju. Tetapi hal ini tentu berlaku bagi mereka yang berdosa atau jatuh ke dalam dosa, namun mau bertobat meninggalkan dosa yang lama dan berbalik kepada Kristus.
Orang yang pernah jatuh ke dalam dosa lantas meminta pengampunan Tuhan dan tidak lagi melakukan dosa yang sama, ia pasti akan dipulihkan Tuhan dan berkenan di hadapan Tuhan. Tetapi berbeda dengan prinsip pernikahan Kristen yang Alkitabiah. Yakni, mereka yang bercerai dan mantan suami atau istrinya itu masih hidup, bila mereka menikah lagi, maka Alkitab tegas berkata mereka berzinah.
Dan mereka ini, selama mantan suami atau istri masih hidup, maka selama itulah mereka “hidup di dalam dosa perzinahan.” Tuhan berkenan kepada mereka yang pernah berdosa termasuk berzinah, namun sudah bertobat dan tidak hidup di dalamnya. Tetapi, tentu tidak berkenan kepada mereka yang “terus hidup di dalam dosa” termasuk dosa perzinahan.
Oleh karena itu, apabila kita menghargai Tuhan dalam pernikahan kita, bila hubungan tidak bisa dipertahankan lagi atau terlanjur bercerai, selama mantannya itu masih hidup, janganlah menikah lagi. Sebab jika ia menikah lagi, maka selama itulah ia melakukan dosa perzinahan. Kecuali mantannya itu sudah meninggal dunia.
9. Pernikahan Kristen adalah Mendidik Anak dengan Benar
Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. (Efesus 6:4)
… haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. (Ulangan 6:7)
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. (Amsal 22:6)
Prinsip pernikahan Kristen yang dijelaskan dalam bagian ini adalah haruslah mendidik anak dengan benar sehingga ia menjadi pribadi yang berkenan di hadapan Tuhan.
Tugas dan tanggung jawab mendidik anak, itu ada dipundak orang tuanya. Haruslah mendidik anaknya (Ef. 6:4; Ams. 13:24), sehingga memiliki hati yang takut akan Tuhan. Bahkan, sang ayah tidak boleh menyakiti hati anaknya, supaya ia tidak tawar hati (Kol. 3:21).
Sudah seharusnya keluarga itu mendidik anak-anaknya sejak dini agar hidup takut akan Tuhan.
Bagaimana dengan keluarga yang tidak memiliki keturunan? Walau sebuah keluarga Kristen tidak memiliki keturunan, ia bisa juga mengadopsi seorang anak atau beberapa anak dan haruslah mendidiknya menjadi takut akan Tuhan, Dan sebagai orang percaya, kita perlu melahirkan anak-anak rohani, sehingga ada banyak generasi baru yang diselamatkan.
Baca juga: Kasih Kepada Anak dengan Seharusnya
Sayangnya, ada banyak orang yang tidak menyadari bahwa anak adalah titipan Tuhan yang harus dididik menjadi manusia Allah. Mirisnya, mereka menempatkan kebahagiaannya kepada anak bukan kepada Sang Pemberi anak, yakni Tuhan Allah yang hidup.
Bahkan, mereka lupa harus mengajarkan anak agar bermoral Kristus, malah mereka memanjakan anaknya, juga memberikan motivasi dan semangat untuk pencapaian kesuksesan yang fana, bukan mengajarkan nilai-nilai sorgawi yang membawanya kepada kehidupan kekal.
Mendidik anak-anak agar memiliki hati yang takut akan Tuhan adalah tugas kita sebagai keluarga Kristen. Didiklah mereka sejak dini!
Baca selanjutnya: Klik NEXT di bawah ini, atau klik DI SINI untuk melanjutkan ke isi artikel berikutnya.
Benar. Fokus hidup orang kristen orang percaya sejatinya menjadi serupa dengan Kristus. Lantas, bagaimana cara/sikap kita supaya serupa dengan kristen? Apalagi manusia tidak luput dari kata dosa.
Shalom, mengenai hal ini telah dibahas hampir di semua renungan dalam blog ini, dan ini kedua artikel yang juga membahas hal ini, yakni https://fokushidup.com/kristen-sejati-ialah-mati-sebelum-mati/ dan
https://fokushidup.com/menjadi-sempurna-bukan-sekadar-baik/. Namun, juga akan dibahas dalam forum tanya jawab. Terima kasih atas pertanyaannya. Tuhan Yesus memberkati