Hubungi Kami"... jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, ..." (Rm. 14:8)

Menjadi Sempurna; Bukan Sekadar Baik Saja, tetapi…

Menjadi Sempurna
Via Img: http://www.foxnews.com


Fokus Hidup
– “Kekristenan tidak hanya sebatas menjadi baik saja atau orang Kristen menjadi orang baik saja cukup, benarkah? Bagaimana menjadi sempurna itu? Simak renungan berjudul Menjadi Sempurna; Bukan Sekadar Menjadi Baik… ini.

 

Bacaan Nats: Matius 5:48; Roma 8:28-30
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.
(Mat 5:48)

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan 
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai 
dengan rencana Allah. (ayat 28) 

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula mereka juga ditentukan-Nya dari semula 
untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang 
sulung di antara banyak saudara. (ayat 29)

Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. 
Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang 
dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. (ayat 30)
(Roma 8:28-30)

 

Hakikat manusia diciptakan awal mula adalah segambar dengan Tuhan. Segambar di sini, juga berbicara tentang kekudusan, karakter, atau sifat.

Dengan kata lain, keberadaan manusia itu tidak bercacat cela atau sempurna di mata Tuhan dan menyukakan hatiNya. Namun dalam sekejap, oleh tipu daya Iblis, kemuliaan Tuhan di dalam diri manusia seperti dilucuti dan manusia tidak lagi “sempurna” di hadapan Tuhan.

Baca juga: Kisah Dan Baumann Mampu Mengampuni Musuh

Tentu peristiwa manusia jatuh ke dalam dosa ini, bukanlah peristiwa biasa. Ini adalah peristiwa besar dalam sejarah Tuhan. Dan peristiwa besar ini sama takarannya dengan peristiwa pengorbanan Kristus di atas kayu salib.

Kegagalan manusia sebagai makhluk sempurna akibat dosa begitu membuat Bapa berduka, sebab makhluk yang disayangi, spesial, dan berharga di mata-Nya ini, harus terpisah dengan-Nya. Begitu juga sewaktu Tuhan Yesus disalibkan. Bapa begitu sangat berduka.

Namun Bapa di Sorga, harus rela mengorbankan anak-Nya yang tunggal dan Yesus harus taat sampai mati, agar manusia kembali “sempurna” atau layak di hadapan-Nya. Manusia tidak layak di kasihi, kini beroleh anugerah penebusan-Nya.

Perbedaan dari kedua peristiwa besar ini adalah manusia telah hilang “kemuliaan” Tuhan di Taman Eden dan manusia kembali memperoleh “kemuliaan” yang dijanjikan di Sorga nanti.

Dengan kata lain, manusia yang sempurna telah berdosa, tetapi dengan pengorbanan Kristus, manusia yang berdosa kembali menjadi sempurna karena darah-Nya yang telah tercurah.

Tentu “sempurna” yang dimaksud di sini adalah manusia mendapat anugerah Tuhan dan proses hidup yang berlangsung seumur hidup membawa seseorang menjadi “sempurna” atau serupa dengan Kristus dan menyukakan hati Bapa.

Baca juga: Mimpi Sang Legenda Football Rudy Ruettiger

Proses ini berlangsung melalui berbagai peristiwa yang dialami manusia, termasuk duka, kesedihan, persoalan, kebahagiaan, atau segala hal yang dialami seseorang sebagai “pembentukan” iman sehingga hidup kita semakin berkenan bagi-Nya.

Tabiat manusia setelah jatuh ke dalam dosa, tidak lagi sempurna, namun memiliki moral baik, juga tabiat jahat.

Artinya manusia bisa berbuat jahat tanpa Iblis, karena dosa cenderung melakukan yang jahat di mata Tuhan. Begitu juga sebaliknya, manusia bisa berbuat baik tanpa Tuhan. Buktinya banyak ajaran agama yang mengajarkan berbuat baik. Dan kualitas perbuatan baik mereka nyatanya lebih ekstrem dibanding kehidupan seorang Kristen pada umumnya. Jarang kita temukan perbuatan orang Kristen yang super baik.

Akan tetapi, Alkitab tidak hanya mengajarkan tentang perbuatan, moral, atau berkarakter baik saja, namun lebih dari itu, yakni menjadi sempurna oleh anugerah pengorbanan salib-Nya.

Inilah panggilan kita sebagai orang percaya. Kita dipanggil untuk mencapai level sempurna, yaitu hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Karena itu, marilah kita tidak sekadar memiliki tabiat atau menjadi baik saja, tetapi menjadi serupa dengan Kristus.

Marilah kita mengejar perkara rohani saja dengan memperkarakan perkataan lidah, pikiran, dan perbuatan, apakah selalu berkenan kepada Bapa atau tidak,

Sakit yang harus disembuhkan di dalam diri kita, seharusnya adalah penyakit rohani. Karena itu fokuslah kepada hidup menjadi sempurna atau serupa dengan Kristus.

 

DOA
Bapa, aku rindu hidup semakin berkenan di hadapanMu. Mampukan aku ya Tuhan agar hidupku selalu menyenangkan hatiMu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

Menjadi Sempurna

(Dilarang meng-copy dan publish ulang tulisan ini, tanpa seijin penulis)

Lihat juga:

 


Jika Anda merasa diberkati dengan artikel “Menjadi Sempurna; Bukan Sekadar Baik Saja, tetapi…” ini, bagikanlah ke sosmed (Facebook, Twitter, Gogle+, dll.) Anda. Jangan lupa, Like (Sukai) Fanspage Facebook Fokus Hidup yang ada di situs ini atau klik di sini untuk mendapatkan info-info terbaru dari fokushidup.com.

Mari bergabung juga dengan grup Facebook Fokus Hidup dengan cara klik di sini. Silahkan tinggalkan komentar Anda, bila ingin menanggapi, bertanya, ataupun memberikan saran dan kritik.

 

Tanggapan Anda:

error: