39 Kitab Perjanjian Lama Dan Penjelasan Singkat (Bag. 1)
|Fokus Hidup – Artikel ini membahas sebagian Kitab Perjanjian Lama dalam Alkitab. Apa sajakah Kitab PL dan seperti apa latar belakangnya? Siapa sajakah penulisnya? Simak dengan seksama artikel berjudul 37 KITAB PERJANJIAN LAMA DENGAN PENJELASAN SINGKAT (Bag. 1) ini.
Kitab Perjanjian Lama terdiri dari 37 Kitab yang ditulis oleh orang yang berbeda dan di zaman yang berbeda. Namun ada juga yang di zaman yang sama, juga ada beberapa penulis menulis beberapa tulisan.
Perjanjian Lama adalah penting dipelajari karena dengan kita memahaminya, maka kita akan mudah mengerti Perjanjian Baru mengenai Kristus, Kerajaan Allah, dan cara hidup atau kehidupan orang-orang yang berkenan di hadapan-Nya.
Baca juga: Paradigma Alkitabiah; Awal dari Pembaharuan Iman
Meski ada perbedaan yang jelas antar PL dan PB, namun kedua-duanya adalah saling berketerkaitan dan merupakan pesan yang utuh dari Tuhan untuk gereja-Nya, dalam mengenal kebenaran Alkitab yang komprehensif, benar, dan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Teruslah mempelajari Alkitab secara serius dan tekun, baik PL dan PB, dan artikel ini disajikan sebagai pengenalan awal dalam kita mempelajari kitab-kitab Perjanjian Lama.
Artikel ini merupakan bagian pertama yang membahas hanya sebagian (18 kitab PL), dari 37 Kitab Perjanjian Lama dalam Alkitab dengan penjelasan singkat. Pada bagian kedua akan dibahas kitab-kitab PL selanjutnya (19 Kitab PL lainnya).
Seperti apakah pembahasan dan penjelasan singkat kitab-kitab dalam Perjanjian Lama? Berikut ini penjelasannya!
1. Kitab Kejadian, Kitab Perjanjian Lama dalam Alkitab
Kitab Perjanjian Lama dalam Alkitab yang pertama ialah Kitab Kejadian. Kitab ini selain kitab pertama dalam susunan Alkitab PL, juga merupakan tulisan awal atau kitab pertama dalam sejarah dunia dan sebagai pendahuluan dari seluruh Alkitab.
Judul kitab ini di dalam bahasa Ibrani ialah בְּרֵאשִׁית – Beresyit (pada mulanya), dalam Alkitab Septuaginta (terjemahan Yunani), yakni Γενεσις – Genesis, dalam bahasa Inggris juga diterjemahkan Genesis, yang artinya ialah “asal mula, sumber, penciptaan atau awal dari sesuatu.” Jadi, Kitab Kejadian merupakan “Kitab Permulaan.”
Baca juga: Konsistensi Allah dalam Alkitab, Sungguh Menajubkan
Penulisnya tidak disebutkan dalam kitab ini dan kira-kira ditulis sekitar tahun 1445 – 1405 SM. Namun para penulis Yahudi kuno dan bapa-bapa gereja menyatakan bahwa Musa adalah penulis Kitab Kejadian. Sebab seluruh sejarah dalam Kejadian terjadi sebelum kehidupan Musa.
Peranan Musa dalam Kitab Kejadian adalah menulis dan menyusun di bawah pengilhaman Roh Kudus. Semua catatan lisan dan tulisan yang ada sejak Adam hingga wafatnya Yusuf menjadi isi dari Kitab Kejadian. Musa dipersiapkan secara luar biasa melalui pendidikan (Kis. 7:22) dan oleh Allah untuk menulis kitab pertama yang unik dalam Alkitab.
Kesaksian lain dalam Alkitab menunjukkan bahwa Musa merupakan penulis seluruh Pentateukh (lima kitab PL pertama), termasuk Kitab Kejadian ini, yakni terdapat dalam 1 Raja-Raja 2:3; 2 Raja-Raja 14:6; Ezra 6:18; Nehemia 13:1; Daniel 9:11-13; Maleakhi 4:4; Markus 12:26; Lukas 16:29,31; Yohanes 7:19-23; Kisah Para Rasul 26:22; 1 Korintus 9:9; 2 Korintus 3:15).
Isi kitab ini dapat dibagi ke dalam dua bagian yang penting, yakni Pasal 1-11 mengenai penciptaan alam semesta dan asal-usul umat manusia dan Pasal 12-50 mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Israel.
Nenek moyang pertama ialah Abraham. Ia terkenal karena iman dan ketaatannya kepada Allah. Lalu mengenai sejarah Ishak anak Abraham dan Yakub (Israel) anak Ishak. Kemudian sejarah kedua belas anak laki-laki Yakub. Merekalah yang menjadi pendiri kedua belas suku Israel.
Juga mengenai salah seorang anak Yakub yang bernama Yusuf dengan peristiwa-peristiwa yang pada akhirnya, menyebabkan Yakub bersama anak-anaknya dan keluarga mereka masing-masing pindah ke Mesir.
Meskipun Kitab Kejadian mengisahkan tentang orang-orang di zaman awal, namun yang mendapat tekanan khusus ialah kisah tentang perbuatan-perbuatan Allah. Yang memegang peranan utama di seluruh kitab ini adalah Allah yang menghakimi dan menghukum barangsiapa yang berbuat salah.
Kitab ini dimulai dengan penegasan bahwa Allah telah menciptakan alam semesta, dan diakhiri dengan janji bahwa Allah akan tetap memperhatikan umat-Nya. Dia pula yang membimbing dan menolong umat-Nya serta membentuk sejarah mereka. Sejarah dalam Kitab Kejadian, masih diperkuat oleh berbagai penemuan purbakala pada zaman modern.
2. Kitab Keluaran, Kitab Perjanjian Lama dalam Alkitab
Kitab Perjanjian Lama dalam Alkitab yang kedua adalah Kitab Keluaran. Kitab ini melanjutkan kisah dalam Kitab Kejadian, mengenai keluarnya bangsa Israel dari tanah perbudakan, tanah Mesir. Penulisnya ialah Musa dan kira-kira ditulis pada tahun 1445-1405 SM.
Judul kitab ini dalam bahasa Ibrani ialah שְׁמוֹת –Syemot (Nama-Nama), dalam bahasa Yunani ialah Εξοδος – Exodos, dalam bahasa Inggris, yakni Exodus, yang artinya “keluaran” atau “keberangkatan.” Kata ini menunjuk kepada pembebasan bangsa Israel secara luar biasa dari perhambaan di Mesir oleh Allah dan keberangkatan mereka dari negeri itu sebagai umat Allah.
Keluaran ditulis untuk memberikan laporan tentang tindakan-tindakan Allah yang bersejarah dan bersifat menebus sehingga Israel dibebaskan dari Mesir, ditetapkan sebagai bangsa pilihan-Nya, dan diberi penyataan tertulis mengenai perjanjian-Nya dengan mereka.
Baca juga: Keberadaan Allah yang Tidak Terbatas
Kitab ini juga ditulis sebagai mata rantai yang teramat penting dalam keseluruhan penyataan diri Allah yang bertahap-tahap, yang mencapai puncaknya di dalam diri Yesus Kristus dan dalam PB.
Nama Keluaran diambil dari peristiwa pokok yang diceritakan dalam kitab ini, yaitu keluarnya bangsa Israel dari Mesir, tempat mereka diperbudak. Dalam kitab ini, ada tiga bagian yang penting:
- Pembebasan orang Ibrani dari perbudakan dan perjalanan mereka ke Gunung Sinai.
- Perjanjian Allah dengan umat-Nya di Sinai. Kepada bangsa Israel diberikan hukum-hukum moral, sipil dan keagamaan untuk pedoman hidup.
- Pembuatan tempat beribadat dengan segala peralatannya untuk bangsa Israel; peraturan-peraturan untuk para imam dan cara beribadat kepada Allah.
Kitab Keluaran ini terutama mengisahkan apa yang dilakukan Allah pada waktu Ia membebaskan umat- Nya yang diperbudak, lalu membina mereka menjadi suatu bangsa yang mempunyai harapan bagi masa depan.
Tokoh utama dalam kitab ini adalah Musa, orang yang dipilih Allah untuk memimpin umat-Nya keluar dari Mesir. Bagian yang paling terkenal dari buku ini ialah daftar Sepuluh Perintah dalam Keluaran 20.
3. Kitab Imamat, Kitab Perjanjian Lama dalam Alkitab
Kitab Perjanjian Lama dalam Alkitab yang ketiga adalah Kitab Imamat. Kitab ini berhubungan erat dengan Kitab Keluaran dan merupakan kitab Musa yang ketiga. Lebih dari lima puluh kali disebutkan bahwa isi kitab ini adalah firman dan penyataan Allah yang langsung diberikan kepada Musa untuk bangsa Israel, yang kemudian disimpan oleh Musa dalam bentuk tertulis.
Judul “Imamat” diambil bukan dari Alkitab bahasa Ibrani, tetapi dari terjemahan Yunani (Λευιτικον – Leuitikon) dan Latin. Dalam bahasa Ibrani וַיִּקְרָא – Vayiqra (dan Dia memanggil), dan dalam bahasa Inggris diterjemahkan Leviticus.
Baca juga: Kedaulatan Allah Menguasai Segala-galanya
Meski Judul kitab ini Imamat, namun tidak hanya membahas mengenai imam-imam Lewi; Melainkan sebagian besar kitab ini berkenaan dengan seluruh bangsa Israel. Kitab Imamat nin berisi pengarahan yang diberikan Allah kepada Musa selama dua bulan di antara selesainya pembangunan Kemah Suci (Kel. 40:17) dan keberangkatan Israel dari Gunung Sinai (Bil. 10:11).
Selain itu, Kitab Imamat berisi peraturan-peraturan untuk ibadat dan upacara-upacara agama bangsa Israel di zaman dahulu. Juga untuk para imam yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya.
Yang menjadi pokok dalam kitab ini ialah kesucian atau kekudusan Allah, dan bagaimana manusia harus hidup dan beribadat supaya tetap mempunyai hubungan baik dengan Tuhan, Allah Israel.
Tuhan Yesus pernah mengutip sebuah bagian dalam kitab Imamat dan menghubungkannya dengan Musa (Mrk. 1:44). Rasul Paulus juga menyinggung kepada suatu bagian dalam kitab ini dengan mengatakan, “Sebab Musa menulis … “ (Rm. 10:5). Kitab ini ditulis tahun 1445-1405 SM.
Kutipan yang paling terkenal dari Kitab ini ialah yang oleh Yesus disebut perintah utama yang kedua, “Cintailah sesamamu seperti kamu mencintai dirimu sendiri” (19:18).
Baca selanjutnya: Klik DI SINI atau klik NEXT di bawah ini untuk melanjutkan ke isi artikel berikutnya.